BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di panti rehabilitasi narkoba Sibolangit Centre. Panti ini khusus menangani orang-orang yang mengalami ketergantungan
terhadap narkoba. Panti ini juga merupakan panti rehabilitasi narkoba terbesar di Sumatera Utara yang berada dibawah naungan Gerakan Anti Narkoba Indonesia
GAN Indonesia dan bertempat di Jl. Medan Berastagi Km.45 desa Suka Makmur Kecamatan Sibolangit, Deli Serdang. Letaknya tepat berada di depan
jalan besar menuju Berastagi dan di depan panti ini terdapat sebuah mesjid yang juga merupakan bagian dari panti, dan hal ini membuat panti mudah ditemukan
dan dilihat oleh masyarakat.
B. Sejarah Berdirinya Panti Rehabilitasi Sibolangit Centre
Untuk mengetahui sejarah berdirinya panti rehabilitasi Sibolangit Centre, maka kita harus memulai dengan memahami munculnya GAN Indonesia
Gerakan Anti Narkoba dan PIMANSU Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara karena orang-orang yang mendirikan panti rehabilitasi
Sibolangit Centre adalah orang-orang yang juga mendirikan GAN Indonesia dan PIMANSU. Dalam masalah nakoba dapat dilihat bahwa GAN Indonesia sebagai
usaha dalam penegakan hukumnya, PIMANSU sebagai usaha pencegahan terhadap orang-orang yang belum menjadi korban, dan Sibolangit Centre sebagai
usaha penanggulangan korban narkoba.
Universitas Sumatera Utara
1. GAN Gerakan Anti Narkoba Indonesia
GAN Gerakan Anti Narkoba Indonesia berdiri di Indonesia pada bulan Februari tahun 2000 dan bertempat di jalan Airlangga, Medan. GAN Indonesia
mempunyai struktur organisasi secara nasional. Berdirinya GAN Indonesia ini mempunyai suatu badan hukum sendiri yang diakui pemerintah dan didalam
pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan tugas dan fungsinya berkoordinasi dengan aparat hukum serta pemerintah.
GAN Indonesia merupakan suatu aksi kepedulian oleh orang-orang yang merasa turut bertanggungjawab akan usaha peningkatan kualitas manusia
Indonesia ysng sehat, berintelektual dan berwawasan kebangsaan sesuai dengan tujuan nasional yang adil dan makmur baik secara materi maupun mental.
GAN Indonesia berpendapat bahwa: 1.
Sistem peradilan pidana Criminal Justice System yang dijalankan selama ini dari tingkat penyidikan sampai pengadilan dalam kasus narkoba lebih
banyak memproses korban narkoba victim centered sebagai pelaku kejahatan daripada upaya memproses pelaku kejahatan yang sebenarnya
offender centered. 2.
Korban narkoba merupakan sumber informasi potensial untuk memprjelas dan melengkapi data-data tentang modes operandi serta bagaimana seluk
beluk kejahatan narkoba di masyarakat. Hal ini dilakukan dengan cara pendekatan dan survey kepada korban.
3. Korban narkoba di Indonesia tidak bisa digolongkan semata-mata sebagai
korban kejahatan konvensional street crime melainkan korban kejahatan
Universitas Sumatera Utara
teroganisir corporate crime dan korban akibat penyalahgunaan kekuasaan public abuse of public power.
4. Adanya kesalahan perasepsi yang harus diluruskan di kalangan masyarakat
khususnya keluarga korban. Mereka beranggapan bahwa korban narkoba merupakan aib keluarga yang harus ditutup-tutupi. Bahkan opini utama
yang berkembang adalah korban narkoba merupakan produk keluarga yang broken home atau kurang mendapat perhatian dari orang tua serta
keluarga yang tidak ada pendidikan agama. 5.
Di masyarakat label korban narkoba kerap dipersepsikan hanya berasal dari keluarga menengah ke atas. Padahal korban narkoba sudah
menjangkiti seluruh lapisan masyarakat dari bawah sampai ke atas. Perbedaannya hanya pada bahan atau jenis narkoba yang digunakan.
