Mikroba Penghasil Xilanase Enzim Xilanolitik

baik cendawan, Aktinomisetes dan bakteri dilaporkan dapat menghasilkan α- arabinofuranosidase. Bakteri yang bersifat extrem termofilik, Rhodothermus marinus, diketahui dapat menghasilkan α-L-arabinofuranosidase. Bacillus polymixa menghasilkan 2 macam polipeptida berbeda yang memiliki aktivitas α-L- arabinofuranosidase Subramaniyan Prema 2002. Alfa-D-glukuronidase E.C 3.2.1.1 hidrolisa ikatan glikosidik α-1,2 antara xilosa dan asam D-glukuronat atau ikatan 4-O-metil eter. Ikatan glikosidik α-1,2 bersifat sangat stabil dan sulit dipecahkan oleh xilanase, demikian juga ikatan 4,O- metil-asam glukuronat yang merupakan penghalang pada proses degradasi kayu secara enzimatis. Beberapa mikroba dilaporkan dapat menghasilkan α-glukuronidase Subramaniyan Prema 2002. Hidrolisa lengkap glukurunoxilan memerlukan esterase untuk memotong ikatan asam asetat dan asam fenolat. Asetil xilan esterase EC3.1.1.6 memotong ikatan xilosa dengan asam asetat, feruloil esterase memotong ikatan samping residu arabinosa dengan asam ferulat dan p-koumaroil esterase memotong ikatan samping residu arabinosa dengan asam p-koumaroat. Pemotongan gugus asetil, feruloil dan koumaroil dari xilan sangat membantu dalam penghilangan lignin pada proses bleaching . Hidrolisa ikatan ester antara lignin dan hemiselulosa dapat meningkatkan kelarutan lignin. Bila digunakan bersama dengan xilanase dan enzim pendegradasi xilan lain dalam proses bleaching, maka esterase dapat mengganggu dan melemahkan struktur dinding sel Subramaniyan Prema 2002.

2.2.1 Mikroba Penghasil Xilanase

Berbagai mikroba dilaporkan mampu menghasilkan xilanase. Bakteri dari genus Bacillus, cendawan dari genus Trichoderma dan Aspergillus, Aktinomisetes dari genus Streptomyces diketahui merupakan mikroba berpotensi penghasil xilanase. Mikroba tersebut memiliki relung ekologi yang bervariasi dan tersebar luas Collins et al . 2005. Pada mikroba patogen tanaman, β-xilanase bersama dengan selulase diketahui berperanan penting pada proses invasi awal. Bacillus SSP-34 yang ditumbuhkan pada medium dengan kandungan nitrogen optimal dapat menghasilkan xilanase yang memiliki aktivitas tinggi dengan sedikit aktivitas selulase. Pada kondisi media optimum dihasilkan xilanase dengan aktivitas sebesar 506 IUml. Pada medium yang mengandung sumber nitrogen terseleksi kombinasi ekstrak khamir dan pepton terdeteksi adanya protease dengan aktivitas yang rendah pada larutan ekstrak kasar xilanase. Bakteri lainnya seperti Bacillus circulans , B. amylolequefaciens, B. firmus, Bacillus sp, Cellulomonas flavigena, Streptomyces cuspidosporus , Streptomyces sp QG-11-3, S. roseiscleroticus NRRL-B- 11019, Aeromonas caviae, juga merupakan penghasil xilanase. Bacillus spp., Rhodotermus marinus , Caldocellum saccharolyticum, Dictyoglomus sp. dilaporkan memproduksi xilanase alkali yang bersifat termostabil dengan aktivitas dan karakter yang bervariasi Subramaniyan Prema 2002. Bakteri dan Aktinomisetes asal Indonesia juga dilaporkan berpotensi sebagai penghasil xilanase. Bacillus thermoleovorans IT-08 menghasilkan β-xilosidase dan α-L-arabinofuranosidase yang bersifat termostabil dengan suhu optimum 70 o C Puspaningsih 2004. Xilanase B. licheniformis relatif stabil pada suhu 90 o C, pH 7.0-9.0 selama 30 menit Nareswari 2006. Streptomyces spp. menghasilkan β-xilosidase dan α-L-arabinofuranosidase dengan suhu optimum 50-90 o C Hendarwin 2006. Xilanase cendawan pada umumnya memiliki aktivitas pada rentang pH yang lebih rendah dibandingkan xilanase bakteri dengan aktivitas optimum pada pH 5 dan stabil pada pH 3-8. Trichoderma viride, T. Reesei dan Schizophillum commune dapat menghasilkan xilanase dengan aktivitas tinggi, yaitu berturut-turut sebesar 118.1 IUml, 960 IUml dan 1244 IUml. Namun demikian, pada kebanyakan larutan xilanase cendawan terdeteksi adanya aktivitas selulase yang signifikan sehingga tidak dapat diaplikasikan pada industri kertas. Xilanase Thermomyces lanuginosus dilaporkan hanya sedikit terkontaminasi oleh selulase yang aktivitasnya dapat diabaikan Subramaniyan Prema 2002. Meskipun terdapat perbedaan pada kondisi pertumbuhan mikroba seperti pH, agitasi, aerasi dan kondisi aktivitas optimum xilanase, namun terdapat beberapa kesamaan pada biologi molekuler dan biokimia dari xilanase mikroba prokariotik dan eukariotik Subramaniyan Prema 2002.

2.2.2 Aplikasi Xilanase