Persepsi Mahasiswa Program Pascasarjana Terhadap Database Science Direct Pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

(1)

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN Dengan hormat,

Saya mengharapkan kesediaan saudara/i untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner berikut ini dalam rangka pelaksanaan penelitian tentang “Persepsi Mahasiswa Program Pascasarjana Terhadap Database Science Direct pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara”. Atas partisipasi saudara/i saya ucapakan terimakasih.

Petunjuk Pengisian

1. Isilah identitas saudara/i di tempat yang telah disediakan

2. Beri tanda silang (X) pada jawaban yang menurut saudara/i paling setuju Identitas Responden

Jurusan : Fakultas : Pertanyaan

1. Apakah Anda pernah mengguna kan Database Science Direct?

a. Jika iya, diminta ketersediannya untuk mengisi kuesioner selanjutnya b. Jika tidak, tidak perlu diisi (kembalikan kepada peneliti)

2. Apakah informasi yang disediakan oleh Database Science Direct sesuai dengan informasi yang Anda butuhkan di bidang akademik?

a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai

b. Sesuai d. Tidak sesuai

3. Apakah informasi yang Anda temukan pada Database Science Direct akurat? a. Sangat akurat c. Kurang akurat

b. Akurat d. Tidak akurat

4. Apakah kecepatan pemanggilan dokumen pada Database Science Direct memadai?

a. Sangat memadai c. Kurang memadai

b. Memadai d. Tidak memadai

5. Menurut Anda seberapa pentingkah peranan Database Science Direct dalam memenuhi kebutuhan informasi Anda di bidang akademik jika dinilai dari segi ekonomisnya?

a. Sangat penting c. Kurang penting

b. Penting d. Tidak penting

6. Apakah Anda membutuhkan bantuan orang lain (termasuk pustakawan) ketika melakukan akses informasi melalui layanan Database Science Direct ?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

7. Apakah Anda sering memanfaatkan jurnal / karya ilmiah dari Database Science Direct untuk memperoleh informasi ilmiah yang Anda butuhkan?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang


(2)

(3)

(4)

(5)

Lampiran 6

Data Mahasiswa Program Pascasarjana Aktif November 2016

No Nama Program Studi Jumlah

1 Ilmu Kedokteran (S-3) 20

2 Ilmu Hukum (S-3) 16

3 Ilmu Pertanian (S-3) 10

4 Ilmu Teknik Sipil (S-3) 2

5 Ilmu Arsitektur dan Perkotaan (S-3) 2

6 Teknik Mesin (S-3) 1

7 Ilmu Ekonomi (S-3) 4

8 Ilmu Manajemen (S-3) 6

9 Ilmu Kedokteran Gigi 1

10 Linguistik (S-3) 10

11 Ilmu Kimia (S-3) 8

12 Ilmu Fisika (S-3) 2

13 Ilmu Biologi (S-3) 3

14 Ilmu Matematika (S-3) 6

15 Studi Pembangunan (S-3) 3

16 Ilmu Kesehatan Masyarakat (S-3) 7

17 Doktor Ilmu Komputer 5

18 Ilmu Farmasi (S-3) 3

19 Perencanaan Wilayah (S-3) 10

20 Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (S-3) 5

21 Kedokteran Klinik (S-2) 75

22 Biomedik (S-2) 6

23 Ilmu Kedokteran Tropis (S-2) 8

24 Ilmu Hukum (S-2) 163

25 Kenotariatan (S-2) 190

26 Ilmu Pangan (S-2) 1

27 Agroekoteknologi (S-2) 18

28 Agribisnis (S-2) 18

29 Ilmu Peternakan (S-2) 8

30 Teknik Mesin (S-2) 15

31 Teknik Sipil (S-2) 6

32 Teknik Arsitektur (S-2) 21

33 Teknik Kimia (S-2) 7

34 Teknik Industri (S-2) 4

35 Teknik Elektro (S-2) 13

36 Akuntansi (S-2) 58

37 Ekonomi Pembangunan (S-2) 8

38 Ilmu Manajemen (S-2) 37

39 Magister Kedokteran Gigi (S-2) 1


(6)

No Nama Program Studi Jumlah

41 Magister Bahasa Inggris (S-2) 10

42 Magister Bahasa Arab 0

43 Linguistik (S-2) 22

44 Penciptaan dan Pengakajian Seni (S-2) 5

45 Ilmu Kimia (S-2) 6

46 Matematika (S-2) 18

47 Ilmu Fisika (S-2) 13

48 Biologi (S-2) 10

49 Ilmu Komunikasi (S-2) 19

50 Sosiologi (S-2) 6

51 Studi Pembangunan (S-2) 28

52 Ilmu Kesehatan Masyarakat (S-2) 101

53 Ilmu Keperawatan (S-2) 58

54 Psikologi Sains (S-2) 10

55 Psikologi (S-2) 31

56 Teknik Informatika (S-2) 61

57 Farmasi (S-2) 19

58 Perencanaan Pembangunan Wilayah Pedesaan (S-2) 28 59 Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (S-2) 12

60 Magister Manajemen (S-2) 66

61 Manajemen Properti dan Penilaian (S-2) 16


(7)

Lampiran 8

Data Kunjungan dan Download Artikel pada Database Science Direct Tahun 2016

No. Bulan Jumlah

Kunjungan

Jumlah Download Artikel

1. Januari 825 3.539

2. Februari 1.484 4.064

3. Maret 3.357 17.629

4. April 3.121 24.425

5. Mei 2.617 9.430

6. Juni 4.396 8.739

7. Juli 730 3.557

8. Agustus 2.815 5.254

9. September 3.433 11.100

10. Oktober 4.212 9.664

11. November 2.654 8.544

Jumlah 29.644 105.945


(8)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Tentia Oktama Setyaning dan Heriyanto. 2013. Efektivitas Pemanfaatan Koleksi Alih Media di Layanan Deposit Perpustakaan Daerah Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.2, no.3 (p. 1-9).

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi ke-I. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik, Edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia.

Bishop, Ann Peterson, Nancy A. Van house dan Barbara P. Buttenfield. 2003. Digital Library Use : Social Practice in Design and evaluation. London: MIT Press.

Cheng-Ping Hu, Yuan Hu, dan Wei-Mei Yan. 2014. An empiricial study of Factor Influencing User Perception of University Digital Libraries in China. Library & Information Science Research Vol. 36, Issues 3-4 (Oktober), Pages 225-233.

Dahan, Suziyana Mat, at all. 2016. Surveying User’ Perception of Academic Library Services Quality: A case Study in Universiti Malaysia Pahang (UMP) Library. The Journal of Academic Librarianship Vol. 42, Issue 1 (Januari), Pages 38-43.

Datig, Ikka. 2014. What is a Library? : International College Students’ Perception of Libraries. The Journal of Academic Librarianship Vol. 40, Issues 3-4 (May), Pages 350-356.

Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi. 1994. Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Hasugian, Jonner. 2006. Sikap Mahasiswa terhadap Fasilitas dan Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Jurnal Wawasan Vol 11, no.3 (februari).

Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.


(9)

Hasugian, Jonner. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan informasi. Medan: USU Press.

Kulintang, Wulan. 2011. Sistem Pengelolaan Jurnal Elektronik pada Database ScienceDirect di Unit Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Skripsi., Universitas Gadjah Mada.

Ladjamudin, Al-Bahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Laporan Lokakarya. Bimbingan Pengguna dan Promosi Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri Malang, 25-28 Oktober 1993. Jakarta: Unit Koordinasi kegiatan Perpustakaan, 1994.

Mahadarma. Cerdas di Era Digital Melalui E-Journal. 8 Juli 2011.

Marcum, Deanna B. 2001.Development of Digital Libraries: An American Perspective. London: Greenwood press.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.

Nusantari, Dwi Dian, Abdul Rahman Saleh dan Yusalina. 2013. Analisis Pemanfaatan Jurnal Online ScienceDirect di Perpustakaan IPB. Jurnal Visi PUSTAKA Vol.15, no.2 (agustus).

Perdani, Seffy. 2009. Jenis-Jenis Sumber Daya Informasi. zhes. wordpress.com/.../jenis-jenis-sumber-daya-informasi-4/ (diakses 27 April 2016).

Rusydi, Ibnu. 2014. Pemanfaatan E-Journal Sebagai Media Informasi Digital. Jurnal Iqra’ Vol. 08, No. 02 (Oktober), p. 200-210.

Sari, Delaya. Pelesatarian Koleksi Digital. Jakarta. 2008. http//.UI Repository.ac.id (akses 21 April 2016).

Sevilla, Consuelo G. 1993. Pengantar metode penelitian. Jakarta: UI-Press.

Siahaan, Hotlan. 2013. Pengatalogan Deskriptif Bahan Pustaka Monograf: Buku Pedoman. Medan: Universitas Sumatera Utara.


(10)

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan perhitungan Manual & SPSS. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti. 2014. Analisis Data untuk Riset manajemen dan Bisnis. Ed. Ke-3. Medan: USU Press.

Subekti, Muhammad H. 2004. Sistem Manajemen Basis Data. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.

Sugiyono. 2005. Memahami penelitian kualitatif : dilengkapi contoh proposal dan laporan penelitian. Edisi 9. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2006. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, cet.7. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode penelitian bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia.

Sumardji, P. 1988. Perpustakaan : Organisasi dan Tatakerjanya. Yogyakarta : Kanisius.

Suwarno, W. Psikologi Perpustakaan. Jakarta : Sagung Seto, 2009. Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2013. Metode Penelitian Sosial: Berbagai

Alternatif Pendekatan. Edisi ke-3. Jakarta: Kencana.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta (LNRI Tahun 2002

No. 85 TLNRI No.4774).

(diakses 26 April 2016).

Walgito, B. Pengantar Psikologi Umum. Ed.3, Cet1.Yogyakarta : Andi, 2002. Wibowo, Ari satriyo, Ventura Elisawati dan Hermawan Kartajaya. 1996. Bermain

dengan persepsi: 36 Kasus pemasaran Asli Indonesia. Jakarta: Gramedia. Wikipedia. 2016. E-book. http://id.wikipedia.org/wiki/e-book (diakses 27 April


(11)

Wiratningsih. Pemanfaatan E-Journal dalam Menumbuhkan Suasana Akademik

di Perguruan Tinggi. 13 Juni 2011.