6. Terdapat kesalahan persepsi di masyarakat dengan menganggap bahwa
korban narkoba dianggap ada setelah korban menjadi gila atau meninggal. Padahal sebenarnya korban narkoba telah muncul sejak seseorang mulai
mencoba menyalahgunakan narkoba. Landasan berdirinya GAN Indonesia adalah untuk merespon dan
berpartisipasi terhadap diundangkannya Undang-Undang No.22 tahun 1997 tentang narkotika, Undang-Undang No.5 tahun 1997 tentang psikotropika,
Keppres No.116 tahun 1999 tentang pembentukan Badan Koordinasi Narkotika Nasional yang kemudian diganti dengan Keppres No.17 tahun 2002 tentang
Badan Narkotika Nasional, dan Inpres No.3 tahun 2002 tentang penanggulanagn penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat
adiktif lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Visi dan misi GAN Indonesia adalah: Visi :Terbebasnya masyarakat Indonesia dari penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba. Untuk mencapai visi tersebut, maka GAN Indonesia melakukan misi
sebagai berikut : 1.
Menggerakkan kepedulian dan partisipasi seluruh elemen masyarakat untuk terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
mengikis bencana yang menimpa bangsa ini disebabkan oleh penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
2. Membangun opini dan tindakan yang tepat dalam penanganan pencegahan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. 3.
Melakukan upaya-upaya yang bertujuan mencegah meluasnya peredaran gelap narkoba dan jatuhnya korban-korban baru.
4. Menggali potensi informasi dari korban penyalahgunaan narkoba dan
keluarganya tentang modus operandi dan seluk beluk penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
5. Memberikan perlindungan dan penyelamatan terhadap korban
penyalahgunaan narkoba. 6.
Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga baik pemerintah maupun swasta dalam memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Untuk merealisasikan visi dan misinya GAN Indonesia mempunyai tujuan: 1.
Berusaha keras membebaskan anak bangsa dari bencana penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Universitas Sumatera Utara
2. Memunculkan kepedulian dan kesadaran seluruh elemen masyarakat untuk
ikut berpartisipasi memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
3. Mengkampanyekan eliminasi opini menyurutkan pendapat yang sifatnya
menyudutkan korban penyalahgunaan narkoba dan keluarganya semata, dan menyerukan tindakan terhadap pelaku sebenarnya.
4. Berusaha melakukan kontrol terhadap penegakan hukum khususnya
bidang peredaran gelap narkoba yang dilakukan oleh Bandar-bandar gelap narkoba sengaja atau tidak sengaja untuk menghancurkan masa depan
bangsa. Dewan pendiri GAN Indonesia adalah:
1. H. M. Kamaluddin Lubis, S. H
2. Zainal Abdin S. H
3. Drs. Zulkarnain Nasution, M.A
4. M. Baron Bahri Lubis
5. Frans Sofian
Sumber: kantor PIMANSU, 2007
Setelah berdiri GAN Indonesia, maka dipikirkan kembali bahwa berkaitan
dengan kasus narkoba, tidak cukup hanya dengan penegakan hukum yang dilakukan dalam GAN Indonesia, tetapi perlu memberikan informasi – informasi
tentang narkoba baik itu jenisnya, bentuknya, dampaknya, atau gejala seorang pemakai atau pecandu narkoba, peredarannya, dan sebagainya kepada
masyarakat umum, untuk mencegah semakin banyak orang yang akan terkena
Universitas Sumatera Utara
narkoba maka dibentuklah PIMANSU Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara.
2. PIMANSU Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumateta Utara
PIMANSU didirikan sebagai bentuk kerjasama pemerintahan propinsi Sumatera Utara dengan GAN Indonesia dalam menangani kasus narkoba.
PIMANSU diresmikan oleh gubernur Sumatera Utara bapak T. Rizal Nurdin pada tanggal 26 Mei 2000. Berdirinya PIMANSU dilatari oleh suatu pemikiran bahwa
narkoba semakin hari menunjukkan peningkatan peredaran penyalahgunaannya. Fakta lain bahwa masyarakat masih belum memiliki informasi dan pengetahuan
yang memadai tentang masalah tersebut. Visi PIMANSU adalah : terwujudnya kesadaran masyarakat untuk tidak
menyalahgunakan dan mengedarkan narkoba secara gelap dan PIMANSU menjadi pusat informasi, laboratorium penelitian, lembaga pendidikan dan
penerbitan dan pusat data khususnya bidang permasalahan narkoba yang dapat diakses seluruh masyarakat.
Misi PIMANSU untuk mencapai visi di atas adalah : 1.
Membangun dan menyediakan format data base tentang permsalahan narkoba.
2. Menyediakan konsultasi tentang upaya-upaya penanggulangan
penyalahgunaan narkoba secara pre-emtif, preventif, dan rehabilitasi. 3.
