Formulasi dari working capital turnover WCT adalah sebagai berikut :
s liabilitie
current assets
Current Sales
Turnover Capital
Working −
=
X 100 Perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan netto
yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. Dari hubungan antara penjualan netto dengan modal kerja tersebut, dapat diketahui juga apakah perusahaan
bekerja dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan modal kerja yang rendah.
Rasio perputaran modal kerja ini juga berhubungan dengan likuiditas perusahaan. Jika rasio perputaran modal kerja tinggi, maka mengindikasikan
likuiditas yang rendah untuk mendukung operasional, sedangkan apabila rasio ini rendah artinya likuiditas perusahaan yang tinggi. Semakin besar rasio
perputaran modal kerja maka semakin baik suatu perusahaan. Hal ini juga menunjukkan seberapa efektifnya pemanfaatan modal kerja yang tersedia dalam
meningkatkan profitabilitas perusahaan.
2.2. Likuiditas
2.2.1. Pengertian likuiditas
Likuiditas adalah salah satu komponen untuk menilai keuangan perusahaan. Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo Sawir, 2001 : 31. Jika perusahaan mampu melakukan pembayaran atas kewajiban yang jatuh tempo,
maka artinya perusahaan dalam keadaan likuid, begitu pula sebaliknya jika
Universitas Sumatera Utara
perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pembayaran, artinya perusahaan dalam keadaan ilikuid sehingga dapat menghambat aktivitas operasi
perusahaan serta mengurangi efektifitasnya. Likuiditas perusahaan juga dapat ditunjukkan oleh besar kecilnya aset lancar yang mudah diubah menjadi kas
seperti piutang, surat berharga dan persediaan. Masalah likuiditas merupakan masalah penting dalam suatu perusahaan
yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang baik; karena dana
jangka pendek kreditur yang dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh aktiva lancar yang jumlah relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi
manajemen, perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi menunjukkan kinerja manajemen yang kurang baik karena likuiditas yang tinggi menunjukkan adanya
saldo kas yang menganggur, persediaan yang relatif berlebihan, atau karena kebijakan kredit perusahaan yang tidak baik sehingga mengakibatkan tingginya
piutang usaha.
2.2.2 Rasio likuiditas
Dalam menilai likuiditas perusahaan terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis dan menilai posisinya. Rasio
likuiditas antara lain terdiri dari current ratio dan quick ratio.
1. Current Ratio : adalah membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar current assets current liabilities. Tersedianya sumber
Universitas Sumatera Utara
kas untuk memenuhi kewajiban tersebut berasal dari kas atau konversi kas dari aktiva lancar.
2. Quick Ratio: adalah membandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Suatu perusahaan yang mempunyai
rasio cepat kurang dari 1: 1 atau 100 dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.
Penelitian ini menggunakan rasio lancar current ratio. Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Ketepatan current ratio menurut Tunggal 2000: 155
tergantung dari banyak faktor, yaitu sebagai berikut : a. syarat kredit yang diterima dari pemasok dibanding dengan
syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan pada para pembeli,
b. waktu yang diperlukan untuk menagih piutang, c. perputaran persediaan,
d. ciri-ciri program keuangan perusahaan, e. musim tahun yang bersangkutan,
f. situasi konjungtur, g. lamanya siklus modal kerja,
h. apakah perusahaan itu sedang diperluaskan diperkecilkan.
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat digunakan sebagai berikut :
Current Ratio = Current Asset x 100 Current Liabilities
2.3. Profitabilitas