Wordpress. E-Journal. 12 November 2008.


(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan tingkat eksplanasi penelitian dibagi menjadi penelitian deskriptif, komparatif dan asosiatif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Azwan (2004:7) “Penelitian deskriptif adalah melakukan analisis hanya sampai pada tahap deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah disimpulkan”.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono 2009, 2). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian deskriptif, peneliti cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan antar variabel dan menguji hipotesis. Menurut Siregar (Siregar 2013, 8) metode deskriptif adalah metode penelitian yang memiliki prosedur pemecahan masalah dengan cara menggambarkan objek penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan, bentuknya berupa survei dan studi perkembangan.


(13)

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, yang beralamat di Jln. Perpustakaan No. 1 Kampus USU, Medan.

3.4 Populasi

Populasi adalah objek atau sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2012, 389) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Arikunto melengkapi pendapat sugiyono dengan menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2002, 108).

Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruh mahasiswa program pascasarjana pengguna Layanan Digital Perpustakaan USU, yang terdaftar sebagai anggota.

Jumlah pengunjung Layanan Digital Perpustakaan USU dalam penelitian ini dilihat sejak awal 2016, karena yang ingin diteliti adalah persepsi pengguna terhadap database Science Direct yang mulai dilanggan Perpustakaan USU sejak awal tahun 2016 juga. Selain itu, dalam penelitian ini sampel yang akan dilihat kunjungannya hanya berdasarkan kunjungan mahasiswa program pascasarjana (S2) saja, yaitu yang terdiri dari 39 program studi (berdasarkan data Tata Usaha Perpustakaan USU). Berikut ini data pengunjung Layanan Digital Perpustakaan USU:

1. Januari : 1.839 pengunjung (20 hari) 2. Februari : 1.756 pengunjung (20 hari)


(14)

3. Maret : 2.855 pengunjung (21 hari) 4. April : 3.050 pengunjung (21 hari) 5. Mei : 2.310 pengunjung (19 hari) 6. Juni : 2.334 pengunjung (22 hari) 7. Juli : 1.340 pengunjung (16 hari) 8. Agustus : 2.888 pengunjung (22 hari) 9. September : 2.270 pengunjung (21 hari) 10. Oktober : 2.153 pengunjung (21 hari) 11. November : 2.208 pengunjung (22 hari)

Berdasarkan data di atas dapat dihitung pengunjung per hari selama 5 (lima) bulan terakhir pada Layanan Digital Perpustakaan USU sebesar, dengan rumus dan perhitungan sebagai berikut:

Kunjungan per hari = ���������������

������������������

Kunjungan per hari

=1839 + 1756 + 2855 + 3050 + 2310 + 2334 + 1340 + 2888 + 2270 + 2153 + 2208 20 + 20 + 21 + 21 + 19 + 22 + 16 + 22 + 21 + 21 + 22

Kunjungan per hari =25.003 225

Kunjungan per hari = 111,124 pengunjung/hari


(15)

Menurut data yang diperoleh dari Biro Rektor USU bahwa jumlah mahasiswa program pascasarjana (S2) yang terdaftar sebagai pengguna Layanan Digital Perpustakaan USU adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Program Pascasarjana pengguna Layanan Digital Perpustakaan USU

No. Kategori Jumlah Mahasiswa Pascasarjana (S2)

Rata-rata pengguna per hari

Persentase

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengguna Layanan Digital

1.190 112 100 %

Sumber : Bidang Akademik Biro Rektor USU

Dengan keterangan jumlah mahasiswa yang aktif per jurusan di tahun 2016 sebagai berikut.

Tabel 3.2 Jumlah Mahasiswa Program Pascasarjana (S2) per Program Studi Aktif 2016 pada Universitas Sumatera Utara

No. Jurusan Pascasarjana Jumlah Mahasiswa

1. Ilmu Biomedik 6

2. Ilmu Kedokteran Klinik 72

3. Ilmu Kedokteran Tropis 8

4. Keperawatan 58

5. Ilmu Hukum 163

6. Kenotariatan 190

7. Agribisnis 18

8. Agroekoteknologi 18

9. Ilmu Peternakan 8

10. Ilmu Pangan 1

11. Teknik Elektro 13

12. Teknik Industri 4

13. Teknik Kimia 7

14. Teknik Mesin 15

15. Teknik Sipil 6

16. Arsitektur 21

17. Akuntansi 58

18. Ekonomi Pembangunan 8


(16)

No. Jurusan Pascasarjana Jumlah Mahasiswa

20. Ilmu Kedokteran Gigi 1

21. Penciptaan & Pengkajian Seni 5

22. Ilmu Sejarah 7

23. Ilmu Linguistik 22

24. Biologi 10

25. Fisika 13

26. Kimia 6

27. Matematika 18

28. Studi Pembangunan 28

29. Ilmu Komunikasi 19

30. Sosiologi 6

31. Ilmu Kesehatan Masyarakat 101

32. Psikologi Profesi 31

33. Psikologi Sains 10

34. Farmasi 19

35. Teknik Informatika 61

36. Magister Manajemen 66

37. PSL 12

38. PWD 28

39. Manajemen Properti dan Penilaian 16

40. Magister Bahasa Inggris 10

Sumber : Bidang Akademik Biro Rektor USU

3.5 Sampel

Sampel adalah bahagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili dari populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2009, 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan rumus Solvin dalam Siregar (Siregar 2013, 34), yaitu:

� = �

�+��� n = sampel

N = populasi


(17)

berdasarkan rumus Solvin di atas, maka dalam sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

n = �

1 +��2

n = 1.190

1 + 1.190(0,1)2

n = 1.190

1 + 1.190(0,01) n = 1.190

1 + 11,9 n =1.190

12,9

n = 92,248 dibulatkan menjadi 93 orang.

Dengan rumus di atas maka jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 93 orang dari 1.190 orang pengguna.

Adapun teknik yang digunakan untuk menentukan individu sampel adalah teknik aksidental sampling yakni teknik pengambilan sampel secara kebetulan, dimana pengunjung yang kebetulan mengunjungi Layanan Digital Perpustakaan USU akan dijadikan sampel.

3.6 Instrumen Penelitian

Pada hakikatnya alat pengumpulan data dalam suatu penelitian terdiri dari beberapa cara, hal itu tergantung pada sifat penelitian tersebut. Menurut Siregar, instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama (Siregar 2013, 46).


(18)

Instrumen penelitian bermanfaat untuk mengumpulkan data sebagai alat untuk menyatakan besaran atau prosentase yang berbentuk kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian ini penulis menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian.

3.6.1 Kuesioner

Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data-data yang di butuhkan. Menurut Sugiyono (2006, 135), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Pada penelitian ini penulis menyusun kuesioner dalam bentuk pertanyaan dengan menyediakan pilihan jawabannya.

3.6.2 Kisi-Kisi Kuesioner

Kisi-kisi kuesioner digunakan untuk memberikan gambaran sistematis mengenai apa yang akan ditanyakan kepada responden sehingga memberikan singkronisasi antara permasalahan yang diteliti dengan data yang di peroleh dari responden. Menurut Arikunto (2006, 178) kisi-kisi kuesioner merupakan identifikasi terhadap variabel yang ada dalam merumuskan judul penelitian, kemudian menjabarkan variable menjadi sub variabel.

Kisi-kisi kuesioner penelitian ini adalah seperti pada Tabel 3.2 berikut ini untuk mempermudah penyusunan kuesioner.


(19)

Tabel 3.3 Indikator Kuesioner

Variabel Indikator Nomor Item

Pertanyaan Jumlah Item Persepsi terhadap

Database Science Direct pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

1. Relevan (Relevancy) 2. Akurat (Accuracy) 3. Tepat Waktu (Timelines) 4. Ekonomis (Economy) 5. Efisien (Efficiency) 6. Dapat dipercaya

(Reliability) 2 3 4 5 6 7 1 1 1 1 1 1

Jumlah 6

3.7 Analisis Data

Teknik analisis data merupakan sebuah program atau sistem pengolahan data yang dirancang dengan tujuan untuk mempermudah membaca dan memaparkan data hasil penelitian. Teknik analisa data yang digunakan untuk penelitian kuantitatif sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dalam proposal.

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang di peroleh adalah metode deskriptif. Bertujuan untuk mendeskriptifkan semua hal yang berlaku. Interpretasi terhadap data dilakukan berdasarkan besaran interpretasi. Tujuan utama menggunakan metode dekriptif menurut Tavers seperti dikutip oleh Sevilla (1993, 71) adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.

Data yang terkumpul dari penyebaran kuesioner pada penelitian ini ditabulasi dengan menyusun kedalam table, kemudian menghitung persentasenya. Untuk menghitung hasil frekuensi dapat dibuat dalam persentase dengan


(20)

menggunakan rumus menurut Sudijono (2000, 57), rumus persentase yang dipakai yaitu : �= � ����%

Dengan keterangan sebagai berikut : P = Persentase

F = Frekuensi

N = Jumlah Responden / Sampel

Berdasarkan rumusan tersebut akan di peroleh persentase dan distandartkan dengan tolok ukur yang telah ditentukan. Adapun tolok ukur yang digunakan untuk menginterpretasikan besarnya persentase yang di dapat menurut Arikunto (2000, 57) yaitu :

0,00% : Tidak ada

1,00 – 24,99% : Sebagian kecil 25,00 – 49,99% : Hampir Setengahnya

50% : Setengahnya

50,01 – 74,99% : Sebagian Besar 75.00 – 99,99% : Pada Umumnya

100% : Seluruhnya


(21)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden

Sesuai dengan uraian pada bab sebelumnya, yang menjadi responden pada penelitian ini adalah mahasiswa Pascasarjana Layanan Digital Perpustakaan USU, yaitu 93 responden. Penyebaran kuesioner dilaksanakan selama 4 (empat) hari, dengan keterangan seperti pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Penyebaran Kuesioner di Layanan Digital Perpustakaan USU

Selama penyebaran kuesioner, beberapa kendala yang dirasakan oleh peneliti adalah dikarenakan oleh responden dari penelitian ini merupakan mahasiswa program pascasarjana yang diketahui sangat sibuk dengan tugas tesis mereka, sehingga peneliti harus lebih sabar dan kreatif memilih kata-kata guna membujuk mereka untuk bersedia meluangkan waktu sejenak mengisi kuesioner. Selain itu, menemukan responden yang tepat untuk penelitian ini tidaklah mudah, karena pengguna Layanan Digital yang berkunjung mungkin saja pengguna yang berkunjung di hari sebelumnya dan telah mengisi kuesioner penelitian, sehingga peneliti harus menambah pertanyaan kepada setiap responden untuk penyebaran

No. Tanggal Waktu Tempat

Jumlah Kuesioner

Tersebar

Jumlah Kuesioner Kembali 1. 14 Desember 2016 14:00–17:00 Wib

Layanan Digital

USU

18 18

2. 15 Desember 2016 09:00-12:00 Wib 15 15

14:00–17:00 Wib 14 14

3. 16 Desember 2016 09:00-12:00 Wib 19 19

14:00–17:00 Wib 15 15

4. 19 Desember 2016 09:00-12:00 Wib 12 12


(22)

kuesioner pada hari ke-dua hingga hari terakhir, yaitu pertanyaan “Apakah responden telah pernah mengisi kuesioner dengan judul Persepsi Mahasiswa Program Pascasarjana terhadap Database Science Direct pada Perpustakaan USU di hari sebelumnya?”. Jika responden belum pernah mengisi kuesioner di hari sebelumnya dan juga telah menggunakan Database Science Direct, maka barulah peneliti memberikan kuesioner untuk dijawab oleh responden tersebut.