Melaksanakan kegiatan-kegiatan pencegahan baik yang berbasis sekolah, masyarakat, media, dan tempat lain.
Universitas Sumatera Utara
4. Melakukan kontrol dan pengawasan terhadap proses peradilan kriminal
narkoba. 5.
Membangun jaringan dengan lembaga-lembaga yang bergerak dibidang penanggulangan permasalahan narkoba baik di tingkat lokal, nasional, dan
internasional. 6.
Membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah dan swasta baik di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Sumber: kantor PIMANSU, 2007
3. Panti Rehabilitasi Sibolangit Centre
Setelah didirikannya PIMANSU, maka dipikirkan kembali bahwa dibutuhkan tempat rehabilitasi untuk orang-orang yang telah menjadi korban
narkoba. Berdirinya panti rehabilitasi SC berawal dari sebuah kisah kehidupan yang
dialami sebuah keluarga yaitu keluarga bapak Kamaluddin Lubis, S.H.. Keluarga
yang kaya, semua yang dibutuhkan tercukupi, bahkan anak-anak yang terawat dan
sekolah dengan baik. Namun diluar dugaan orang tuanya bahwa satu-satunya anak laki-laki mereka mengalami ketergantungan terhadap narkoba. Seorang
anak dalam keluarga tersebut - seorang pria yang masih muda - memakai narkoba dalam usianya yang masih muda dalam kehidupannya selama beberapa tahun
sampai akhirnya ia pun mengalami ketergantungan yang sangat besar terhadap obat-obatan berbahaya tersebut kecanduan terhadap narkoba. Dampak yang
terjadi padanya akibat pemakaian narkoba tersebut adalah penyakit yang sangat berbahaya yaitu terdapatnya virus yang mengerikan di otaknya. Banyak usaha
Universitas Sumatera Utara
dan pengobatan yang diberikan kepadanya termasuk mengirimnya ke panti rehabilitasi narkoba di beberapa tempat, tetapi ternyata ia tidak bisa disembuhkan
karena penyakit yang dideritanya sudah sangat parah. Tidak lama kemudian pria muda ini meninggal dunia karena penyakit yang
disebabkan oleh narkoba. Sebelum ia meninggal dunia, ia berpesan kepada orang tuanya dan meminta mereka untuk memberikan perhatian dan kepedulian serta
menolong orang lain yang juga mengalami masalah yang sama dengan dirinya yaitu orang-orang yang mengalami ketergantungan dengan narkoba agar tidak
banyak korban yang jatuh bahkan sampai meninggal dunia. Pemuda ini sadar betapa beratnya masalah yang ia hadapi dan juga menegrti bahwa orang yang
mengalami masalah seperti dia harus ditolong dan bukan dijauhi atau dibenci. Kalau ia tidak sempat tertolong bahkan oleh orang tuanya sekalipun, dia berharap
agar keluarganya menolong orang lain agar sebisa mungkin tidak sampai separah penyakitnya melainkan bisa pulih dan bebas dari obat-obatan berbahaya tersebut.
Setelah pria muda itu meninggal dunia, maka orang tuanya melaksanakan pesan terakhir anaknya. Mereka mendirikan panti rehabilitasi Sibolangit Centre
pada tahun 2001 sebagai tempat rehabilitasi untuk menanggulangi orang – orang yang sudah mengalami ketergantungankecanduan narkoba dan sebagai bukti
kepedulian terhadap setiap orang yang membutuhkan pertolongan dalam penanganan kasus narkoba yang mengalami ketergantungan. Pada awal
didirikan, panti ini hanya memiliki 10 kamar dengan fasilitas yang sangat terbatas dan bertempat di belakang mesjid Al-Kamal di Jl. Medan Berastagi Km.45 desa
Suka Makmur Kecamatan Sibolangit, Deli Serdang. Kemudian seorang pendeta karo yang memiliki tanah yang cukup luas di depan mesjid Al-Kamal tesebut
Universitas Sumatera Utara
menawarkan tanahnya itu kepada bapak H. Kamaluddin pemilik panti rehabilitasi Sibolangit Centre dengan harga yang cukup murah untuk dipakai sebagai tempat
membangun panti yang lebih besar dan baik. Setelah dipertimbangkan dan dengan usaha, kerja keras serta pengorbanan untuk mengumpulkan uang, lalu pak
Kamal membeli tanah pendeta tersebut dan mendirikan panti rehabilitasi Sibolangit Centre yang lebih besar dengan saran dan prasarana yang lebih baik
dan lengkap. Dan panti itu masih berdiri sampai sekarang, bahkan masih terus membangun berbagai fasilitas yang diperlukan.
