sering digunakan untuk membedakan sistem kendali konvensional dengan sistem kendali yang menggunakan PLC, yaitu: “hard-wiring” dan “soft-wiring”, secara
berturut. Pada sistem kendali konvensional, untuk sejumlah input dan output yang
sama, jika dibutuhkan perubahan sistem kendali maka perubahan harus langsung dilakukan pada sistem pengawatan yang sebenarnya. Akan tetapi bila menggunakan
sistem PLC, maka perubahannya hanya cukup dilakukan pada program diagram tangga yang bersangkutan.
3.3 Pemrograman Diagram Tangga
Pemrograman PLC dengan menggunakan LD memiliki kemiripan dengan sistem rele konvensional, hanya saja piranti seperti halnya rele, timer maupun
counter merupakan komponen built-in yang sudah terdapat pada unit PLC. Dengan menggunakan PLC, memungkinkan rele, timer maupun counter diprogram sesuai
dengan proses kerja yang diinginkan dengan cepat dan dinamis.
3.3.1 Pemrograman Input dan Output
Simbol yang digunakan untuk mereferensikan suatu IO pada PLC cukup beragam, tergantung dari merek yang digunakan. Dalam Tugas Akhir ini kita akan
menggunakan I untuk input dan Q untuk output. Dalam aplikasinya, input diprogramkan berupa kontak NO maupun NC sementara output diprogramkan
berupa koil dan atau kontak N0 maupun NC. Input dapat saja berupa tombol tekan konvensional maupun peralatan sensor lainnya. Sementara itu output dapat saja
berupa lampu indikator yang sederhana, koil Magnetic Contactor MC, Buzzer, dsb.
33
3.3.2 Pemrograman Timer
Simbol yang umum digunakan untuk timer adalah “T”. Dalam Tugas Akhir ini kita juga akan menggunakan simbol tersebut. Timer bisa diprogramkan berupa
koil dan atau kontak N0 maupun NC. Selain itu tidak jarang juga, Timer diprogramkan sebagai suatu blok tundaan. Terlepas dari cara pemrogramannya,
Timer digunakan untuk menghasilkan tundaan waktu aktif On delay maupun tundaan waktu padam off delay tergantung dengan kebutuhan. Salah satu parameter
yang wajib diatur adalah waktu acuan time base. Pada kebanyakan PLC, waktu acuan yang sering digunakan adalah 100 ms. Hubungan antara tundaan waktu TD
dengan pengaturan waktu TS dan waktu acuan TB dinyatakan dalam Persamaan 3.1.
TD = TSTB … 3.1 Sebagai contoh untuk mendapatkan tundaan waktu sebesar 5 detik maka pengaturan
waktu perlu dibuat “50”.
3.3.3 Pemrograman Counter
Simbol yang umum digunakan untuk timer adalah “C”. Dalam Tugas Akhir ini kita juga akan menggunakan simbol tersebut. Seperti halnya Timer, sebuah
Counter juga diprogramkan berupa koil dan atau kontak NO maupun NC. Selain itu tidak jarang juga, counter diprogramkan sebagai suatu blok counter. Parameter
penting yang perlu diatur pada suatu counter adalah jumlah cacahan dan tipe penghitungannya up counter atau down counter. Selain itu pada Counter,
diperlukan perintah untuk bisa melakukan “RESET”.
34
3.3.4 Pemrograman Marker
Simbol yang umum digunakan untuk Marker adalah “M”. Dalam Tugas Akhir ini kita juga akan menggunakan simbol “M”. Marker merupakan istilah lain
dari rele internal Internal Relay atau memory bit. Rele Internal sebenarnya bukanlah sebuah perangkat rele dalam pengertian yang sesungguhnya, namun hanya
merupakan bit-bit di dalam memori penyimpanan data yang berprilaku sebagaimana layaknya sebuah rele. Dalam penggunaannya, marker dapat dianggap seperti halnya
sebuah rele konvensional yang terdiri dari koil dan kontak NO maupun NC. Jadi rele internal dapat diprogramkan baik sebagai koil maupun kontak. Kontak dari
sebuah rele internal dapat dipergunakan berulang kali sesuai dengan kebutuhan. Struktur umum pendeklarasian rele internal serupa dengan output, hanya
saja simbol yang digunakan sudah berbeda. Selain itu pada beberapa PLC, sistem pengkodeaannya juga berbeda. Namun seperti ingin saya tegaskan kembali bahwa
simbolisasi maupun pengkodean bukanlah inti dari suatu perancangan sistem. Jadi yang kita perlu lakukan ketika sudah memutuskan menggunakan suatu tipe PLC
tertentu, adalah penyesuaian dengan simbolisasi dan pengkodean yang terdapat pada PLC yang dimaksudkan.
3.4 Teknik Pemrograman Diagram Tangga Logika