diprogram dan setelah itu program tersebut secara permanen tersimpan di dalamnya.
2.11.4 Input dan Output
Bagian input dan output adalah antar-muka di mana prosesor menerima informasi dari dan mengkomunikasikan informasi kendali ke perangkat-perangkat
eksternal. Sinyal-sinyal input dapat berasal dari berbagai jenis saklar maupun sensor. Sedangkan sinyal-sinyal output bisa jadi diberikan pada kumparan magnetik
kontaktor, katub solenoid, dsb. Perangkat-perangkat input dan output dapat dikagegorikan menjadi perangkat-perangkat yang menghasilkan sinyal-sinyal digital
maupun analog.
2.11.5 Perangkat Pemrograman
Perangkat pemrograman dipergunakan untuk memasukkan program yang dibutuhkan ke dalam memori PLC. Perangkat pemrograman bisa berupa komputer
yang di dalamnya terdapat support software PLC yang bersesuaian. Setelah program yang dibutuhkan selesai dirancang, maka program tersebut dapat ditransfer ke PLC
melalui kabel koneksi ke saluran komunikasi PLC. Jenis port yang sering digunakan adalah port serial dengan spesifikasi yang beragam.
2.12 Sistem Pengkodean PLC
Selama ini kita menggunakan sistem bilangan desimal dalam melakukan perhitungan maupun pengkodean dalam aplikasi sehari-hari. Ketika berhubungan
dengan PLC, pengetahuan tentang berbagai sistem bilangan lainnya sangat bermanfaat mengingat pengkodean PLC bisa saja menggunakan sistem bilangan
21
selain sistem bilangan Desimal. Tabel 2.1 menunjukkan perbandinganperbedaan
sistem bilangan satu sama lainnya
Tabel 2.1
Perbandingan sistem bilangan
Desimal Oktal
Heksadesimal Biner
1 1
1 1
2 2
2 10
3 3
3 11
4 4
4 100
5 5
5 101
6 6
6 110
7 7
7 111
8 10
8 1000
9 11
9 1001
10 12
A 1010
11 13
B 1011
12 14
C 1100
13 15
D 1101
14 16
E 1110
15 17
F 1111
22
BAB III SISTEM PENGAWATAN PLC TEKNIK PERANCANGAN DIAGRAM
TANGGA
3.1 Teknik Pengawatan PLC
Salah satu bahasan penting yang sering terlewatkan pada saat pembelajaran PLC adalah cara menghubungkannya dengan sistem yang akan dikendalikan.
Koneksi yang dimaksudkan bisa jadi saklar pembatas, sensor kedekatan, sensor cahaya, kontaktor, dsb. PLC memerlukan teknik pengawatan yang sesuai sehingga
bisa melaksanakan tugas kendali dengan tepat pula. Sistem PLC biasanya melibatkan penanganan rangkaian yang beroperasi
pada beberapa level tegangan maupun arus. Catu daya PLC bisa jadi memerlukan sumber 220 VAC, sementara itu peralatan sensor biasanya membutuhkan catu daya
tegangan 24 VDC. Di sisi lainnya, aktuator berupa motor listrik justru membutuhkan catu daya 3 phasa, 380 VAC. Arus untuk peralatan sensor hanya berkisar pada
ratusan mA, sementara itu arus untuk sebuah motor listrik bisa berkisar dari beberapa ampere sampai ratusan ampere.
Untuk bisa memfasilitasi berbagai peralatan dengan level teganganarus yang bervariasi, suatu teknik antar-muka interface yang tepat akan mampu
menyelesaikan permasahan yang dimaksudkan. Sebagai contoh, output suatu PLC yang hanya memungkinkan pensaklaran komponen DC dapat diantar-muka dengan
suatu rele yang memerlukan catu daya DC. Setelah itu kontak dari rele tersebut sudah bisa digunakan untuk berbagai keperluan pensaklaran komponen DC maupun
23