Setelah 4 (empat) hari melaksanakan penyebaran kuesioner, peneliti akhirnya selesai menyebarkan kuesioner sebanyak 93 eksemplar, dengan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 93 eksemplar. Demikianlah penyebaran kuesioner dilaksanakan, sehingga hasil dan pembahasan akan diuraikan pada bab ini berdasarkan data otentik yang telah diperoleh dari lapangan.

4.2 Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif dalam pembahasan ini berdasarkan indikator-indikator yang di ukur, yaitu:

4.2.1 Penggunaan Database Science Direct

Untuk mengidentifikasi responden yang pernah menggunakan Database Science Direct, disusun butir pertanyaan nomor 1 (satu), yaitu “Apakah responden pernah menggunakan Database Science Direct?”. Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mendapatkan responden yang benar-benar merupakan pengguna Database Science Direct. Hasil dari jawaban responden terhadap butir pertanyaan nomor 1 (satu) dapat dilihat pada Tabel 4.2.


(23)

Tabel 4.2 Penggunaan Database Science Direct No.

Item Pertanyaan

Pilihan

Jawaban Frekuensi (F) Persentasi (%) 1. Apakah Anda pernah

menggunakan Database Science Direct?

Pernah 93 100 %

Tidak Pernah 0 0 %

Jumlah 93 100 %

Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa 93 responden (100%) mahasiswa pascasarjana adalah pengguna Layanan Digital Perpustakaan USU yang menggunakan Database Science Direct. Berdasarkan data di atas dapat dinyatakan bahwa seluruh responden adalah pengguna Layanan Digital Perpustakaan USU dan pernah menggunakan Database Science Direct. Dengan demikian, mereka adalah benar-benar responden yang menjadi target penelitian ini.

4.2.2 Relevan (Relevancy)

Untuk mengidentifikasi tanggapan responden terhadap kesesuaian informasi antara informasi yang disediakan oleh Database Science Direct dengan kebutuhan informasi responden, maka disusun butir pertanyaan nomor 2 (dua), yaitu “Apakah informasi yang disediakan oleh Database Science Direct sesuai dengan informasi yang dibutuhkan oleh responden di bidang akademik?”. Dari pertanyaan ini akan diperoleh tingkat kesesuaian informasi yang dirasakan responden terhadap informasi yang diperoleh responden dari Database Science Direct. Hasil dari jawaban responden terhadap butir pertanyaan nomor 2 (dua) dapat dilihat pada Tabel 4.3.


(24)

Tabel 4.3 Relevansi informasi pada Database Science Direct No.

Item Pertanyaan

Pilihan

Jawaban Frekuensi (F) Persentasi (%) 2. Apakah informasi

yang disediakan oleh Database Science Direct sesuai dengan informasi yang Anda butuhkan di bidang akademik?

Sangat sesuai 14 15 %

Sesuai 47 51 %

Kurang sesuai 32 34 %

Tidak sesuai 0 0 %

Jumlah 93 100 %

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 93 responden, 14 responden (15%) menyatakan bahwa informasi yang disediakan oleh Database Science Direct sangat sesuai (relevan) dengan informasi yang dibutuhkan. Kemudian 47 responden (51%) menyatakan informasi yang disediakan oleh Database Science Direct sesuai (relevan) dengan informasi yang dibutuhkan. Selanjutnya 32 responden (34%) menyatakan informasi yang disediakan oleh Database Science Direct kurang sesuai (relevan) dengan informasi yang dibutuhkan, dan tidak ada responden (0%) yang menyatakan bahwa informasi yang disediakan oleh Database Science Direct tidak sesuai (relevan) dengan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa sebagian besar responden (51%) menyatakan informasi yang disediakan oleh Database Science Direct sesuai (relevan) dengan informasi yang dibutuhkan dan bahkan terdapat sebagian kecil (15%) responden berpendapat bahwa informasi yang disediakan oleh Database Science Direct sangat sesuai (relevan) dengan informasi yang dibutuhkan.


(25)

Berdasarkan data tersebut dapat diinterprestasikan bahwa Database Science Direct dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna Layanan Digital Perpustakaan USU.

4.2.3 Akurat (Accuracy)

Untuk mengidentifikasi tanggapan responden terhadap keakuratan informasi yang diperoleh responden dari Database Science Direct., maka disusun butir pertanyaan nomor 3 (tiga), yaitu “Apakah menurut responden informasi yang mereka temukan pada Database Science Direct akurat?”. Dari pertanyaan ini akan diperoleh tingkat keakuratan informasi yang dirasakan responden terhadap informasi yang diperoleh responden dari Database Science Direct. Hasil dari jawaban responden terhadap butir pertanyaan nomor 3 (tiga) dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Keakuratan informasi pada Database Science Direct No.

Item Pertanyaan

Pilihan

Jawaban Frekuensi (F) Persentasi (%) 3. Apakah informasi

yang Anda temukan pada Database

Science Direct akurat?

Sangat akurat 38 41 %

Akurat 42 45 %

Kurang akurat 11 12 %

Tidak akurat 2 2 %

Jumlah 93 100 %

Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 93 responden, 38 responden (41%) menyatakan bahwa informasi yang ditemukan pada Database Science Direct sangat akurat. Kemudian 42 responden (45%) menyatakan informasi yang ditemukan pada Database Science Direct akurat. Selanjutnya 11 responden (12%) menyatakan informasi yang ditemukan pada Database Science Direct


(26)

kurang akurat dan 2 responden (2%) menyatakan informasi yang ditemukan pada Database Science Direct tidak akurat.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pada umumnya (86%) responden menganggap informasi yang ditemukan pada Database Science Direct akurat dan sangat akurat. Sedangkan hanya sebagian kecil (14%) responden yang menganggap informasi yang ditemukan pada Database Science Direct kurang akurat bahkan tidak akurat.

Berdasarkan data tersebut dapat diinterprestasikan bahwa informasi yang terdapat pada Database Science Direct memiliki nilai keakuratan yang tinggi bagi mahasiswa program pascasarjana dalam pemenuhan informasi yang mereka butuhkan di bidang akademik.

4.2.4 Tepat Waktu (Time Lines)

Untuk mengidentifikasi tanggapan responden terhadap kecepatan waktu dalam pemangilan dokumen yang dibutuhkan pengguna dari Database Science Direct, maka disusun butir pertanyaan nomor 4 (empat), yaitu “Apakah menurut responden kecepatan pemanggilan dokumen pada Database Science Direct telah memadai?”. Dari pertanyaan ini akan diketahui apakah kecepatan waktu dalam pemangilan dokumen Database Science Direct sudah memadai ataukah masih belum memadai. Hasil dari jawaban responden terhadap butir pertanyaan nomor 4 (empat) dapat dilihat pada Tabel 4.5.


(27)

Tabel 4.5 Kecepatan Pemanggilan Dokumen pada Database Science Direct No.

Item Pertanyaan

Pilihan

Jawaban Frekuensi (F) Persentasi (%) 4. Apakah kecepatan

pemanggilan dokumen pada Database Science Direct memadai?

Sangat memadai 17 18 %

Memadai 64 69 %

Kurang memadai 11 12 %

Tidak memadai 1 1 %

Jumlah 93 100 %

Dari Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 93 responden, 17 responden (18%) menyatakan kecepatan pemanggilan dokumen pada Database Science Direct sangat memadai. Kemudian 64 responden (69%) menyatakan kecepatan pemanggilan dokumen pada Database Science Direct memadai. Selanjutnya 11 responden (12%) menyatakan kecepatan pemanggilan dokumen pada Database Science Direct kurang memadai, dan 1 responden (1%) menyatakan kecepatan pemanggilan dokumen pada Database Science Direct tidak memadai.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pada umumnya (87%) responden menyatakan bahwa kecepatan pemanggilan dokumen pada Database Science Direct memadai dan bahkan sangat memadai. Sementara hanya sebagian kecil responden (13%) yang menyatakan bahwa kecepatan pemanggilan dokumen pada Database Science Direct kurang memadai dan tidak memadai.

Berdasarkan data tersebut dapat diinterprestasikan bahwa kecepatan pemanggilan dokumen pada Database Science Direct sudah memadai dalam pemenuhan informasi yang dibutuhkan responden.


(28)

4.2.5 Ekonomis (Economy)

Untuk mengidentifikasi tanggapan responden terhadap peranan Database Science Direct dalam memenuhi kebutuhan informasi di bidang akademik jika dinilai dari segi ekonomisnya, maka disusun butir pertanyaan nomor 5 (lima), yaitu “Menurut responden seberapa pentingkah peranan Database Science Direct dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka di bidang akademik jika dinilai dari segi ekonomis?”. Dari pertanyaan ini akan diketahui pengaruh Database Science Direct di bidang ekonomis terhadap pemenuhan kebutuhan informasi responden. Hasil dari jawaban responden terhadap butir pertanyaan nomor 5 (lima) dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Peranan Database Science Direct dinilai dari Segi Ekonomis No.

