Dasar Diagram Tangga SISTEM PENGAWATAN PLC TEKNIK PERANCANGAN DIAGRAM

switching yang cepat. Akan tetapi, output tipe triac membutuhkan suatu mekanisme perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya arus lebih. Gambar 3.7 Rangkaian output PLC tipe triac yang disederhanakan

3.2 Dasar Diagram Tangga

Ketika merancang program untuk sebuah PLC, latar belakang mengenai rangkaian kendali konvensional berbasis diagram tangga akan sangat bermanfaat. Alasannya adalah pada tahap awal perancangan program pada PLC, program diagram tangga sangat mirip dengan diagram tangga pada sistem kendali konvensional. Hal ini bukanlah sebuah kebetulan. Pada saat awal PLC dikembangkan, para rekayasawan yang terlibat sudah menyadari bahwa rangkaian berbasis diagram tangga merupakan rangkaian kendali yang dikenal secara luas oleh pengguna di kalangan industri. Hal inilah yang kemudian menjadi alasan kuat untuk mengembangkan teknik pemrogramman PLC berbasis diagram tangga. Sampai sekarang, teknik pemrograman berbasis diagram tangga masih digunakan secara luas dan merupakan salah satu teknik pemrograman yang sangat populer di kalangan pengguna industri. 31 BEBAN L N Pada sistem kendali konvensional, diagram tangga yang dirancang merepresentasikan cara pemasangannya untuk kondisi yang sebenarnya. Sebagai contoh, kita akan merancang sebuah sistem untuk mengendalikan menjalankanmenghentikan sebuah motor induksi 3 phasa. Jika tombol tekan “START” ditekan sesaat maka motor akan dijalankan. Sementara itu tombol tekan “STOP” yang ditekan sesaat akan menghentikan catu daya pada motor. LAMPIRAN F menunjukkan diagram tangga untuk sistem yang dimaksudkan, baik dengan rangkaian kendali konvensional, maupun dengan memanfaatkan PLC. Pada Gambar F.1, ditunjukkan diagram tangga untuk sistem kendali konvensional. Pada diagram tangga ini juga sudah dilengkapi dengan nomor terminal untuk masing-masing peralatan kendali magnetik kontaktor maupun overload relay. Pada aplikasi yang sebenarnya keseluruhan elemen kendali ini akan dipasang sedemikian rupa dengan merujuk pada Gambar F.1. Berbeda halnya dengan sistem kendali yang sudah menggunakan PLC, pemasangan elemen fisik seperti halnya PB1, PB2, KM1, dan Alarm tidak terhubung seperti yang tampak pada diagram tangga untuk sistem kendali konvensional. Pada sebuah PLC, Elemen fisik ini akan dihubungkan ke bagian input dan output IO PLC sesuai dengan konfigurasi PLC yang digunakan. Jadi hal penting yang perlu dilakukan dalam pemrograman diagram tangga untuk sistem yang bersangkutan adalah pemetaan elemen fisik menjadi elemen pemrograman di dalam program PLC. Gambar F.2 menunjukkan diagram pengawatan untuk koneksi input dan output pada suatu PLC Generik. Sementara itu program diagram tangga yang perlu dituliskan tampak pada bagian bawah Gambar F.2. Dari sinilah muncul dua istilah yang sangat 32 sering digunakan untuk membedakan sistem kendali konvensional dengan sistem kendali yang menggunakan PLC, yaitu: “hard-wiring” dan “soft-wiring”, secara berturut. Pada sistem kendali konvensional, untuk sejumlah input dan output yang sama, jika dibutuhkan perubahan sistem kendali maka perubahan harus langsung dilakukan pada sistem pengawatan yang sebenarnya. Akan tetapi bila menggunakan sistem PLC, maka perubahannya hanya cukup dilakukan pada program diagram tangga yang bersangkutan.

3.3 Pemrograman Diagram Tangga