Sejarah Gunung Fuji TINJAUAN UMUM TENTANG GUNUNG FUJI

adalah sumber utama terbentuknya Gunung Fuji. Selama terjadi aktivitas dari patahan titik panas, batu-batuan meleleh dan tercipta kantong-kantong magma. Pada umumnya gunung berapi yang termasuk tipe ini, biasanya bentuk gunung yang terbentuk lebih kecil dari Gunung Fuji, tetapi karena posisi Gunung Fuji yang istimewa yang merupakan daerah aktivitas patahan titik panas dan Zona Subduksi, menyebabkan bentuk Gunung Fuji berbentuk kerucut besar dan aktivitasnya yang tidak stabil. Beberapa geolog melihat bahwa Gunung Fuji merupakan gunung berapi yang tidak aktif lagi sejak letusan terakhir pada tahun 1707. Akan tetapi geolog lainnya berpendapat, Gunung Fuji masih aktif dengan risiko terjadinya letusan sangat kecil. Menurut penelitian-penelitian dari geolog-geolog tersebut, Gunung Fuji akan meletus jika terjadi gempa bumi yang sangat kuat.

2.2 Sejarah Gunung Fuji

2.2.1 Secara Mitos

Dahulu kala, hiduplah seorang penebang kayu yang bernama Visu di dataran tandus Suruga. Visu adalah seorang penebang kayu yang ahli dan tinggal di sebuah gubuk bersama istri dan anaknya. Suatu malam, seperti biasanya Visu baru saja hampir terlelap dalam tidurnya, tiba-tiba dia mendengar bunyi yang sangat keras dari dalam tanah, sebuah bunyi yang lebih keras dan lebih hebat dari suara guntur. Visu berpikir bahwa dia dan keluarganya akan dihancurkan oleh gempa bumi. Dengan tergesa-gesa dia membawa anak dan istrinya keluar dari gubuk, dan alangkah terkejutnya dia melihat sebuah pemandangan yang sangat indah. Sebuah gunung yang besar yang kepalanya melepaskan lidah-lidah api dan Universitas Sumatera Utara diselimuti awan-awan tebal. Karena rasa terpesonanya, Visu menamai gunung itu Fuji-yama Gunung yang abadi. Suatu hari Visu dikunjungi seorang imam tua dan berkata padanya : ”Penebang kayu yang terhormat, saya khawatir engkau sama sekali tidak pernah berdoa.” Visu menjawab: ”Jika engkau memiliki istri dan anak-anak serta tinggal bersamamu, engkau tidak akan mempunyai waktu untuk berdoa.” Jawaban Visu ini membuat sang imam tersebut marah dan kemudian lelaki tua itu menjelaskan kepada Visu tentang terjadinya re-inkarnasi atau kelahiran kembali, kelahiran setelah jutaan tahun, manusia akan lahir kembali menjadi seekor katak, seekor tikus atau seekor serangga. Mendengarkan penjelasan demikian membuat Visu menjadi ketakutan, karena itu dia berjanji kepada imam tersebut bahwa di hari-hari yang akan datang dia akan berdoa. ”Bekerja dan Berdoa,” ucap sang imam sambil pergi meninggalkan Visu. Akan tetapi, Visu tidak berbuat apapun, dia hanya berdoa saja. Dia berdoa sepanjang hari dan menolak melakukan segala pekerjaan, sehingga panenan padinya hancur, yang mengakibatkan istri dan anak-anaknya kelaparan. Istrinya Visu yang sebelumnya tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang tidak enak kepada Visu, menjadi marah besar dan berkata kepada Visu : ”Bangkitlah Visu. Ambillah kapakmu dan lakukan sesuatu yang dapat menolong kita sekeluarga dari kemiskinan ini, jangan hanya berkomat-kamit sepanjang hari.” Visu heran sama sekali akan apa yang diucapkan istrinya, sambil memikirakan jawaban yang cocok, kemarahannya semakin menjadi. Universitas Sumatera Utara ”Perempuan kurang ajar,” katanya. ”Kau mahluk yang sangat tidak sopan berbicara demikian kepadaku, Aku tidak akan melakukan apapun lagi untukmu ” Kemudian Visu mengambil kapaknya, dan tanpa permisi dan melihat