Item Pertanyaan

Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentasi (%) 5. Menurut Anda

seberapa pentingkah peranan Database Science Direct dalam memenuhi kebutuhan informasi Anda di bidang akademik jika dinilai dari segi ekonomisnya?

Sangat penting 17 18 %

Penting 38 41 %

Kurang penting

34 37 %

Tidak penting 4 4 %

Jumlah 93 100 %

Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 93 responden, 17 responden (18%) menyatakan bahwa peranan Database Science Direct dalam memenuhi kebutuhan informasi responden di bidang akademik jika dinilai dari segi ekonomis sangat penting. Kemudian 38 responden (41%) menyatakan peranan Database Science Direct dalam memenuhi kebutuhan informasi responden di bidang akademik jika dinilai dari segi ekonomis adalah penting. Selanjutnya 34


(29)

responden (37%) menyatakan peranan Database Science Direct dalam memenuhi kebutuhan informasi responden di bidang akademik jika dinilai dari segi ekonomis kurang penting, dan 4 responden (4%) menyatakan peranan Database Science Direct dalam memenuhi kebutuhan informasi responden di bidang akademik jika dinilai dari segi ekonomis tidak penting.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hampir setengah (41%) dari responden menyatakan peranan Database Science Direct dalam memenuhi kebutuhan informasi responden di bidang akademik jika dinilai dari segi ekonomis merupakan hal yang penting dan sebagian kecil (18%) menyatakan sangat penting.

Berdasarkan data tersebut dapat diinterprestasikan bahwa peranan Database Science Direct dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna di bidang akademik jika dinilai dari segi ekonomisnya adalah penting, karena sebagian besar (59%) responden menyatakan peranan Database Science Direct dalam memenuhi kebutuhan informasi responden di bidang akademik jika dinilai dari segi ekonomis merupakan hal yang penting dan bahkan sangat penting.

Selain berdasarkan pendapat di atas, dapat juga dibuktikan bahwa jika dinilai dari segi ekonomisnya, peranan Database Science Direct sangatlah penting dengan melihat Tabel 4.7 yang menunjukkan tingkat kunjungan dan jumlah download artikel daripada Database Science Direct selama Januari hingga November 2016 sebagai berikut:


(30)

Tabel 4.7 Tingkat Kunjungan dan Download Artikel pada Database Science Direct Tahun 2016

No. Bulan Jumlah

Kunjungan

Jumlah Download Artikel

1. Januari 825 3.539

2. Februari 1.484 4.064

3. Maret 3.357 17.629

4. April 3.121 24.425

5. Mei 2.617 9.430

6. Juni 4.396 8.739

7. Juli 730 3.557

8. Agustus 2.815 5.254

9. September 3.433 11.100

10. Oktober 4.212 9.664

11. November 2.654 8.544

Jumlah 29.644 105.945

Sumber: Layanan Digital Perpustakaan USU

Jika data pada Tabel 4.7 dikalkulasikan, maka akan diperoleh data sebagai berikut:

1. Jumlah download artikel per pengunjung selama setahun adalah: 105.945 �������

29.644 ����������= 3,57 ������� / ����������

atau dapat dibulatkan menjadi 4 artikel per pengunjung selama setahun. 2. Harga melanggan Database Science Direct adalah 3,6 Milyar Rupiah, maka:

��. 3.600.000.000

105.945 ������� =��. 33.979,89 / �������

atau dapat dibulatkan menjadi Rp. 34.000,- per artikel.

Dari hasil kalkulasi diketahui bahwa setiap pengunjung Database Science Direct rata-rata men-download sebanyak 4 artikel selama setahun, dan juga harga artikel menjadi Rp. 34.000,- per artikel, dimana para pengguna perpustakaan telah mengetahui bahwa harga download sebuah artikel elektronik biasanya bisa mencapai ratusan ribu rupiah apabila database tidak dilanggan oleh perpustakaan.


(31)

Berdasarkan hasil kalkulasi tersebut dapat dibuktikan bahwa benar-benar Database Science Direct berperan dari segi ekonomis dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna di bidang akademik.

4.2.6 Efisien (Efficiency)

Suatu database dikatakan efisien jika menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pengguna, sehingga pengguna dapat menelusur informasi secara mandiri dengan mudah tanpa bantuan dari pihak lain. Untuk mengidentifikasi tanggapan responden terhadap tingkat efficiency Database Science Direct, maka disusun butir pertanyaan nomor 6 (enam), yaitu “Apakah responden membutuhkan bantuan orang lain (termasuk pustakawan) ketika melakukan akses informasi melalui layanan Database Science Direct ?”. Dari pertanyaan ini akan diketahui Database Science Direct sudah efisien atau belum. Hasil dari jawaban responden terhadap butir pertanyaan nomor 6 (enam) dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Efisiensi Database Science Direct

No.

Item Pertanyaan

Pilihan

Jawaban Frekuensi (F) Persentasi (%) 6. Apakah Anda

membutuhkan bantuan orang lain (termasuk pustakawan) ketika melakukan akses

informasi melalui layanan Database Science Direct ?

Sangat sering 2 2 %

Sering 7 8 %

Kadang-kadang 69 74 %

Tidak pernah 15 16 %

Jumlah 93 100 %

Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari 93 responden, 2 responden (2%) menyatakan bahwa sangat sering membutuhkan bantuan orang lain (termasuk pustakawan) ketika melakukan akses informasi melalui layanan Database Science Direct. Kemudian 7 responden (8%) menyatakan sering membutuhkan bantuan


(32)

orang lain (termasuk pustakawan) ketika melakukan akses informasi melalui layanan Database Science Direct. Selanjutnya 69 responden (74%) menyatakan kadang-kadang membutuhkan bantuan orang lain (termasuk pustakawan) ketika melakukan akses informasi melalui layanan Database Science Direct, dan 15 responden (16%) menyatakan tidak pernah membutuhkan bantuan orang lain (termasuk pustakawan) ketika melakukan akses informasi melalui layanan Database Science Direct.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hanya sebagian kecil (10%) responden menyatakan sering dan bahkan sangat sering membutuhkan bantuan orang lain (termasuk pustakawan) ketika melakukan akses informasi melalui layanan Database Science Direct, sedangkan sebagian besar (74%) responden menyatakan bahwa kadang-kadang membutuhkan bantuan orang lain (termasuk pustakawan) ketika melakukan akses informasi melalui layanan Database Science Direct, serta terdapat sebagian kecil (16 %) responden menyatakan bahwa tidak pernah membutuhkan bantuan orang lain (termasuk pustakawan) ketika melakukan akses informasi melalui layanan Database Science Direct.

Berdasarkan perbandingan tersebut, dapat dilihat bahwa hanya sebagian kecil mahasiswa program pascasarjana yang mengalami kesulitan dalam menelusur menggunakan Database Science Direct, sehingga dapat diinterprestasikan bahwa Database Science Direct merupakan database yang efisien.


(33)

4.2.7 Dapat dipercaya (Reliability)

Suatu database dapat dikatakan dipercaya apabila dilihat dari tingkat keseringan pengguna memanfaatkan informasi yang diperoleh dari tersebut, sebab alasan pengguna memanfaatkan informasi dari suatu database adalah karena pengguna tersebut percaya terhadap nilai kebenaran informasi yang diperoleh. Untuk mengidentifikasi tanggapan responden terhadap nilai reliability informasi yang terdapat dalam Database Science Direct, maka disusun butir pertanyaan nomor 7 (tujuh), yaitu “Apakah responden sering memanfaatkan jurnal / karya ilmiah dari Database Science Direct untuk memperoleh informasi ilmiah yang mereka butuhkan?”. Dari pertanyaan ini akan diketahui informasi yang disediakan oleh Database Science Direct telah dapat dipercaya atau belum. Hasil dari jawaban responden terhadap butir pertanyaan nomor 7 (tujuh) dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Nilai Reliability Database Science Direct No.

Item Pertanyaan

Pilihan

Jawaban Frekuensi (F) Persentasi (%) 7. Apakah Anda

sering

memanfaatkan jurnal / karya ilmiah dari

Database Science Direct untuk memperoleh informasi ilmiah yang Anda butuhkan?

Sangat sering 18 20 %

Sering 43 46 %

Kadang-kadang 29 31 %

Tidak pernah 3 3 %


(34)

Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari 93 responden, 18 responden (20%) menyatakan bahwa sangat sering memanfaatkan jurnal / karya ilmiah dari Database Science Direct untuk memperoleh informasi ilmiah yang dibutuhkan. Kemudian 43 responden (46%) menyatakan sering memanfaatkan jurnal / karya ilmiah dari Database Science Direct untuk memperoleh informasi ilmiah yang dibutuhkan. Selanjutnya 29 responden (31%) menyatakan kadang-kadang memanfaatkan jurnal / karya ilmiah dari Database Science Direct untuk memperoleh informasi ilmiah yang dibutuhkan, dan 3 responden (3%) menyatakan tidak pernah memanfaatkan jurnal / karya ilmiah dari Database Science Direct untuk memperoleh informasi ilmiah yang dibutuhkan.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hampir setengah (46%) dari responden menyatakan sering memanfaatkan jurnal / karya ilmiah dari Database Science Direct untuk memperoleh informasi ilmiah yang dibutuhkan dan bahkan terdapat sebagian kecil (20%) responden yang menyatakan sangat sering memanfaatkan jurnal / karya ilmiah dari Database Science Direct untuk memperoleh informasi ilmiah yang dibutuhkan.

Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar (66%) responden sering dan bahkan sangat sering memanfaatkan jurnal / karya ilmiah dari Database Science Direct untuk memperoleh informasi ilmiah yang dibutuhkan, maka hal tersebut berarti tingkat reliabilitas informasi yang terdapat pada Database Science Direct cukup tinggi, sehingga lebih besar jumlah mahasiswa yang sering memanfaatkan jurnal / karya ilmiah dari Database Science Direct untuk memperoleh informasi ilmiah yang dibutuhkan, jika dibandingkan dengan jumlah


(35)

mahasiswa yang jarang memanfaatkan jurnal / karya ilmiah dari Database Science Direct untuk memperoleh informasi ilmiah yang dibutuhkan. Berdasarkan data tersebut dapat diinterprestasikan bahwa informasi yang disediakan oleh Database Science Direct telah dapat dipercaya.


