3.3.4 Pemrograman Marker
Simbol yang umum digunakan untuk Marker adalah “M”. Dalam Tugas Akhir ini kita juga akan menggunakan simbol “M”. Marker merupakan istilah lain
dari rele internal Internal Relay atau memory bit. Rele Internal sebenarnya bukanlah sebuah perangkat rele dalam pengertian yang sesungguhnya, namun hanya
merupakan bit-bit di dalam memori penyimpanan data yang berprilaku sebagaimana layaknya sebuah rele. Dalam penggunaannya, marker dapat dianggap seperti halnya
sebuah rele konvensional yang terdiri dari koil dan kontak NO maupun NC. Jadi rele internal dapat diprogramkan baik sebagai koil maupun kontak. Kontak dari
sebuah rele internal dapat dipergunakan berulang kali sesuai dengan kebutuhan. Struktur umum pendeklarasian rele internal serupa dengan output, hanya
saja simbol yang digunakan sudah berbeda. Selain itu pada beberapa PLC, sistem pengkodeaannya juga berbeda. Namun seperti ingin saya tegaskan kembali bahwa
simbolisasi maupun pengkodean bukanlah inti dari suatu perancangan sistem. Jadi yang kita perlu lakukan ketika sudah memutuskan menggunakan suatu tipe PLC
tertentu, adalah penyesuaian dengan simbolisasi dan pengkodean yang terdapat pada PLC yang dimaksudkan.
3.4 Teknik Pemrograman Diagram Tangga Logika
Terlepas dari merek PLC yang digunakan, berikut ini akan dijabarkan secara jelas namun ringkas, beberapa rangkaian dasar yang sering dibutuhkan dalam
pembuatan diagram tangga.
35
3.4.1 Rangkaian Pengunci
Seperti yang sudah pernah disinggung pada bahasan 3.3.1, suatu rangkaian
pengunci merupakan rangkaian yang sangat sering dibutuhkan untuk menjalankan suatu aplikasi pengendalian proses. Dengan menggunakan PLC, rangkaian pengunci
dapat dibuat dengan gampang.
Gambar 3.8 Rangkaian pengunci
Dalam beberapa kondisi, kita perlu mengunci rele sedemikian rupa sehingga jika peralatan yang mengaktifkannya dinonaktifkan maka rele tetap berada dalam
kondisi aktif. Rangkaian ini berguna ketika kita ingin mendapatkan fungsi layaknya tombol tekan permanen dengan menggunakan tombol tekan sesaat.
3.4.2 Rangkaian Interlok
Rangkaian interlok sangat sering digunakan dalam perancangan suatu sistem kendali. Dengan rangkaian ini, kita bisa memastikan bahwa suatu aksi tidak akan
terjadi bila aksi lainnya sedang terjadi. Dengan adanya rangkaian interlok, maka kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam suatu kendali proses di industri dapat
dihindari. Rangkaian interlok dapat dibentuk dengan mengombinasikan beberapa kontak input. Akan tetapi dalam kebanyakan kasus, rangkaian interlok dibentuk
dengan mengombinasikan kontak input dengan kontak dari suatu output. 36
On Off
M0 M0
Gambar 3.9
Rangkaian interlok dasar
3.4.3 Operasi One Shot
Salah satu fungsi yang disediakan oleh sejumlah pabrikan PLC adalah kemampuan untuk memrogramkan rele internal sedemikian rupa sehingga kontak-
kontaknya dapat diaktifkan selama hanya satu siklus, yaitu satu kali pembacaan seluruh diagram tangga. Oleh karena itu, rele semacam ini menghasilkan sebuah
pulsa berdurasi tetap pada kontak-kontaknya ketika dioperasikan. Fungsi semacam ini sering disebut juga sebagai operasi “one shot”.
Gambar 3.10 Diagram pewaktuan untuk fungsi one shot
3.4.4 Set dan Reset
37 INPUT
OUTPUT
On1 M2
M1 M1
On2 M1
M2 M2
Off1
Off2
Operasi Set dan Reset merupakan suatu alternatif lain untuk menghasilkan suatu rangkaian pengunci. Istilah yang juga sering digunakan adalah Latch dan
Unlatch, yang memiliki ekivalensi dengan istilah Set dan Reset, secara berturut.
Gambar 3.11
Diagram pewaktuan untuk fungsi Set dan Reset
Seperti terlihat pada diagram pewaktuan pada Gambar 3.11, Instruksi set
akan mengakibatkan rele mempertahankan keadaanya, yaitu terkunci latching. Rele selanjutnya akan tetap berada dalam kondisi tersebut hingga instruksi reset diterima.
Istilah lainnya yang juga sering digunakan adalah flip-flop. Gambar 3.12
menunjukkan suatu diagram tangga yang memanfaatkan teknik set dan reset untuk menyalakan suatu rele internal M1
Gambar 3.12
Contoh program dengan menggunakan Set dan Reset
3.4.5 Master Control Relay MCR
Ketika sejumlah output harus dikendali untuk memenuhi kondisi-kondisi tertentu terkadang seluruh bagian yang ada pada sebuah diagram tangga harus
38 SET
RESET OUTPUT
Set M1
Reset M1
SET
RESET
dimatikan atau dihidupkan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan konta- kontak dari sebuah rele internal yang sama di setiap anak tangga sedemikian rupa
sehingga pengoperasian rele tersebut akan mempengaruhi seluruh anak tangga. Untuk menghindari penggunaan kontak rele internal secara massal pada
suatu program diagram tangga, kita bisa menanfaatkan MCR sebagai alternatifnya. Sesuai dengan namanya, rele ini berfungsi mengendalikan sejumlah besar anak
tangga program.
Gambar 3.13 Master Control Relay
3.5 Bagan Fungsi Sekuensial Sequential Function Chart = SFC