anak-anaknya, dia pergi dan meninggalkan gubuk itu menuju hutan dan mendaki Gunung Fuji. Ketika dia sudah sampai di puncak Gunung Fuji, dia kemudian duduk sejenak. Tiba-tiba dia mendengarkan bunyi gemerisik yang lembut dan segera sesudahya dia melihat seekor rubah berlari dengan cepat masuk ke semak belukar di gunung itu. Pada saat itu, Visu menganggap dirinya sangat beruntung sekali melihat rubah itu, dan mulai melupakan doa-doanya. Dia bangkit dan berlari kesana-kemari dengan harapan menemukan mahluk kecil tadi. Ketika dia berhenti mengejar binatang itu, sampailah dia pada sebuah tempat terbuka di dalam hutan pada gunung itu. Dia melihat 2 orang wanita sedang duduk dan sedang memainkan ”go” sebuah permainan yang lebih sulit dari permainan catur, yang membutuhkan bidang lapangan yang lebih luas. Penebang kayu itu sangat terpesona hingga dan tidak melakukan sesuatupun tetapi dia hanya duduk dan menonton kedua wanita tadi. Tak ada satupun bunyi yang terdengar pada saat itu, kecuali hanya bunyi ceklekan lembut dari kepingan-kepingan ’go’. Kedua wanita itu juga tidak memperhatikan kehadiran Visu, karena mereka sangat asyik memainkan permainan itu, yang menyerap perhatian mereka. Visu tidak dapat mengalihkan pandangannya dari wanita-wanita cantik itu. Dia memandangi rambut hitam yang panjang, dan tangan kedua wanita yang lincah memainkan kepingan-kepingan ’go’. Universitas Sumatera Utara Selama 300 tahun, Visu telah duduk disana hanya mengamati kedua gadis itu bermain ’go’. Pada suatu hari dia memperhatikan bahwa salah seorang dari wanita itu, keliru dalam memindahkan kepingan-kepingan ’go’, dan secara spontan Visu berbicara kepada kedua wanita itu. ”Hei, itu langkah yang salah, wanita cantik”. Dan dalam sekejap kedua wanita itu berubah menjadi rubah-rubah dan lari menuju ke hutan. Ketika itu Visu mencoba mengejar mereka, akan tetapi tiba-tiba dia merasa aneh, tubuhnya menjadi sangat kaku, rambutnya menjadi panjang dan janggutnya menyentuh tanah. Selain itu, dia juga mendapati tungkai kapaknya, yang terbuat dari kayu pilihan terbaik, sudah hancur membentuk timbunan abu. Dengan bersusuah payah, Visu akhirnya dapat berdiri dan berjalan walaupun sangat pelan dia menuju ke arah gubuk kecilnya. Ketika dia sudah mencapai tempat itu, dia sangat terkejut melihat tidak ada gubuk sama sekali. Tetapi dia melihat seorang wanita yang sangat tua disana. Kemudian dia menjumpai wanita tua itu dan bertanya padanya. ”Wanita tua yang baik, saya sangat tekejut mendapati rumah kecilku sudah tidak ada lagi. Saya pergi meninggalkannya siang tadi, dan sekarang saya tidak mendapatinya lagi, juga istriku tercinta dan anak-anakku.” Wanita tua itu kemudian menanyakan namanya, dan berbicara. ”Ah... Kau pasti akan marah . Visu hidup 300 tahun yang lalu. Dia pergi suatu hari dan tidak pernah kembali lagi.” ”300 tahun...” Tidak mungkin, lalu dimana istriku tercinta dan anak- anakku ?” Universitas Sumatera Utara ”Sudah dikubur. Desis wanita tua itu, ”dan jika yang kau katakan itu benar, anaknya anakmu juga demikian. Tuhan telah memperpanjang hidupmu yang sengsara sebagai hukuman telah mengabaikan istri dan anak-anakmu.” ”Air mata mengalir di pipi keriput Visu, mendengarkan penjelasan wanita tua itu, dan dengan suara parau dia berkata : ”Saya telah kehilangan semuanya, keahlianku, istriku tercinta dan anak- anakku. Wahai wanita tua ingatlah selalu pesanku ini : ” Berdoalah, dan jangan lupa bekerja ” F. Hadland Davis, 1989:136-139