Sumber: hasil wawancara dengan petugas panti rehabilitasi SC, 2007
C. Gambaran Umum Panti
1. Visi dan misi panti rehabilitasi Sibolangit Centre
Visi : untuk menyelamatkan anak bangsa Indonesia dari narkoba. Visi tersebut dapat dicapai melalui misi sebagai berikut:
a. memulihkan residen dari narkoba
b. mengembalikan kepercayaan diri residen
c. menjadikan residen sebagai orang yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa 2.
Fasilitas Panti Panti rehabilitasi narkoba Sibolangit Centre memiliki sarana dan prasarana
serta fasilitas yang cukup lengkap dan memadai serta lokasinya juga sangat bagus. Kalau kita datang berkunjung ke panti ini maka kita dapat menikmati suasana dan
tempat yang cukup nyaman. Sarana dan prasarana serta fasilitas panti adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Gedungbangunan terdiri dari: a.
Kantor b.
Aulatempat pertemuan c.
Ruang periksa dokter d.
Ruang konsultasi e.
Ruang perpustakaan f.
Kantinruang makan g.
Ruang sablon tempat membuat keterampilan sablon h.
Laboratorium komputer i.
Mushola j.
Joglo untuk keluarga yang akan bertemu dengan residen k.
Asrama untuk residen sebanyak 8 kamar l.
Kamar mandi residen sebanyak 16 kamar mandi m.
Dapur n.
Ruang isolasi o.
Pos jaga 2. peralatanperlengkapan panti yang terdiri dari :
a. Tempat tidur 33 unit
b. Televisi 1 unit ditempatkan di pos jaga
c. Komputer 10 unit
d. Majalah dinding dan white board
e. Telepon 1 unit di kantor
f. Toa 1 unit
g. Genset 1 unit
Universitas Sumatera Utara
h. Timbangan badan dan standar impus
i. Sapu ijuk, sapu lidi, tong sampah, kereta sorong, alat pel
j. Barbell, skipping dan alat fitness lainnya
k. Loudspeaker, stabilizer, amplifier, gitar
l. Mimbar untuk pidato
m. Karpet dan sajadah
n. Mic dan tiang mic panjang dan pendek
o. Vesva
p. Alat-alat pertanian seperti cangkul, parang, dan lain sebagainya
q. Buku-buku, sertifikat dan Al Qur’an
r. Bola kaki, bola volli, bola basket, dan bola tennis meja
s. Jam dinding
t. Keyboard
u. Scanner, Print
v. Rak buku
w. Lemari dan keranjang pakaian untuk masing-masing residen di asrama
x. Kursi dan meja di setiap ruangan
y. Lapangan bola kaki, bola voli, bola basket dan tennis meja
z. Dan lain sebagainya
Sumber data: kantor panti rehabilitasi SC, 2007
Saat ini panti rehabilitasi Sibolangit Centre juga sedang membangun tempat penginapan bagi keluarga residen yang ingin menginap ketika mereka
sedang melakukan kunjungan kepada residen. Kalau kita bekunjung ke panti ini, kita juga dapat melihat taman dan perkebunan yang diurus dan tertata dengan
Universitas Sumatera Utara
baik, rapi dan bersih. Berbagai tanaman terdapat di sana, seperti sayur-sayuran, cabai, dan juga buah-buahan. Perkebunan itu sangat terawat dengan rapi dan
diurus oleh seluruh residen setiap harinya. 3.
Data jumlah residen yang ada di panti rehabilitasi SC dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2007 adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Data residen Panti SC setiap tahun No.
Tahun Jumlah
1. 2001
37 orang 2.
2002 47 orang
3. 2003
33 orang 4.
2004 32 orang
5. 2005
59 orang 6.
2006 42 orang
7. 2007
28 orang
Sumber data: kantor panti rehabilitasi SC, 2007.
Dari gambaran data di atas dapat dilihat bahwa telah terjadi penurunan
jumlah residen yang berobat di panti ini, dan penurunan drastis terjadi 2 tahun terakhir yaitu dari tahun 2005 ke tahun 2006 dan tahun 2007. Penurunan ini
terjadi kemungkinan oleh karena kualitas pelayanan di panti yang sudah semakin menurun.
D. Sumber dana panti