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa persepsi pengguna layanan digital perpustakaan USU terhadap Database Science Direct adalah “bagus”. Dengan kualifikasi sebagai berikut: 1. Database Science Direct tidak hanya menyediakan data informasi pada satu

bidang ilmu saja, melainkan terdapat berbagai bidang ilmu di dalamnya, sehingga seluruh pengguna sering memanfaatkan Database Science Direct sebagai sarana pemenuhan informasi yang mereka butuhkan.

2. Database Science Direct dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna Layanan Digital Perpustakaan USU, sebab sebagian besar pengguna menyatakan bahwa informasi yang disediakan oleh Database Science Direct telah sesuai dan bahkan sangat sesuai dengan informasi yang dibutuhkan dalam bidang akademik.

3. Database Science Direct menyediakan informasi yang akurat.

4. Kecepatan pemanggilan dokumen pada Database Science Direct telah memadai.

5. Database Science Direct berperan penting dalam segi ekonomis terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pengguna Layanan Digital pada Perpustakaan USU. Selain berdasarkan jawaban responden, hal ini juga dibuktikan dengan tingginya tingkat pemanfaatan Database Science Direct


(37)

selama tahun 2016, baik dilihat dari tingkat kunjungan Database maupun dari jumlah artikel yang di-download oleh pengguna Database Science Direct. 6. Layanan Database Science Direct sudah efisien, meskipun sebagian kecil dari

pengguna ada yang memerlukan bantuan orang lain (seperti pustakawan) dalam menelusur informasi pada Database Science Direct.

7. Database Science Direct dipercaya oleh pengguna dalam pemenuhan informasi yang mereka butuhkan. Sebab, sebagian besar pengguna Layanan Digital menyatakan sering dan bahkan sangat sering memanfaatkan jurnal / karya ilmiah dari Database Science Direct.

5.2 Saran

Setelah penelitian dilaksanakan, kemudian merujuk pada kesimpulan, maka penulis memberikan saran, yaitu:

1. Sebaiknya pustakawan lebih memaksimalkan penggunaan Database Science Direct pada layanan digital USU, perpustakaan USU hendaknya melakukan pengenalan dan pelatihan penguna tentang Database Science Direct secara serius dan kontiniu kepada, baik pengguna aktual maupun potensial. Sehingga Database Science Direct menjadi lebih efisien dan pengguna dapat menelusur informasi secara mandiri dengan mudah tanpa bantuan dari pihak lain.

2. Sebaiknya Database Science Direct tetap dilanjutkan untuk dilanggan ditahun berikutnya.


(38)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Persepsi Pengguna Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Persepsi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, dan atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Pendapat lain menyatakan persepsi adalah proses internal yang memungkinkan seseorang memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku (Mulyana 2002, 167).

Melengkapi defenisi persepsi yang terdapat dalam KBBI dan yang telah dinyatakan oleh Mulyana di atas, Walgito (2002, 69) menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu program yang didahului oleh proses diterimanya stimulus oleh individu melalui panca indera, namun proses ini tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.

Setiap informasi yang dikumpulkan tentang persepsi mahasiswa terhadap perpustakaan akan sangat membantu dalam mempromosikan sumber daya perpustakaan, fasilitas, dan layanan, dan juga dalam memastikan pentingnya perpustakaan dalam kehidupan akademik mahasiswa selanjutnya. Seperti yang diungkapkan oleh Dating (2014, 356) dalam penelitiannya sebagai berikut:

Any information that can be gathered on student perceptions of libraries will be helpful in promoting library resources, facilities, and services, and


(39)

also in ensuring the continued importance of the library in students' academic lives.

Saat ini persepsi pengguna dan harapan penelitian telah menjadi salah satu studi yang paling populer di bidang kualitas pelayanan di berbagai perpustakaan akademik. Studi yang menekankan penyediaan layanan perpustakaan yang baik sebagai unsur yang lebih penting bagi pengguna daripada bangunan perpustakaan itu sendiri. Harapan Pengguna dan kepuasan telah digunakan untuk menentukan kualitas layanan untuk membantu organisasi pelayanan memposisikan diri sekarang ini. Seperti yang dinyatakan oleh Dahan (2016, 39) dalam penelitiannya sebagai berikut.

User perception and expectation studies have become one of themost popular studies in the area of service quality inmany academic libraries. The studies emphasized provision of good library service as more important to the users than the library building itself. ‘User expectation’ and ‘satisfaction’ have been used to determine the service quality to help service organizations position themselves these days.

Pendapat lain menyatakan bahwa pemasaran merupakan pertempuran persepsi dan begitu pentingnya konsumen memiliki persepsi jelas atas suatu merek dengan cara meningkatkan pengenalan (awareness) dan persepsi atas mutu (perceived quality) (Wibowo 1996, 13).

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, maka dapat diketahui bahwa saat ini penilaian persepsi pengguna terhadap suatu layanan pada perpustakaan adalah studi yang paling popular dalam penelitian saat ini, karena melalui studi pengguna peneliti dapat mengetahui tentang persepsi yang dirasakan pengguna suatu layanan perpustakaan, dan dari persepsi tersebut kepala perpustakaan dapat membuat kebijakan-kebijakan baru yang menekankan penyediaan layanan


(40)

perpustakaan yang baik sebagai unsur yang lebih penting bagi pengguna daripada bangunan perpustakaan itu sendiri. Selain itu, setiap informasi yang dikumpulkan tentang persepsi mahasiswa terhadap perpustakaan akan sangat membantu dalam mempromosikan sumber daya perpustakaan, fasilitas, dan layanan, dan juga dalam memastikan pentingnya perpustakaan dalam kehidupan akademik mahasiswa.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Persepsi

Tidak banyak yang menganggap bahwa faktor yang mempengaruhi persepsi pengguna jasa Digital Library dilihat dari sisi jasa yang disediakan oleh suatu organisasi. Buckland dalam Chang-Ping menyatakan bahwa “observed that library services should be user-centered rather than data-centered, user perception is an essential and important factor for the Digital Library evaluation. Understanding the factors that influence user perception would be helpful in organizing and providing services and might encourage greater use of library information and services”. Maksudnya adalah perpustakaan jasa harus lebih berpusat pada user-centered daripada data-centered, persepsi pengguna merupakan faktor penting dan penting untuk evaluasi Digital Library. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pengguna akan membantu dalam mengatur dan menyediakan layanan dan mungkin mendorong lebih besar penggunaan informasi dan layanan perpustakaan (Chang-Ping 2014, 225).

Hasil penelitian Chang-Ping menyimpulkan sebagai berikut:

The results indicate that three direct factors can affect user perception of a DL: information providing services, information retrieval services, and individual services. Information providing services and information retrieval services were found to be more important. The survey revealed


(41)

that the main purpose of using a university DL is to retrieve databases for information resource discovery (Chang-Ping 2014, 229).

Maksudnya ada tiga faktor langsung yang dapat mempengaruhi persepsi pengguna Digital Library yaitu: layanan penyedia informasi, layanan penemuan kembali informasi, dan layanan individual. Layanan penyedia informasi dan layanan penemuan kembali informasi yang ditemukan menjadi lebih penting. Survei tersebut mengungkapkan bahwa tujuan utama suatu universitas menggunakan Digital Library adalah penggunaan database untuk menemukan sumber daya informasi.

Perbedaan persepsi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandang. Persepsi juga berhubungan dengan cara pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya. Persepsi positif maupun negatif seperti data yang sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran bawah sadar. Data itu akan segera muncul ketika ada sesuatu yang memicunya atau ada kejadian yang membukanya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu penilaian atau kesan seseorang terhadap suatu objek yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja. Tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat sesuatu mungkin memberikan interprestasi yang berbeda tentang yang dilihatnya. Menurut Suwarno (2009, 57) faktor yang mempengaruhi perbedaan informasi yang diterima antara lain:


(42)

1. Stereotip, yaitu pandangan tentang ciri-ciri tingkah laku dari masyarakat tertentu.

2. Persepsi diri, yaitu pandangan terhadap diri sendiri yang dapat mempengaruhi pembentukan kesan pertama.

3. Situasi dan kondisi, yaitu pandangan terhadap seseorang yang dipengaruhi oleh situasi atau kondisi tertentu.

4. Ciri yang ada pada diri orang lain, yaitu daya tarik fisik seseorang yang dapat menimbulkan penilaian khusus pada saat pertama kali bertemu.

Sedangkan menurut Walgito (2002, 89), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain:

1. Objek yang dipersepsi (stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor). Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun stimulus terbesar datang dari luar individu.

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf (untuk menerima stimulus) disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai alat untuk mengadakan respon deperlukan syaraf motoris.

3. Perhatian (untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi), yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Dari hal-hal tersebut dapat dikemukakan bahwa untuk mengadakan persepsi adanya beberapa faktor yang berperan yaitu: objek atau stimulus yang dipersepsi, alat indera dan syaraf-syaraf serta pusat susunan syaraf yang merupakan syarat biologis, dan perhatian, yang merupakan syarat psikologis. Pernyataan di atas menguraikan bahwa persepsi seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor dan faktor-faktor tersebut membuat persepsi setiap individu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Faktor internal yang berasal dari diri sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari objek yang diperhatikan. Faktor-faktor tersebut akan berpengaruh pada individu dalam menanggapi suatu objek,


(43)

stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaan-perbedaan dalam kepribadian, perbedaan-perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman proses belajar, dan pengetahuannya.

2.1.3 Proses Pembentukan Persepsi

Proses pembentukan persepsi merupakan hal yang harus dibahas dalam penelitian ini, karena merupakan langkah pertama untuk menentukan bagaimana persepsi pengguna terhadap pemanfaatan layanan e-journal Science Direct. Adapun proses pembentukan persepsi menurut Walgito (2002, 71) diuraikan sebagai berikut:

Objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor, perlu dikemukakan antara objek dan stimulus itu menjadi satu misalnya dalam hal tekanan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit sehingga akan terasa tekanan tersebut. Proses stimulus mengenai alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak proses ini disebut sebagai proses psiologis. Kemudian terjadilah proses diotak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat dan apa yang didengar atau apa yang diraba. Proses yang terjadi diotak atau dalam pusat kesadaran ini yang disebut proses psikologis. Dengan demikian dapat dikemukakan terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang misalnya : apa yang dilihat, apa yang didengardan apa yang diraba yaitu stimulus yang ditrima oleh alat indera, proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk.


