tentunya tidak dilakukan dengan sembarangan tanpa adanya pengawasan dari guru TIK atau dari pihak yang memahami tentang teknologi. Dengan demikian,
perlu adanya layanan bimbingan TIK agar pemanfaatan teknologi dapat diawasi secara baik dan digunakan secara maksimal.
2.3. Penelitian Yang Relevan
Proses belajar mengajar menggunakan kurikulum 2013 telah banyak dilakukan dan terbukti memberikan hasil yang relevan. Berikut beberapa
penelitian yang menggunakan implementasi kurikulum 2013. 1.
Yuni Nafisah 2014 dalam penelitiannya yang berjudul “Implementasi Kurikulum 2013 pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Wates”. Dalam penelitian ini, mahasiswa sebagai calon guru Pendidikan Agama
Islam perlu mengetahui tentang perubahan kurikulum baru. Perubahan kurikulum 2013 membutuh persiapan dan proses yang panjang. Mulai dari sarana dan
prasarana, fasilitas dan tenaga kependidikan, merupakan pendukung untuk mengimplementasikan kurikulum 2013. Perencanaan guru dalam menyusun RPP
berpedoman pada Permendikbud 81A dan dalam prosesnya guru menerapkan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau
eksperimen, mengasosiasi dan mengkomunikasikan materi selama proses belajar mengajar.
Dalam proses evaluasi, guru juga melakukan penilaian autentik yaitu dengan menilai sikap yang meliputi observasi, penilaian diri, penilaian teman
sejawat dan jurnal. Sekolah dan guru berusaha untuk meningkatkan pengetahuan tentang kurikulum 2013 dengan mengikuti sosialisasi dan perkumoulan di dalam
forum maupun di luar forum, serta meningkatkan sarana dan prasarana yang ada. 2.
Bangun Setia Budi 2014 dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi Guru dalam
Menghadapi Kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Surakarta”. Persoalan yang dihadapi guru dalam menerapkan kurikulum 2013 adalah
kurangnya sosialisasi yang diberikan kepada guru serta belum adanya buku mata pelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 sebagai sumber belajar.
Untuk itu, strategi yang digunakan guru dalam menghadapi kurikulum 2013 yakni dengan bertanya keada rekan sesama guru terutama dalam kegiatan
MGMP dengan metode sharing dengan guru mata pelajaran lain yang dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan, mencari buku referensi yang
digunakan sebagai sebagai sumber kegiatan pembelajaran, serta mencari informasi dengan browsing dari internet sebagai salah satu bentuk usaha dalam
menambah pengetahuan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Strategi yang dilakukan guru merupakan salah satu bentuk belajar mandiri
guna menunjang penerapan kurikulum 2013 yang ada di SMA Negeri 2 Surakarta. 3.
Eka Lusia Evalita 2013 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Kompetensi Pedagogik dan Kesiapan Guru Sekolah Menengah Atas
dalam Mendukung Implementasi Kurikulum 2013”. Perubahan kurikulum menghasilkan perbedaan pendapat berbagai pihak.
Perbedaan pendapat menunjukkan guru memegang peran penting dalam perubahan kurikulum. Faktor utama penentu pertama keberhasilan kurikulum
adalah kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan kurikulum dan buku teks.
Dengan mengetahui karakteristik peserta didik, guru dapat mencari solusi ketika terjadi permasalahan dalam pembelajaran. Selain itu, dengan memahami
karakteristik setiap peserta didik, guru dapat menentukan pendekatan yang tepat diterapkan pada peserta didik. Guru berusaha memahami karakter peserta didik
dengan membedakan pesera didik menurut perbedaan kemampuan dan sikap, memberi tes awal pembelajaran dan memberi refleksi tiap akhir pembelajaran.
Pemahaman mengenai kemampuan peserta didik membuat guru dapat mengidentifikasi peserta didik mana yang perlu mendapat perhatian lebih
mengenai pembelajaran. Kemampuan guru mengembangkan kurikulum yang baik sangat
mendukung dalam peubahan kurikulum. Kurikulum 2013 menuntut guru untuk dapat menyusun pembelajaran yang menunjukkan ketrampilan proses dari peserta
didik. Guru dituntut memenuhi kompetensi inti yang berisi karakter bangsa. Guru yang awalnya membuat silabus dan RPP sesuai dengan kondisi sekolah masing-
masing sekarang dituntut untuk menyusun RPP yang sesuai dengan silabus dari pemerintah dan juga harus melihat dari kondisi sekolah tempat mengajar.
Agar semua tuntutan tersebut dapat dipenuhi maka kemampuan mengembangkan kurikulum guru harus tinggi. Selain dituntut mengembangkan
komponen pembelajaran yang baik, guru juga dituntut melakukan pembelajaran yang dapat mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemikirannya.
Peserta didik diajak untuk dapat mengkomunikasi temuan yang didapat setiap
pembelajaran. Guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan pembelajaran selain di kelas, misalnya di laboratorium, lapangan, maupun tempat lain yang
dapat dijadikan sumber belajar. Kurikulum 2013 menekankan bahwa guru mata pelajaran harus
mengintegrasikan pelajaran
TIK dalam
setiap pembelajaran
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran seperti
menggunakan laptop, lcd projector, dan menggunakan fasilitas wifi. Untuk dapat mengintegrasikan pelajaran TIK, guru sebagai pendidik tentu harus mengusai
teknologi informasi dan komunikasi. Guru yang telah menguasai teknologi komunikasi dan informasi dapat memberikan pengajaran kepada peserta didik
dalam jumlah besar dan tersebar dimana saja. Guru tidak hanya mengendalikan peserta didik yang belajar di kelas, namun juga mampu memberi pelayanan secara
individual pada waktu yang bersamaan.
2.4. Kerangka Berfikir