Aktuator Rele SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA PLC

dengan sistem yang menggunakan rele. Pengoperasian peralatan yang membutuhkan daya listrik yang relatif lebih besar, dapat dilakukukan dengan mencatu daya listrik yang relatif rendah pada sebuah rele. Selanjutnya dengan kombinasi berbagai jenis rele, dapat dibentuk suatu sistem kendali yang melaksanakan suatu proses yang spesifik. Sistem inilah yang dikenal dengan sistem kendali konvensional.

2.3 Transduser dan Sensor

Transduser adalah alat yang mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Transduser dapat dibagi menjadi dua kelas: transduser input dan transduser output. Transduser input-listrik mengubah energi non-listrik menjadi energi listrik. Transduser output-listrik bekerja pada urutan yang sebaliknya, yaitu merubah energi listrik menjadi energi non-listrik. Pada prinsipnya, sensor merupakan alat yang dimaksudkan untuk menggantikan indera yang dimiliki oleh makhluk hidup. Terdapat dua jenis sensor, yaitu sensor diskrit dan sensor analog. Sensor disktit digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu objek. Sementara itu, sensor analog berfungsi untuk mengukur magnitudo suatu besaran fisik yang bersifat analog, misalnya: suhu, tekanan, jarak, dsb. Dalam dunia industri penggunaan sensor sangat luas, sesuai dengan tuntutan kendali proses yang diperlukan.

2.4 Aktuator

Aktuator didefenisikan sebagai alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanis. Aktuator yang sering dijumpai, dapat berupa relai, solenoid dan 8 motor. Dengan sistem kendali konvensional, aktuator sudah bisa dikendalikan sesuai dengan kebutuhan.

2.5 Rele

Rele merupakan piranti yang sangat penting dalam sejarah perkembangan sistem kendali di dunia industri. Prinsip kerja rele juga diterapkan secara luas dalam merancang diagram tangga pada suatu PLC. Atas dasar inilah maka prinsip kerja dari sebuah rele harus dipahami secara menyeluruh. Gambar 2.1 Bagian utama sebuah rele Rele merupakan suatu saklar yang bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik. Pada sebuah rele, terdapat dua elemen utama yang perlu dibedakan secara jelas. Elemen yang dimaksudkan adalah “koil” dan “kontak”. Koil merupakan elemen dimana catu daya diberikan, sedangkan kontak menyatakan hubungan 9 terminal pada rele dengan peralatan eksternal. Gambar 2.1 menggambarkan bagian- bagian utama sebuah rele. Selanjutnya terdapat beberapa istilah penting lainnya pula menyangkut rele, yaitu: “energize”, “deenergize”, “normally open NO” dan “normally close NC”. Dua istilah yang pertama kali disebutkan, merujuk pada koil yang diberikan dan dilepaskan catu dayanya, secara berturut. Dua istilah yang terakhir disebutkan, merujuk pada status kontak dalam keadaan normalnya yang terbuka dan tertutup, secara berurutan. Status kontak pada sebuah rele ditentukan dari kondisi koil. Sesuai dengan namanya, kedua jenis kontak ini memiliki karakteristik yang saling berlawanan. Pada kondisi koil yang normal tidak ada pemberian sumber energi listrik maka kontak NC dalam keadaan tertutup sementara kontak NO dalam keadaan terbuka. Begitu sumber energi listrik diberikan pada koil sebuah rele, maka kontak NC yang tadinya tertutup akan menjadi terbuka, sementara kontak NO yang tadinya terbuka akan menutup. Hal ini akan terus berlangsung selama koil diberikan catu daya listrik. Dengan kata lain, kontak merupakan representasi dari saklar elektrik yang dipergunakan untuk keperluan penyambunganpemutusan rangkaian. Gambar 2.2 Simbol komponen utama sebuah rele 10 Koil Relai Kontak NO Kontak NC Koil merupakan kumparan yang berfungsi untuk menghasilkan medan magnet ketika diberikan sumber energi listrik. Tegangan untuk mencatu koil sebuah rele yang lazim digunakan adalah 220 VAC atau 24 VDC. Pada kontak jenis NO, pada saat koil rele belum dihubungkan ke catu daya, maka kontak NO akan terbuka; segera setah koil rele dihubungkan ke catu daya yang sesuai, maka arus yang mengalir pada koil akan membangkitkan medan magnet yang menyebabkan kontak NO berubah status, dari terbuka menjadi tertutup. Bila kontak NO tersebut dihubungkan ke peralatan eksternal maka peralatan eksternal akan diaktifkan. Gambar 2.3 Plug-in relay Pada aplikasi yang menggunakan rele konvensional, biasanya dikenal istilah “plug-in relay”, artinya rele yang bisa dipasang dengan menggunakan soket. Dengan adanya soket akan sangat memudahkan pemasangan berbagai jenis rele pada rangkaian yang sebenarnya. Selain itu penggantian unit rele yang mengalami kerusakan menjadi sangat gampang dan cepat, karena pada prinsipnya rangkaian rele sudah terhubung dengan rangkaian laiinya melalui perantaraan soket yang ada. 11

2.6 Time Delay Relay Timer