(44)

Pendapat di atas menjelaskan bahwa proses pembentukan suatu persepsi melewati beberapa proses seperti penglihatan, pendengaran dan perabaan melalui alat indera terhadap objek yang dijadikan perhatian.

Persepsi pengguna terhadap layanan Database Science Direct adalah suatu pandangan, penilaian maupun kesan pemustaka ketika melakukan pencarian informasi menggunakan Database Science Direct yang disediakan oleh perpustakaan. Pengguna dapat menilai dan mendapatkan kesan setelah menggunakan Database Science Direct dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Pengguna akan memberikan sebuah respon terhadap penerapan Database Science Direct apabila pengguna tersebut menggunakan dan memanfaatkan Database Science Direct yang disediakan oleh pihak perpustakaan, persepsi muncul apabila pemustaka mendapatkan manfaat atau tidak dalam mencari informasi yang dibutuhkan melalui Database Science Direct.

2.1.4 Pengguna Perpustakaan Perguruan Tinggi

Christianzen dalam Sulistyo-Basuki (1991, 7) menyatakan bahwa “istilah pengguna perpustakaan mengacu pada seseorang yang menggunakan koleksi perpustakaan ini dapat digolongkan menjadi klien dan non klien”. Selanjutnya Sulistyo-Basuki (1991, 8) menguraikan bahwa “pengguna dapat dibedakan sebagai pengguna yang aktif dan yang tidak aktif”. Dalam istilah yang lebih luas pengguna dapat dikatakan sebagai orang yang berhubungan dengan perpustakaan, baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencari informasi yang dibutuhkan.


(45)

Sedangkan Ratnaningsih dalam Laporan Lokakarya (1994, 1) menyatakan bahwa “pengguna potensial pada perpustakaan Perguruan tinggi meliputi mahasiswa, staf pengajar, peneliti serta staf lain di lingkungan lembaga induknya”.

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan dari beberapa definisi di atas yang dimaksud dengan pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah seluruh mahasiswa, staf pengajar, peneliti serta para staf lain yang datang ke perpustakaan karena didorong oleh kebutuhan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan ataupun memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan cara menggunakan jasa perpustakaan.

2.2 Jenis Sumber Daya Informasi di Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perdani (2009) menyatakan bahwa sumber daya informasi tidak hanya sekedar data dan informasi, melainkan mencakup pula perangkat keras, perangkat lunak, para spesialis informasi, dan para pemakai informasi. Data dan informasi merupakan sumber daya utama yang harus dikelola dengan baik seperti sumber daya utama lainnya adalah merupakan pendekatan yang positif untuk penggunaan komputer. Dengan perkataan lain, bahwa mengelola data (input) dengan bantuan komput er hal tersebut berarti mengelola informasi (output) yang dimiliki.

Bahan pustaka perpustakaan perguruan tinggi berguna untuk melayani keperluan pemustaka dari tingkat persiapan sampai menghadapi ujian sarjana dan menyusun skripsi, dan para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta para peneliti yang bergabung dalam perguruan tinggi yang bersangkutan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka tersebut sehingga


(46)

koleksi perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal. Koleksi Perpustakaan universitas harus sesuai dengan bidang-bidang yang dicakupi universitas yang dinaunginya, sedangkan perpustakaan fakultas, Perpustakaan akademi dan Perpustakaan sekolah tinggi atau institut terbatas bidang lingkup lembaga pendidikan di mana ia tergabung.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994, 3) koleksi perpustakaan adalah “semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan akan informasi”. Kemudian pendapat Wynar yang dikutip oleh Hotlan (2013, 1) menyatakan bahwa bahan pustaka pada perpustakaan sangat beragam, yaitu meliputi:

1. Books, pamphlets, and printed sheet 2. Cartographic materials

3. Manuscripts (including manuscript collection) 4. Music

5. Sound recordings

6. Motion pictures and video recordings 7. Graphic materials

8. Computer files

9. Three-dimensional artifacts and realita 10. Microforms

11. Serials

Beberapa pendapat di atas menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan salah satu pusat sumber informasi, karena di dalam perpustakaanlah banyak ditemukan benda-benda yang menyimpan informasi, baik tercetak maupun dalam bentuk elektronik. Serta dapat dikatakan bahwa sumber daya informasi perpustakaa adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, disimpan, dan dilayankan kepada pemustaka guna memenuhi kebutuhan informasi


(47)

pemustaka selama guna memenuhi kebutuhan pemustaka tersebut. Perpustakaan sebagai jantung pendidikan harus menyediakan koleksi yang sesuai dengan ilmu pendidikan yang di naungi oleh universitasnya sehingga koleksi perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemustaka. Sumber daya informasi perpustakaan dapat berupa sumber daya informasi tercetak dan juga sumber daya informasi dalam bentuk elektronik.

2.2.1 Sumber Daya Informasi Tercetak

Sumber daya informasi tercetak adalah koleksi dalam bentuk tercetak. Koleksi dalam bentuk tercetak terdiri dari buku, majalah, surat kabar, pamflet, lembaran photo, brosur dan bahan-bahan lepas lainnya. Menurut Sumardji (1988, 13) sumber daya koleksi koleksi tercetak terdiri atas :

1. Koleksi berupa naskah yang ditulis dengan tulisan tangan asli, misalnya manuskrip;

2. Koleksi berupa karya cetakan, misalnya buku-buku, majalah-malajah, surat kabar;

3. Koleksi berupa karya alihan dari tulisan tangan asli maupun karya cetakan ke karya grafis dengan alat elektronik maupun fotografi, misalnya film, slide, piringan hitam, tape dan lain-lain.

4. Buku, seperti buku teks, fiksi maupun non-fiksi, dan buku referensi seperti kamus, ensiklopedia, almanak, buku pegangan, bibliografi, indek, abstrak, peta dan sebagainya;

5. Penerbitan pemerintah, seperti Lembaran Negara, Tambahan Lembaran Negara, Berita Negara, Tambahan Berita Negara, Himpunan Peraturanperaturan Pemerintah, dan sebagainya;

6. Laporan penelitian, paper, skripsi, thesis, disertasi; 7. Majalah, baik yang umum maupun yang khusus; 8. Surat kabar;

9. Karya alihan tulisan-tulisan ataupun cetakan-cetakan yang telah dibuat menjadi film, slide, piringan hitam, tape, dan sebagainya; 10. Manuskrip dan lain sebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa koleksi sumber daya informasi tercetak adalah koleksi yang berupa buku dan terbitan berseri, koleksi


(48)

non cetak seperti rekaman suara, gambar hidup dan rekaman video, bahan grafika, bahan kartografi, mikrofil dan mikrofis untuk disebarluaskan kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan informasinya ataupun disimpan sebagai deposit penerbitan yang telah diterbitkan sebagai koleksi preservasi untuk memudahkan dalam temu kembali terhadap informasi yang sewaktu-waktu dibutuhkan.

2.2.2 Sumber Daya Informasi Elektronik

Ketersedian sumber daya informasi merupakan faktor penting dalam sevitas akademik yang mendukung sarana edukasi dan penelitian masyarakat perguruan tinggi. Akan tetapi bila kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya informasi tersebut tidak dimiliki maka sumberdaya informasi akan menjadi sesuatu tidak berdaya. Untuk itulah literasi informasi menjadi sesuatu yang urgen. Menurut Hasugian (2009, 202) “Urgensi literasi informasi tidak hanya mahasiswa melainkan untuk seluruh sivitas akademika termasuk dosen, laboran, dan staf lainnya. Maka untuk literasi perilaku pencarian informasi semakin berkembang dalam pencariannya dari media tercetak berubah ke media elektronik dalam pencariannya”.

Selanjutnya menurut Hasugian (2011, 73) sekarang ini perpustakaan tidak lagi hanya berfokus kepada koleksi yang dimiliki, akan tetapi sudah menyediakan akses ke berbagai sumber daya informasi yang berada di luar perpustakaan atau kepada koleksi yang tidak dimilikinya. Jadi, saat ini perpustakan modern adalah tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, baik informasi tersebut tersimpan di dalam gedung perpustakaan ataupun tidak tersimpan.


(49)

Sumber daya elektronik merupakan koleksi perpustakaan atau bahan pustaka yang dialihmediakan kepada format yang boleh dibaca oleh mesin (machine-readable format) untuk tujuan pemeliharaan, pelayanan atau untuk menyediakan koleksi secara elektronik.

Dalam Dictionary For Library and Information Science sebagaimana dikutip Sari (2008, 10) sumber daya informasi elektronik di defenisikan sebagai:

a collection of library or archival materials converted to machine-readable format for preservation or to provide electronic access...Also library materials produced in electronic formats, including zines, e-jornals, ebooks, reference works published online and on CD-ROM, bibliographic database and other web-based resource.

Artinya sumber daya informasi elektronik adalah koleksi perpustakaan atau arsip yang dikonversikan kedalam format yang terbaca oleh mesin (machine-readable format) untuk tujuan pelestarian atau penyediaan akses elektronik juga termasuk materi yang diproduksi dalam bentuk elektronik mencakup zines, e-journals, e-books, karya referensi yang dipublikasikan secara online dan dalam CD-ROM, database bibliografi, dan sumber-sumber berbasis web lainnya.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa koleksi digital adalah koleksi yang berbentuk file yang telah diubah kedalam bentuk elektonik yang dapat dibaca oleh mesin dengan tujuan untuk melayankan dan melestarikan bahan pustaka tersebut.

Secara garis besar sumber daya informasi elektronik atau dapat juga disebut koleksi digital dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu koleksi hasil digitalisasi yang merupakan koleksi hasil konversi kedalam media elektronik atau digital dan koleksi yang lahir dalam bentuk digital.


(50)

Sari (2008, 11) berpendapat bahwa koleksi digital terdiri dari koleksi yang merupakan hasil digitalisasi. Koleksi digital yang ditambahkan melalui pembelian (umumnya dalam bentuk (CD-ROM), serta koleksi yang hak aksesnya dimiliki perpustakaan, tetapi sistemnya berada di luar pengawasan perpustakaan dan dapat diakses melalui jaringan global (contohnya database online yang dilanggan oleh perpustakaan). Koleksi digital dapat berbentuk CD-ROM, DVD, database, e-journal, e-book dan sebagainya.