2.2.2 Secara Geografis

Pada periode tersier tua, kira-kira 10 juta tahun yang lalu di Jepang terdapat sebuah daerah geotektonik yang besar yakni mulai dari utara hingga ke salatan Pulau Honshu, yang merupakan pulau terbesar di kepualauan Jepang. Edmund Neuman 1885 seorang geolog Jerman menyebutnya dengan ”fossa magna” retakan besar. Daerah tersebut digenangi oleh air laut. Pada masa Miocene dari periode tersier awal, kira-kira 20 juta hingga 30 juta tahun yang lalu, pada daerah tersebut terbentuk sebuah saluran besar yang kedalamannya hampir 10.000 meter. Kira-kira pada waktu itu juga, gunung berapi yang terdapat di dasar laut mulai meletus. Lava dan abu gunung berapi juga batu-batu kerikil disemburkan dalam jumlah yang besar, yang akhirnya menumpuk dan menjadi tinggi yang mencapai ketinggian kira-kira 10.000 meter. Kemudian tumpukan tersebut mengalami ”lipatan” merupakan gaya endogen yang bekerja dalam bumi dan membentuk pegunungan yang sekarang mengelilingi Gunung Fuji. Universitas Sumatera Utara Tepatnya di kaki sebelah selatan dari fossa magna, Gunung Komitake mulai beraktivitas dan secara jelas dikatakan, bahwa bentuk yang sekarang timbul setelah melalui 3 periode letusan gunung berapi. Hitoshi Takeuchi 1965, Professor Emeritus dari Tokyo University menyebutkan bahwa Gunung Fuji terbentuk sebagai akibat dari letusan 3 gunung berapi. Pertama, kawasan gunung berapi Fuji yang terentang sepanjang 1400 Km dari barisan fossa magna mulai meletus yakni pada masa Diluvial dari periode Quaternarry, kira-kira 500.000 hingga 600.000 tahun yang lalu. Gunung api yang meletus tersebut disebut dengan Ko-mitake ketinggian 2400 meter pada Gunung Fuji. Bekas dari gunung ini, terletak pada sisi sebelah utara Gunung Fuji tepatnya pada ujung Garis Subaru. Kedua yakni Gunung berapi yang meletus ini yang membentuk Gunung Fuji disebut dengan Ko-Fuji Fuji Tua merupakan inti dari Gunung Fuji yang sekarang. terjadi 50.000 hingga 60.000 tahun yang lalu setelah Ko-mitake menjadi gunung berapi yang tidak aktif. Letusan tersebut dimulai tepat pada titik di bawah dari Gunung Fuji sekarang atau sebelah barat daya dari puncak Gunung Fuji. Periode ini terjadi dari zaman batu pertengahan hingga zaman batu tua, ketika bumi masih dihuni oleh manusia zaman batu dan binatang-binatang yang besar. Ketiga adalah Shin-Fuji Fuji Baru yang meletus kira-kira 10.000 tahun yang lalu setelah aktivitas Ko-Fuji berakhir, yakni pada permulaan masa Aluvial. Lava yang mengalir dan abu-abu gunung berapi disemburkan dari puncak gunung membentuk banyak lapisan yang menumpuk dan menimbun Ko-Fuji dan Ko- Universitas Sumatera Utara mitake. Shin-Fuji berangsur-angsur bertumbuh menjadi gunung berapi yang berbentuk kerucut, yang akhirnya menjadi gunung berapi raksasa berbentuk kerucut dengan tinggi 3776 meter diatas permukaan air laut. Akan tetapi, melalui sebuah proyek pengeboran oleh para ilmuwan selama 3 tahun, yang berakhir pada bulan Pebruari 2004, mengungkapkan fakta-fakta dari letusan tertua. Oleh karena itu, para ilmuwan memutuskan bahwa secara geologis Gunung Fuji terbentuk melalui 4 tahap dari aktivitas gunung berapi. Fase I disebut dengan Sen-KomitakeAshitakayama, yang terdiri dari lapisan inti Andesite. Fase II membentuk lapisan Basalt disebut dengan Ko-mitake Fuji. Fase III disebut dengan Ko-Fuji, dan fase IV yaitu Shin-Fuji, terbentuk diatas dari Ko- Fuji www.jpkikakuki-20englishfuasianname.htm.

2.3 Makna Nama Gunung Fuji