BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Metode
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan Salim, 2002:973.
Drs. H. A. S. Moenir menjelaskan bahwa metode ialah cara yang dilakukan oleh seseorang untuk menyelesaikan suatu tahap dari rangkaian
pekerjaan yang paling mudah dan efisien diantara beberapa cara yang ada Moenir, 1992:108.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka metode adalah cara teratur yang paling mudah dan efisien yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan guna mencapai suatu tujuan. Tujuan memakai metode adalah supaya setiap kegiatan dapat terlaksana dengan baik, rasional, dan terarah sehingga dapat
diperoleh hasil yang maksimal dan optimal. Dalam melaksanakan usaha untuk mengembalikan fungsi sosial seseorang
atau sekelompok orang maka harus ada usaha atau cara tertentu yang disebut metode yang harus diberikan, demikian juga halnya dalam usaha menangani
korban narkoba. Setiap lembaga sosial atau panti dan yayasan yang menangani kasus narkoba juga memiliki metode sendiri dalam memberikan pelayanan
terhadap kliennya.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai contoh, Prof. Dadang Hawari 1997 dalam penelitiannya telah menemukan metode terapi dan rehabilitasi bagi pasien penyalahguna dan
ketergantungan narkoba dengan pendekatan holistik yaitu pengobatan jasmani fisik, segi kejiwaan, sosial, dan keimanan yang dikenal sebagai Metode Prof.
Dadang Hawari Hawari, 2000:104.
B. Pelayanan Sosial B.1. Pengertian Pelayanan Sosial dan komponennya.
Pada hakekatnya manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, ia pasti membutuhkan orang lain dan lingkungannya, sebab pada awalnya
manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang harus hidup berdampingan dengan orang lain. Seiring dengan perkembangan tekhnologi maka banyak yang
menjadi tuntutan kebutuhan hidup manusia. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut manusia mempunyai keterbatasan, oleh karena itu manusia
membutuhkan pelayanan sosial, baik yang diberikan oleh perorangan, masyarakat, ataupun lembaga tertentu. H. A. S. Moenir 1992:17 menyatakan bahwa
pelayanan sosial adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain. Pelayanan sosial adalah aktivitas yang terorganisasi bertujuan membantu
para anggota masyarakat untuk saling menyesuaikan diri dengan sesamanya dan dengan lingkungan sosialnya. Kamus Istilah Kesejahteraan Sosial, 1983:93.
Alfred J. Khan dalam Sumarnugroho 1987:35 memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pengertian pelayanan sosial sebagai berikut:
“Pelayanan sosial terdiri dari program-program yang diadakan tanpa mempertimbangkan kriteria pasar untuk menjamin suatu tingkatan dasar
dalam penyediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan, akan kesehatan, pendidikan,
dan kesejahteraan untuk meningkatkan kehidupan
Universitas Sumatera Utara
bermasyarakat serta kemampuan perorangan untuk memperlancar kemampuan menjangkau dan menggunakan pelayanan-pelayanan serta
lembaga-lembaga yang telah ada, dan membantu warga masyarakat yang mengalami kesulitan dan keterlantaran”.
Defenisi di atas menjelaskan adanya kewajiban dan keyakinan masyarakat
akan perlunya penyediaan fasilitas pemenuhan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan kemampuan setiap warga negara untuk menjangkau dan
menggunakan setiap pelayanan yang sudah menjadi haknya. Disamping itu pelayanan sosial hanya diberikan kepada sekelompok orang atau masyarakat yang
memang secara sosial tidak dapat atau terhambat dalam menjalankan fungsinya. Pelaksanaan pelayanan sosial mencakup adanya perbuatan yang aktif
antara pemberi dan penerima. Bahwa untuk mencapai sasaran sebaik mungkin maka pelaksanaan pelayanan sosial mempergunakan sumber-sumber tersedia
sehingga benar-benar efisien dan tepat guna.