Sumber-sumber yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi yang kita butuhkan, salah satunya adalah sumber daya informasi elektronik (yang bersumber dari internet / online database). Sumber informasi ini kita dapat memperoleh informasi berupa karya-karya digital, misalnya E-journal, E-books, dan E-articles. Hasugian berdasarkan pendapat Collier (1997) dalam tulisan Kenneth Dowlin yang menggambarkan bahwa ciri perpustakaan electronic atau perpustakaan digital sebagai berikut:

1. Memakai computer untuk mengelola sumberdaya perpustakaan’

2. Menggunakan saluran elektronik untuk menghubungkan penyedia informasi dengan pengguna informasi,

3. Memanfaatkan transaksi elektronik yang dapat dilakukan dengan bantuan staf jika diminta oleh pengguna,

4. Memakai sarana elektronik untuk menyimpan, mengelola, dan menyampaikan informasi kepada pengguna (Hasugian 2011, 183). Berdasarkan tulisan Wiratningsih (2011) menurut Glossary yang dikeluarkan oleh African Digital Library, yang dimaksud dengan sumber daya informasi elektronik adalah:

This is an electronic Internet based collection of information that is normally found in hard copy, but converted to a computer compatible format. Digital books seemed somewhat slow to gain popularity, possible because of the quality of many computer screens and the relatively short


(51)

‘life’ of the Internet. This seemingly slow start to the use of eBooks should be seen in the context of the hundreds, if not thousands of years it took to move from the verbal to the written – initially on rock, clay tablets, animal skins, papyrus scrolls and finally, to modern paper.

Singkatnya koleksi digital sebenarnya dapat dipahami sebagai koleksi informasi dalam bentuk elektronik atau digital yang mungkin terdapat juga dalam koleksi cetak, yang dapat diakses secara luas menggunakan media komputer dan sejenisnya. Koleksi digital disini dapat bermacam-macam, dapat berupa e-books, e-journal, database online, statistic elektronik, dan lain sebagainya.

Dari penjelasan-penjelasan di atas, akhirnya dapat disimpulkan bahwa sumberdaya informasi elektronik merupakan sarana media dan mendukung pelayanan perpustakaan dalam pencarian informasi dalam memenuhi kebutuhan pengguna, tidak terbatas hanya pada tulisan tetapi juga termasuk suara, gambar, peta, rancangan, foto, e-journal, e-books, e-articles, surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti. Selain itu, sumber daya informasi elektronik adalah setiap dokumen dalam bentuk elektronik yang membutuhkan peralatan khusus untuk menggunakannya.

2.2.2.1 E-Book

Buku elektronik (E-Book) lebih diminati dari pada buku dalam format tercetak karena lebih efisien, mudah diakses, mudah dibawa, mudah dalam penyimpanan, dan lebih praktis. Pengguna dapat menyimpan berapa banyak buku elektronik dalam sebuah flashdisc dan bisa kita bawa kemana-mana, sedangkan buku dalam format tercetak kita akan mengalami kesulitan untuk membawanya


(52)

elektronik juga merupakan satu usaha untuk melestarikan informasi-informasi yang tadinya terdapat dalam buku tercetak. Buku dalam format tercetak lebih mudah mengalami kerusakan dan biaya perawatannya pun lebih mahal, maka dari itu akan lebih baik jika dilakukan transfer data / informasi dari buku ke buku elektronik (E-Book) untuk menjaga kelestarian informasi yang ada.

E-book adalah salah satu sumber informasi yang banyak digunakan sebagai sumber informasi internet. E-Book adalah singkatan dari Electronic Book atau buku elektronik. E-book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. E-book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format), format html, dan ada juga yang berbentuk format exe. Wikipedia (2016) menyatakan bahwa:

E-Book (singkatan dari electronic book, atau E-Book) dikenal sebagai buku digital, merupakan e-teks yang berbentuk media digital dan kadang-kadang dilindungi dengan hak cipta digital. Adapun bentuknya bisa berbentuk file pdf, word, html, txt, dan lainnya. Tetapi yang terkenal biasanya E-Book berbentuk file pdf yang dapat dibaca dengan program seperti acrobat reader yang dapat di download sebelumnya secara gratis. Maka dapat dipahami bahwa E-Book (buku elektronik) merupakan buku yang dikemas dalam format elektronik yang dapat pengguna peroleh dan pengguna buka dengan memanfaatkan komputer.

2.2.2.2 E-Journal

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perpustakaan perguruan tinggi sebagai badan pengelola informasi dituntut untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan yang sedang terjadi. Pengguna perpustakaan dalam hal ini sivitas akademika sebagai subjek pencari informasi sangat membutuhkan akan penerimaan informasi secara cepat, hemat waktu, biaya serta tenaga. Pada era


(53)

teknologi informasi ini koleksi tercetak pada perpustakaan tidak cukup untuk menjawab tantangan akan perkembangan zaman.

E-journal tidak berarti menggantikan model jurnal konvensional, tetapi memperkuat jurnal tersebut melalui pengelolaan penulis, karya tulis dan tanggapan atas karya tersebut, bahkan sampai pada tingkat mendiskusikan secara tak terbatas. Karakteristik e-journal adalah pertama, memanfaatkan teknologi elektronik dimana antara penerbit, penulis dan pembaca dapat saling berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersifat protokoler. Kedua, memanfaatkan keunggulan TIK (komputer dan jaringan komputer). Ketiga, data karya tulis disimpan secara mandiri sehingga dapat diakses kapan saja dan dimana saja bila penerbit, penulis dan pembaca memerlukannya.

E-journal atau jurnal elektronik adalah jurnal yang dikemas dalam format elektronik yang dapat diakses melalui internet. Jurnal elektronik saat ini mulai diminati oleh pengguna perpustakaan, sehingga perpustakaan berinisiatif untuk menyediakan jurnal elektronik untuk memenuhi kebutuhan mahasiswanya. Format E-Journal kini mulai banyak diminati pengguna perpustakaan karena perubahan paradigma dan kebiasaan membaca dokumen elektronik yang lebih efisien dalam hal tenaga, ruang, waktu dan biaya. Ada banyak keuntungan dan kemudahan dalam memanfaatkan file elektronik dibandingkan dengan file tercetak.

Pada umumnya Perpustakaan Perguruan Tinggi melanggan E-journal untuk mendukung kegiatan akademik mahasiswanya, misalnya saja Proquest, EBSCO,


(54)

GALE, dan teeal, Science Direct, IEEE Xplore, dan lainnya. Alasan perpustakaan berlangganan E-journal adalah:

1. Paradigma Baru perpustakaan 2. Tuntutan Pengguna

3. Keterbatasan Ruangan perpustakaan 4. Keuntungan File Elektronik

Uraian di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi melanggan jurnal elektronik adalah untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pengguna perpustakaan akan informasi-informasi mutakhir yang berguna untuk kegiatan akademiknya.

Banyak perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia yang telah melanggan berbagai database e-journal sesuai dengan bidang yang dibutuhkan oleh masing-masing perpustakaan tersebut. Salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang telah melangan database e-journal dalam pemenuhan kebutuhan informasi pengguna adalah Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. E-Journal yang dilanggan oleh Perpustakaan Universitas Sumatera Utara saat ini adalah:

1. Proquest adalah salah satu jurnal yang dapat pengguna akses, untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tentang Bisnis, Manajemen, Ekonomi, Akuntansi (ABI/INFORM Complete), Kedokteran (ProQuest Medical Library), Politik (ProQuest Political Science), Multidisiplin (ProQuest Research Library), Ilmu Murni dan Terapan (ProQuest Science Journals), Abstrak artikel jurnal, buku, disertasi & kertas kerja bidang politik (Worldwide Political Science Abstracts).


(55)

2. EBSCO E-Journal yang dilanggan dan dapat menelusuri ilmu penegetahuan tentang ilmu Keperawatan (CINAHL Plus with Full Text), ilmu Kedokteran Gigi (Dentistry & Oral Sciences Source), ilmu Kedokteran (MEDLINE With Fulltext (TRIAL), dan ilmu Perpustakaan & Teknologi Informasi (Library, Information Science & Technology Abstracts).

3. GALE yang Memuat subjek bidang: Pertanian, Kesenian, Bisnis & Ekonomi, Pendidikan, Teknik, Humaniora, Kesehatan & Kedokteran, Sosial, dan Ilmu Murni &Terapan)

4. TEEAL dengan Jurnal inti (Core Journal) bidang pertanian yang memuat 465.000 fulltext article dari 350 lebih jurnal. Hanya dapat diakses dari dalam gedung Perpustakaan USU. Pengguna harus mempunyai email institusi untuk Sign in ke database TEEAL.

5. Science Direct yang terdiri dari 2.108 jurnal subcription & complementary yang memuat subjek bidang:Ilmu Fisika (Physical Sciences) dan Teknik (Engineering), Biologi (Life Sciences), Ilmu Kesehatan (Health Sciences), Ilmu Sosial (Social Sciences), dan Humaniora (Humanities).

6. IEEE Xplore yang meliputi journals, transactions, and magazines, early access documents, conference proceedings IET journals, conference proceedings, published standards, Standards Dictionary Online, VDE VERLAG Conference Proceedings, dan Bell Labs Technical Journal.


(56)

Dengan adanya koleksi elektronik diharapkan perpustakaan dapat menyediakan informasi sesuai dengan kriteria informasi yang di butuhkan oleh sivitas akademika yaitu cepat, hemat waktu, biaya serta tenaga.

Menurut Reitz (2007) seperti yang dikutip oleh Rusydi (2014, 202) e-journal adalah jurnal elektronik sebagai versi digital dari jurnal tercetak, atau jurnal seperti dalam bentuk publikasi elektronik tanpa versi tercetaknya, tersedia melalui email, web atau akses internet. Kemudian Mahadarma (2011) menyatakan bahwa manfaat adanya e-jurnal adalah:

1. Merangsang minat baca.

2. Memudahkan akses dan publikasi secara luas.

3. Meningkatkan daya saing, kualitas. kreatifitas, ilmu dan pengetahuan para peneliti/penulis.

4. Pembuktian kualitas dan kredibilitas institusi penerbit yang pada akhirnya menjadi media promosi.

5. Meningkatkan rangking perguruan tinggi.

Dapat diketahui bahwa informasi yang terdapat di dalam e-journal (jurnal elektronik) adalah sekumpulan serial yang dapat berupa artikel-artikel ilmiah, karya ilmiah yang mempunyai nomor standard. Sehingga informasi yang terkandung di dalam jurnal elektronik tersebut dapat dipercaya karena telah diakui dengan adanya ISSN pada jurnal elektronik tersebut.

