Fungsi Cairan Tubuh Pergerakan dan Keseimbangan Cairan Tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Cairan Tubuh

Cairan tubuh bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler, termasuk plasma darah dan cairan transeluler Anonim, 2010. Konsumsi cairan yang ideal untuk memenuhi kebutuhan harian bagi tubuh manusia adalah 1 ml air untuk setiap 1 kkal konsumsi energi tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan estimasi total jumlah air yang keluar dari dalam tubuh. Secara rata-rata tubuh orang dewasa akan kehilangan 2.5 L cairan per harinya. Sekitar 1.5 L cairan tubuh keluar melalui urin, 500 ml melalui keluarnya keringat, 400 ml keluar dalam bentuk uap air melalui proses respirasi pernafasan dan 100 ml keluar bersama dengan feces tinja. Sehingga berdasarkan estimasi ini, konsumsi antara 8-10 gelas 1 gelas = 240 ml biasanya dijadikan sebagai pedoman dalam pemenuhan kebutuhan cairan 1 gelas per harinya Irawan, 2007.

2.1.1. Fungsi Cairan Tubuh

Dalam proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, air mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai pembawa oksigen O 2 ke dalam sel-sel tubuh. Selain itu, air di dalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk 6 Universitas Sumatera Utara samping hasil metabolisme seperti karbon dioksida CO 2 dan juga senyawa nitrat Irawan, 2007. Selain berperan dalam proses metabolisme, air yang terdapat di dalam tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai pelembab jaringan- jaringan tubuh seperti mata, mulut, dan hidung, pelumas dalam cairan sendi tubuh, katalisator reaksi biologik sel, pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut. Selain itu agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal, air di dalam tubuh juga akan berfungsi sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada kondisi ideal yaitu ± 37°C Irawan, 2007.

2.1.2. Komposisi Cairan Tubuh

Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut zat terlarut.

1. Air

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H 2 O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa 1 bar and temperatur 273.15 K 0°C. Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik Anonim, 2010. Air H 2 0 merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia. Sekitar 60 dari total berat badan orang dewasa terdiri dari air. Universitas Sumatera Utara Namun bergantung kepada kandungan lemak dan otot yang terdapat di dalam tubuh, nilai persentase ini dapat bervariasi antara 50-70 dari total berat badan orang dewasa. Oleh karena itu maka tubuh yang terlatih dan terbiasa berolahraga seperti tubuh seorang atlet biasanya akan mengandung lebih banyak air jika dibandingkan tubuh non atlet Irawan, 2007. Menurut Horne 2001 faktor-faktor yang mempengaruhi air dalam tubuh meliputi: a. Sel-sel lemak: Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh. b. Usia: Sesuai aturan, cairan tubuh menurun dengan peningkatan usia. c. Jenis kelamin: Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proposional, karena lebih banyak mengandung lemak tubuh. Tabel 2.1. Perubahan pada air dalam tubuh sesuai usia Usia Kilogram Berat Badan Bayi prematur 80 3 bulan 70 6 bulan 60 1-2 tahun 59 11-16 tahun 58 Dewasa 58-60 Dewasa gemuk 40-50 Dewasa kurus 70-75 Sumber: Horne, 2001. Untuk mempertahankan status hidrasi, setiap orang dalam sehari rata-rata memerlukan 2.5 L air. Jumlah tersebut setara dengan cairan yang dikeluarkan tubuh baik berupa keringat, uap air, maupun cairan yang keluar bersama tinja Irianto, 2007. Universitas Sumatera Utara Pemasukan air dalam tubuh terdiri dari air minum dan air yang terkandung dalam makanan. Air metabolisme diproduksi oleh proses oksidasi dari karbohidrat, protein, dan lemak. Eastwood, 2003 ; Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007. Menurut Eastwood 2003 1 gram karbohidrat, protein, dan lemak masing-masing memproduksi 0.60 gram, 0.41 gram, dan 1.07 gram air. Air yang diminum atau air dalam makanan diserap di usus, masuk ke pembuluh darah, beredar ke seluruh tubuh. Di kapiler air difiltrasi ke ruang interstisium, selanjutnya masuk ke dalam sel secara difusi, dan sebaliknya, dari dalam sel keluar kembali. Dari darah difiltrasi di ginjal dan sebagian kecil dibuang sebagai urin, ke saluran cerna dikeluarkan sebagai liur pencernaan umumnya diserap kembali, ke kulit dan saluran nafas keluar sebagai keringat dan uap air Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007. Keringat dihasilkan kelenjar keringat yang tersebar di sebagian besar kulit. Bila suhu tubuh meningkat, secara refleks terjadi sekresi keringat. Komposisi air keringat mirip dengan cairan ekstraseluler tetapi kadar garamnya lebih rendah hipotonis. Keringat lebih berperan sebagai pengatur suhu tubuh, bukan sebagai pengatur cairan tubuh Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Jumlah pengeluaran cairan tubuh mL Kehilangan cairan tubuh melalui : Jumlah Pengeluaran Cairan Tubuh mL Pada suhu normal Pada suhu panas Saat bekerja berat Insensibel kulit 350 350 350 Saluran napas 350 250 650 Urin 1400 1200 500 Keringat 100 1400 5000 Feses 100 100 100 Total 2300 3300 6600 Sumber: Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007. Kebutuhan air sangat dipengaruhi aktivitas fisik, suhu lingkungan serta suhu tubuh Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007; Eastwood, 2003. Bila udara panas, keringat lebih banyak dihasilkan. Saat berolahraga atau kerja berat, dimana suhu tubuh meningkat, dihasilkan pula keringat yang lebih banyak. Air berasal dari minuman, makanan dan hasil metabolisme karbohidrat, protein dan lemak Unit Pendidikan Kedokteran- Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007. Namun menurut Eastwood 2003 selain dipengaruhi oleh suhu udara, kebutuhan air dapat pula dipengaruhi oleh aktivitas, diet, dan kesehatan.