Luasnya konsepsi mengenai pelayanan-pelayanan sosial sebagaimana
yang dikemukakan Romanyshyn dalam Nurdin 1990:50 bahwa pelayanan sosial
bukan hanya sebagai usaha memulihkan, memelihara, dan meningkatkan kemampuan berfungsi sosial individu dan keluarga, melainkan juga sebagai usaha
untuk menjamin berfungsinya kolektivitas seperti kelompok-kelompok sosial, organisasi serta masyarakat.
Pelayanan sosial meliputi kegiatan-kegiatan atau intervensi-intervensi kasus yang dilaksanakan secara diindividualisasikan langsung dan terorganisasi,
yang bertujuan membantu individu atau kelompok dan lingkungan sosial dalam upaya saling penyesuaian. Disebut pelayanan dalam arti bahwa program ini
memberikan jasa kepada orang-orang dan membantu mewujudkan tujuan-tujuan mereka, bukan untuk kepentingan atau keuntungan sendiri Nurdin, 1990:50.
Universitas Sumatera Utara
Dalam sistem pelayanan sosial terdapat komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain, yang merupakan satu kesatuan untuh dimana
komponen disusun dan diatur untuk mencapai pelayanan sosial dan merupakan standar yang harus dipenuhi guna peningkatan kualitas pelayanan sosial.
Komponen-komponen tersebut meliputi : 1.
Saranan dan prasarana dengan fasilitas yang memadai. 2.
Pekerjaan sosial yang profesional dengan tenaga administratif. 3.
Tata laksanan kesejahteraan sosial anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, laporan keuangan, anggaran belanja dan statistik.
4. Dana yang memadai.
5. Pembuatan perencanaan program dan pelaksanaan.
B.2. Fungsi Pelayanan Sosial
PBB mengemukakan bahwa fungsi pelayanan sosial adalah: 1.
Perbaikan secara progresif daripada kondisi kehidupan orang.
2. Pengembangan sumber-sumber daya manusia.
3. Berorientasi orang terhadap perubahan sosial dan penyesuaian diri.
4. Penggerakan dan penciptaan sumber-sumber komunitas untuk tujuan-
tujuan pembangunan. 5.
Penyediaan struktur-struktur institusional untuk pelayanan-pelayanan yang terorganisasi lainnya Sumarnogroho, 1987:42.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi pelayanan sosial ditinjau dari persfektif masyarakat menurut Richard M. Titmuss dalam Muhidin, 1992:43 adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan untuk
lebih meningkatkan kesejahteraan individu, kelompok, dan masyarakat, untuk saat ini dan masa yang akan datang.
2. Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan
sebagai suatu investasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial.
3. Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang untuk melindungi
masyarakat. 4.
Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan sebagai program kompensasi bagi orang-orang yang tidak mendapatkan
pelayanan sosial.
Alfred J. Khan Nurdin, 1990;50-51 mengatakan bahwa bentuk-bentuk pelayanan sosial sesuai dengan fungsi-fungsinya adalah:
1. Pelayanan akses, mencakup pelayanan informasi, pemberian nasihat dan
partisipasi. Tujuannya untuk membantu orang agar dapat mencapai atau menggunakan fasilitas pelayanan yang tersedia.
2. Pelayanan terapi, mencakup pertolongan terapi dan rehabilitasi, termasuk
didalamnya perlindungan dan perawatan. Misalnya pelayanan yang diberikan oleh badan-badan yang menyediakan konseling, pelayanan
kesejahteraan anak, pelayanan kesejahteraan sosial medis dan sekolah, serta perawatan bagi orang-orang jompo lanjut usia.
Universitas Sumatera Utara
3. Pelayanan sosial dan pengembangan, misalnya taman penitipan bayi dan
anak, keluarga berencana, pendidikan keluarga, pelayanan rekreasi bagi pemuda, dan kegiatan masyarakat yang dipusatkan community centre.
Dari ketiga bentuk pelayanan sosial tersebut, maka pelayanan terapi adalah bentuk pelayanan yang dilihat lebih sesuaicocok digunakan untuk penanganan
korban narkoba.
C. Kesejahteraan Sosial C.1. Pengertian Kesejahteraan Sosial