dielektrik tinggi misalnya air bersifat sebagai pelarut Profilr. Pelarut organik, seperti aseton, memiliki bagian Profilr dan bagian hidrofobik. Bagian Profilr dari pelarut
organik berkompetisi dengan air untuk berinteraksi dengan residu Profilr protein, sedangkan bagian hidrofobiknya mengganggu interaksi intramolekular residu
hidrofobik protein yang berfungsi menjaga stabilitas struktur protein sehingga akan terjadi penyusunan kembali molekul protein yang mengakibatkan tereksposnya residu
hidrofobik. Residu hidrofobik antar molekul protein akan saling berinteraksi yang mengakibatkan protein mengendap.
4.2.3 Pemisahan Xilanase dengan Polimer Eudragit S100
Aktivitas xilanase yang diperoleh dari hasil pemisahan menggunakan polimer anionik eudragit S100 sebesar 5.9 sedangkan aktivitas xilanase yang tertinggal
dalam polimer sebesar 2.86 dari aktivitasnya dalam larutan enzim kasar. Xilanase yang tidak terikat polimer eudragit S100 memiliki aktivitas sebesar 40.6.
Eudragit S100 merupakan polimer asam metakrilat dan metilmetakrilat yang dapat mengalami perubahan kelarutan tergantung dari pH larutan. Pada kondisi di
atas pH 5.5 eudragit S100 bersifat larut sedangkan di atas pH tersebut akan mengendap. Agar eudragit dapat mengikat protein yang berlawanan muatan dan
kemudian protein tersebut dipisahkan dari pengotornya, maka eudragit harus dirubah kondisinya dari terlarut menjadi tidak larut. Pada kondisi pH 7.0 polimer anionik
Eudragit akan terionisasi dimana gugus karboksilnya akan melepaskan ion hidrogen sehingga polimer menjadi bermuatan negatif. Protein yang bermuatan positif akan
terikat polimer sedangkan yang bermuatan negatif tidak terikat. Banyaknya xilanase yang tidak terikat polimer eudragit S100 menunjukkan bahwa pada pH 7.0 xilanase
bermuatan negatif. Dapat dikatakan bahwa polimer Eudragit S100 tidak sesuai untuk digunakan dalam pemisahan xilanase Streptomyces sp. SKK1-8. Hal ini berbeda
dengan hasil penelitian pada xilanase Streptomyces sp. 451-3 asal Kalimantan Prihandono 2007. Xilanase tersebut dapat dipisahkan dari pengotornya dengan
polimer anionik eudragit S100 dengan hasil sebesar 62.98.
Polimer anionik eudragit S100 dilaporkan dapat digunakan untuk memisahkan xilanase dari protein lain. Xilanase tersebut diantaranya yaitu xilanase Trichoderma
viridae yang meningkat kemurniannya menjadi 4.2 kali Gupta et al. 1994. Xilanase
Bacillus amyloliquefaciens MIR 37 Breccia et al 1998, xilanase Aspergillus sp 5,
Aspergillus sp 44 Gawande Kamat 1999, dan A. niger Sardar et al. 1997 yang
meningkat kemurniannya berturut-turut sebesar 10.8, 4.8 dan 65 kali.
4.2.4 Pemurnian Xilanase dengan Filtrasi Gel dan Kromatografi Penukar