2. Solut terlarut

Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut zat terlarut yaitu elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit adalah substansi yang menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasannya untuk saling berikatan satu sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion Horne, 2001. Universitas Sumatera Utara Kation adalah ion-ion yang membentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraseluler utama adalah natrium Na + , sedangkan kation intraseluler utama adalah kalium K + . Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam Horne, 2001. Sedangkan anion adalah ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraseluler utama adalah klorida Cl - , sedangkan anion intraselulernya utama adalah ion fosfat PO 4 3- Horne, 2001. Selain elektrolit, cairan tubuh juga mengandung non-elektrolit. Non- elektrolit merupakan substansi seperti glukosa dan urea yang tidak berdisoaiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat mg100ml atau mgdl. Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin Horne, 2001.

2.1.3. Pergerakan dan Keseimbangan Cairan Tubuh

Pergerakan cairan tubuh mencakup penyerapan air di usus, masuk ke pembuluh darah, dan beredar ke seluruh tubuh. Pada pembuluh kapiler, air mengalami filtrasi ke ruang interstisium, selanjutnya masuk dalam sel melalui proses difusi, sebaliknya air dalam sel keluar ke ruang interstisium dan masuk ke pembuluh darah Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007. Cairan tubuh berpindah antara kedua kompartemen untuk mempertahankan keseimbangan nilai cairan. Pergerakan cairan tubuh ditentukan oleh beberapa proses transpor yaitu difusi, transpor aktif, filtrasi, dan osmosis Horne, 2001. Difusi adalah proses pergerakan partikel dalam dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan Horne, 2001. Universitas Sumatera Utara Transport Aktif adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi. Banyak zat terlarut penting ditransport secara aktif melewati membran sel meliputi natrium, kalium, hidrogen, glukosa dan asam amino. Horne, 2001. Filtrasi adalah merembesnya suatu cairan melalui selaput permeable. Arah perembesan adalah dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi ke daerah dengan tekanan yang lebih rendah Horne, 2001. Osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeable dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Osmosis dapat terjadi melewati semua membran bila konsentrasi zat terlarut pada kedua area berubah Horne, 2001.

2.2. Elektrolit

Cairan tubuh selain mengandung air juga mengandung bahan lain yang diperlukan oleh tubuh seperti elektrolit. Elektrolit dalam cairan tubuh terdiri dari kation dan anion. Kation utama dalam cairan tubuh adalah natrium Na + dan kalium K + , sedangkan anion utama adalah klorida Cl - Primana, 2009. 1 Natrium Di dalam produk pangan atau di dalam tubuh, natrium biasanya berada dalam bentuk garam seperti natrium klorida NaCl. Di dalam molekul ini, natrium berada dalam bentuk ion sebagai Na + . Diperkirakan hampir 100 gram dari ion natrium Na + terkandung di dalam tubuh manusia. Garam natrium merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh dengan minimum kebutuhan untuk orang dewasa berkisar antara 1.3-1.6 grhari ekivalen dengan 3.3-4.0 gr NaClhari. Setiap Universitas Sumatera Utara