Dari beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa e-journal adalah jurnal ilmiah yang dapat diakses melalui dokumen elektronik dalam wujud komputerisasi. E-journal pada umumnya berbentuk (format) HTML (Hyper Text Markup Language) ataupun dalam bentuk PDF (Portable Document Format) serta bentuk multimedia sebagai pendukung dalam penyajian e-journal seperti: animation, video dan interactivity. E-journal memiliki kandungan informasi yang


(57)

terbaru, current dan mutakhir artinya isi e-journal selalu terbaru serta informasinya dapat dipercaya karena memiliki identitas dokumen atau data bibliografis yang lengkap seperti: nama pengarang, jenis jurnal, jurnal fulltext dan abstrak serta alamat e-mail pengarang tercantum di dalam database sehingga memudahkan komunikasi antar pembaca jurnal dengan pengarang jurnal tersebut.

Sehingga akhirnya dapat disimpulkan bahwa jurnal elektronik adalah jurnal yang berbentuk digital yang informasinya dapat diakses dengan menggunakan internet sehingga informasi yang dicari pengguna lebih mudah didapatkan.

2.2.3 Penggunaan E-Journal 2.2.3.1 Layanan Akses E-Journal

Hasugian (2011, 194) menyatakan bahwa ketersediaan infrastruktur untuk layanan elektronik ditentukan oleh bentuk / sifat dan jenis layanan elektronik yang disediakan. Pada dasarnya, infrastruktur yang dibutuhkan untuk layanan elektronik adalah computer server, computer personal (PC), software (program aplikasi) dan jaringan. Layanan elektronik dibagi kedalam dua bagian, yaitu layanan digital yang off-line dan layanan digital yang online.

Layanan digital yang off-line (tidak terhubung dengan komputer lain) memerlukan infrastruktur yang sederhana, dapat dilakukan hanya dengan menyediakan computer personal (PC) dan dokumen elektronik.

Sedangkan Layanan digital yang online (terhubung dengan komputer lain) dikelompokkan kembali ke dalam 2 bentuk, yaitu:


(58)

1. Intranet, yaitu terhubung dengan komputer lain dengan jaringan lokal. Memerlukan infrastruktur berupa komputer server, PC, jaringa n lokal, software dan dokumen elektronik.

2. Internet, yaitu terhubung dengan jaringan global atau internasional. Memerlukan infrastruktur berupa komputer server, PC, jaringan internet yang terhubung dengan salah satu provider (Telkom, Indosat, dsb) dan dokumen elektronik.

Berdasarkan tulisan Hasugian (2011, 194) ketersediaan infrastruktur layanan elektronik tersebut ditentukan oelah jenis layanan elektronik yang disediakan. Jenis layanan elektronik pada dasarnya terdiri atas:

1. Layanan dengan menyediakan dokumen elektronik

Layanan dengan menyediakan dokumen elektronik maksudnya adalah perpustakaan hanya menyediakan infrastruktur berupa computer personal dan dokumen elektronik.

2. Layanan dengan hanya menyediakan akses

Layanan dengan hanya menyediakan akses maksudnya adalah perpustakaan tidak memiliki atau tidak melanggan dokumen elektronik juga dapat menyediakan layanan elektronik dengan cara cukup menjadi penyedia akses atau fasilitas akses terhadap informasi elektronik. Saat ini banyak informasi elektronik yang tersedia gratis pada berbagai situs web. Untuk layanan ini diperlukan infrastruktur berupa PC, Modem, WIFI, langganan ke salah satu provider atau dapat juga menggunakan sambungan yang sudah tersedia seperti Telkomnet instant.


(59)

3. Layanan dengan melanggan dokumen elektronik

Layanan elektronik ini dilakukan dengan melanggan salah satu atau beberapa atau paket dokumen elektronik yang dimiliki oleh vendor tertentu. Perpustakaan mengikat perjanjian (kontrak) berlangganan dengan salah satu vendor dokumen elektronik, baik itu e-book maupun e-journal. Infrastruktur yang diperlukan untuk layanan elektronik ini adalah berupa computer server, PC, jaringan internet terhubung ke salah satu provider dan kontrak dengan vendor penyedia dokumen elektronik tertentu.

Untuk Perpustakaan USU, dapat dikatan telah memiliki layanan digital yang online dengan melanggan dokumen elektronik. Layanan dengan melanggan dokumen elektronik adalah bentuk layanan elektronik yang paling variatif, karena telah mencakup layanan elektronik dengan menyediakan dokumen elektronik dan layanan dengan hanya menyediakan akses.

2.2.3.2 Kelebihan E-Journal

Menurut Mahadarma (2011) beberapa hal yang menjadi kelebihan media digital adalah:

1. Ruang dan Waktu. Penggunaan media digital baik e-book, e-jurnal tentu akan sangat menghemat ruang, kita tidak perlu membawa buku-buku tebal yang berat, yang susah mau dibawa dan dibaca setiap saat. Dengan bentuknya yang digital, pengguna tinggal menyimpan dalam bentuk mass storage device, baik usb flashdisk, micro SD, laptop, atau handphone, dan kemudian bisa membacanya kapan saja.

2. Aksesibilitas. Dengan bertumpu pada format digital dan ditopang infrastruktur internet, maka pengguna bisa mengakses file media digital kapan saja dan dimana saja, dan melalui perangkat apa saja.

3. Simplisitas. Simpel dan mudah dibawa, ditransfer ke perangkat apapun. 4. Cost dan harga jual yang lebih terjangkau. Cost disini meliputi biaya


(1)

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Persepsi……….. 10

2.1.3 Proses Pembentukan Persepsi………... 13

2.1.4 Pengguna Perpustakaan Perguruan Tinggi……… 14

2.2 Jenis Sumber Daya Informasi di Perpustakaan Perguruan Tinggi.. 15

2.2.1 Sumber Daya Informasi Tercetak………. 17

2.2.2 Sumber Daya Informasi Elektronik……….. 18

2.2.2.1 E-Book ……….... 21

2.2.2.2 E-Journal………... 22

2.2.3 Penggunaan E-Journal ……….... 27

2.2.3.1 Layanan Akses E-Journal……….... 27

2.2.3.2 Kelebihan E-Journal………. 29

2.3 Database………. 31

2.3.1 Pengguna Database……….. 32

2.3.2 Kualitas Informasi……… 33

2.3.3 Alasan Penggunaan Database ………. 35

2.4 Database Science Direct……… 36

2.4.1 Kemudahan dan Kendala Penggunaan………. 37

2.4.1.1 Kemudahan Penggunaan……….. 37

2.4.1.2 Kendala Penggunaan……… 39

2.4.2 Fasilitas Akses bagi Pengguna……….. 42


(2)

2.4.2.1 Tampilan………... 42

2.4.2.2 Fitur……….. 43

BAB III METODE PENELITIAN………. 47

3.1 Jenis Penelitian………... 47

3.2 Metode Penelitian……….. 47 3.3 Lokasi

Penelitian……… 47

3.4 Populasi……….. 48

3.5 Sampel……… 48

3.6 Instrumen Penelitian………. 50

3.6.1 Kuesioner ………. 51

3.6.2 Kisi-Kisi Kuesioner……….. 52

3.7 Analisis Data……….. 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……… 56

4.1 Gambaran Umum Responden………. 56

4.2 Analisis Deskriptif………. 57

4.2.1 Penggunaan Database Science Direct………. 57

4.2.2 Relevan (Relevancy)……… 58

4.2.3 Akurat (Accuracy)………... 60

4.2.4 Tepat Waktu (Time Lines)………... 61


(3)

4.2.6 Efisien (Efficiency)………... 66

4.2.7 Dapat dipercaya (Reliability)……… 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 71

5.1 Kesimpulan…...……….………. 71

5.2 Saran...……… 72

DAFTAR PUSTAKA……….... 73

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Dokumen Tercetak dengan Elektronik………. 30

Tabel 2.2 Perbandingan jurnal elektronik ( online ) dengan jurnal tercetak…….. 31

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Program Pascasarjana pengguna Layanan -

Digital Perpustakaan USU………. 50

Tabel 3.2 Jumlah Mahasiswa Program Pascasarjana (S2) per Program Studi - Aktif 2016 pada Universitas Sumatera Utara………

50

Tabel 3.2 Indikator Kuesioner………... 54

Tabel 4.1 Penyebaran Kuesioner di Layanan Digital Perpustakaan USU……... 56

Tabel 4.2 Penggunaan Database Science Direct……… 58

Tabel 4.3 Relevansi informasi pada Database Science Direct……….. 59

Tabel 4.4 Keakuratan informasi pada Database Science Direct……… 60


(4)

Tabel 4.5 Kecepatan Pemanggilan Dokumen pada Database Science Direct…… 62

Tabel 4.6 Peranan Database Science Direct dinilai dari Segi Ekonomis……….. 63

Tabel 4.7 Tingkat Kunjungan dan Download Artikel pada Database -

Science Direct Tahun 2016……… 65

Tabel 4.8 Efisiensi Database Science Direct………. 66

Tabel 4.9 Nilai Reliability Database Science Direct………. 68


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Layout Database Science Direct………. 43

Gambar 2.2 Tampilan Pencarian Langsung………. 44

Gambar 2.3 Fitur Journals ………..……… 44

Gambar 2.4 Fitur Books ……….. 45

Gambar 2.5 Fitur Export ………. 46

Gambar 2.6 Fitur Download File Pdf. ………. 46


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Data Penyebaran Kuesioner Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 Surat Izin Pengambilan Data

Lampiran 5 Surat Izin Observasi Perpustakaan USU

Lampiran 6 Data Mahasiswa Program Pascasarjana Aktif November 2016 Lampiran 7 Data Pengunjung Layanan Digital Perpustakaan USU Tahun 2016 Lampiran 8 Data Kunjungan dan Download Artikel pada Database Science

Direct Tahun 2016