dana menganggur, tetapi apabila jumlah modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan pasar.
Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan modal kerja terkadang tidaklah selalu tersedia
seperti yang diinginkan. Terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung pada berbagai faktor. Pihak manajemen harus sesegera mungkin
memperhatikan faktor-faktor kebijakan dalam upaya pemenuhan modal kerja seperti, sifat umum atau tipe perusahaan, tingkat perputaran persediaan dan
piutang, business cycle, waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang, syarat-syarat pembelian dan penjualan, tingkat resiko,
credit rating dari perusahaan dan lainnya. Berdasarkan pengertian- pengertian yang telah dikemukakan, maka dapat
disimpulkan bahwa modal kerja merupakan dana yang diinvestasikan dalam aset lancar yang digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasinya untuk
menghasilkan pendapatan sesuai tujuan utama didirikannya perusahaan.
2.1.3 Pengertian manajemen modal kerja
Menurut Weston Copeland 1999: 327 manajemen modal kerja adalah “kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aset lancar dan
kewajiban jangka pendek yang terdapat dalam perusahaan agar mampu membiayai pengeluaran untuk operasi sehari-hari”. Menurut Sawir 2005: 133
”manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan”.
Universitas Sumatera Utara
Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting karena aset lancar perusahaan manufaktur mengembangkan lebih dari separuh total
asetanya, sedangkan bagi perusahaan distribusi jumlahnya bisa lebih besar lagi. Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aset lancar dan utang lancar
sehingga diperoleh modal kerja netto yang layak dan menjamin tingkat profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, seorang manager diharapkan mampu
mengelola manajemen perusahaan agar pemenuhan modal kerja dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Manajemen modal kerja juga menjadi penting, karena berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
1. beberapa penelitian telah memberikan indikasi bahwa sebagian besar waktu manajer keuangan dihabiskan dalam kegiatan internal perusahaan
dari hari ke hari dan ini merupakan bagian dari manajemen modal kerja, 2. jika lebih dari separuh total aktiva perusahaan merupakan aktiva lancar
sebagai bagian dari investasi yang besar dan mudah diuangkan, maka aktiva lancar memerlukan perhatian yang seksama dari manajer keuangan,
3. hubungan antara tingkat pertumbuhan penjualan dan kebutuhan akan permodalan aktiva lancar adalah dekat dan langsung,
4. manajemen modal kerja sangat penting terutama bagi perusahaan kecil. Meskipun perusahaan kecil dapat mengurangi investasi aktiva tetapnya
namun mereka tidak dapat menghindari kebutuhan akan kas, piutang dan persediaan. Karena akses ke pasar modal relatif terbatas, maka penekanan
harus ditujukan pada utang dan piutang dagang dan pinjaman bank jangka pendek Weston Copeland 1999: 324.
Ada dua prinsip mendasar dari pendanaan operasional dalam menajemen modal kerja Horne, 2005 : 313, yaitu : “kemampuan memperoleh laba
berbanding terbalik dengan likuiditas dan kemampuan memperoleh laba searah dengan resiko”. Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin
kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Bilamana modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan, sehingga mengakibatkan adanya dana menganggur idle fund, karena dana tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam
rangka peningkatan laba. Sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah seperti
yang diutarakan berikut ini : 1.
memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aset lancar sehingga tingkat margin pengembalian investasi return on investment
adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aset-aset lancar tersebut,
2. meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aset
lancar dalam jangka panjang, 3.
pengawasan terhadap arus dana dalam aset lancar dan ketersediaan dana dari sumber utang sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi
kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo Sawir.2005: 133.
Demi mencapai sasaran dalam memaksimalkan nilai dan laba perusahaan, maka modal kerja yang tersedia harus cukup jumlahnya, dalam arti harus
mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari- hari.
2.1.4 Rasio perputaran modal kerja