Densitas Kamba dan Densitas Padat Kadar Amilosa Aktivitas air a

Tabel 4. Sifat Fisik Pati Alami, RS tipe III, dan RS tipe IV dari Pati Singkong Parameter Pati Alami RS tipe III RS tipe IV Kadar RS bb 4.33 6.52 4.28 Derajat putih 106.80 74.45 110.60 Densitas kamba gml 0.67 0.72 0.63 Densitas padat gml 0.88 0.81 0.84 Kadar amilosa bb 27.32 26.54 29.42 a w 0.308 0.563 0.365 Uji kelarutan dalam air bb 4.20 12.27 4.25 Uji Amilograf Suhu Awal Gelatinisasi o C 69 51 67.5 Suhu Puncak Gelatinisasi o C 84 60 84 Viskositas maksimum BU 1.420 790 1.550 Gula Pereduksi bb 0.07 0.23 0.16 Kandungan RS tipe III dalam bahan pangan umumnya rendah dan dapat ditingkatkan sampai 3 melalui proses pengolahan seperti pemanggangan ataupun ekstrusi. Kandungan RS tipe III dapat ditingkatkan dengan memanaskan dan mendinginkan secara berulang pati yang telah tergelatinisasi Edmonton dan Saskatoon, 1998. Berry 1986 melaporkan bahwa debranching amilopektin kentang dengan pululanase sebelum retrogradasi pati dapat meningkatkan kadar RS tipe III. Hal ini berkenaan dengan semakin banyaknya rantai linier pati yang dihasilkan dari debranching . Haralampu 2000 menyebutkan bahwa dalam pengembangan produk RS komersial akan sangat baik untuk memulai dengan pati alami yang kandungan amilosanya tinggi. Proses retrogradasi terbukti menaikkan kadar RS pati sebesar 33.59, yaitu dari 4.33 menjadi 6.52. Berbeda dengan RS tipe III, reaksi ikatan silang yang bertujuan untuk membentuk RS tipe IV, tampaknya tidak memberikan peningkatan terhadap kadar RS. Pati yang dimodifikasi dengan ikatan silang bahkan memiliki kadar RS yang sedikit lebih rendah daripada pati alami. Hal ini disebabkan karena konsentrasi fosfor oksiklorida yang ditambahkan tidak cukup banyak sehingga reaksi tidak berlangsung dengan sempurna . Pembuatan pati termodifikasi dengan konsentrasi fosfor 0.4 – 0.5 telah dilakukan oleh Woo et al. 1999 dan pati termodifikasi tersebut mengandung pati yang lambat dicerna slowly digested starch dan RS tipe IV. RS tipe IV yang dibuat dari pati jagung tinggi amilosa high amylose maize starch saat ini digunakan sebagai bahan tambahan pangan di Uni Eropa Sajilata et al., 2006.

b. Derajat putih

Warna merupakan salah satu parameter penting yang mempengaruhi mutu produk pangan. Derajat putih pati ditentukan dengan mengukur perbandingan sinar yang dipantulkan oleh permukaan pati dengan sinar yang dipantulkan oleh permukaan bahan berwarna putih MgSO 4 atau BaSO 4 . Setiap jenis pati memiliki derajat putih yang berbeda-beda, tergantung pada genetik tanaman. Hasil analisis menunjukkan rata- rata derajat putih RS tipe IV dari singkong 110.60 lebih tinggi daripada pati alami singkong 106.80 dan RS tipe III dari singkong 74.45.

c. Densitas Kamba dan Densitas Padat

Densitas kamba dan densitas padat sangat penting diketahui terutama jika dihubungkan dengan pengemasan, penyimpanan dan transportasi. Densitas kamba adalah massa partikel yang menempati suatu unit volume tertentu tanpa dipadatkan sedangkan densitas padat adalah massa partikel yang menempati suatu unit volume tertentu dengan dipadatkan. Densitas kamba dan densitas padat dipengaruhi oleh ukuran bahan dan kadar air. Ukuran bahan dari partikel menunjukkan porositas bahan yaitu jumlah rongga diantara partikel-partikel bahan, sedangkan kadar air mempengaruhi bobot bahan. Pati singkong memiliki densitas kamba sebesar 0.67 gml, setelah diretrogradasi menjadi RS tipe III densitas kambanya meningkat menjadi 0.72 gml, dan pati singkong yang dimodifikasi untuk membentuk RS tipe IV memiliki densitas kamba yang tidak jauh berbeda dengan densitas kamba pati aslinya, yaitu 0.63 gml. Densitas padat dari pati asli, RS tipe III, dan RS tipe IV tidak jauh berbeda, berkisar antara, berturut-turut sebesar 0.88, 0.81, dan 0.84 gml. Densitas kamba suatu pati menunjukkan untuk satuan berat yang sama, dibutuhkan volume ruang yang lebih kecil. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi pengemasan dan penyimpanan.

d. Kadar Amilosa

Kadar amilosa adalah banyaknya amilosa yang terdapat dalam granula pati. Pati dengan kadar amilosa tinggi sangat cocok digunakan dalam pembuatan RS tipe III Haralampu, 2000. Analisis kadar amilosa pati asli, RS tipe III, dan RS tipe IV dari singkong berturut-turut sebesar 27.32, 26.54, dan 29.42 berat basah.

e. Aktivitas air a

w Aktivitas air a w sangat mempengaruhi masa simpan bahan pangan terutama tepung- tepungan. Aktivitas air a w adalah jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya. Di dalam bahan pangan, air yang terikat kuat dengan komponen bukan air maka akan lebih sukar digunakan baik untuk aktivitas mikrobiologis maupun aktivitas kimia hidrolitik Syarief dan Halid, 1993. Mikroba mempunyai kebutuhan a w minimal berbeda-beda untuk pertumbuhannya. Kapang membutuhkan a w lebih rendah daripada bakteri dan khamir. Pada a w di bawah 0.62 semua pertumbuhan kapang akan dihambat. Aktivitas air a w pati alami, RS tipe III dan RS tipe IV dari singkong berturut-turut sebesar 0.308, 0.563, dan 0.365. Nilai a w yang dimiliki ketiga pati tersebut cukup aman untuk mencegah pertumbuhan mikroba penyebab kerusakan makanan.

f. Uji Kelarutan