ANALISIS STRATEGI PEMASARAN JAMBU BIJI ORGANIK DI PT SAWANGAN BUMI MAKMUR, PARUNG, BOGOR
OLEH SYLVIA REVITHA KAHARUDDIN
A14102578
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
1
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan temuan-temuan baru dalam bidang pertanian telah menggeser sistem pertanian traditional menjadi sistem pertanian
modern yang dicirikan dengan penggunaan pupuk kimiasintesis, pestisida, dan obat- obatan kimia. Sistem pertanian modern dianggap berhasil menanggulangi kerawanaan
pangan sehingga mengakibatkan pupuk kimia dalam beberapa dekade terakhir digunakan secara luas di negara-negara Asia dan Pasifik secara global hingga
mencapai 43 persen per tahun
1
. Sistem pertanian ini juga memiliki dampak negatif seperti meningkatnya kerusakandegradasi lingkungan, menimbulkan pencemaran
terhadap air tanah sumber air minum, menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia dan munculnya hama yang resisten terhadap salah satu pestisida Sutanto, 2002.
Sejalan dengan semakin banyaknya bahaya yang ditimbulkan oleh pertanian modern, beberapa tahun terakhir ini pakar pertanian dan lembaga swadaya masyarakat
international berusaha mengembangkan pertanian alternatif dalam mencukupi kebutuhan pangan dengan kualitas yang baik, menyehatkan, dan tidak menimbulkan
kerusakan lingkungan yaitu dengan sistem pertanian organik Sutanto, 2002. Faktor yang mendorong berkembangnya produk organik adalah meningkatnya
kesadarankepedulian masyarakat terhadap kesehatan dan bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida, obat-obatan kimia, pupuk sehingga memunculkan tren baru
dalam masyarakat yang bertemakan “ back to nature”, seiring dengan meningkatnya
1
Pupuk. http:www
. balipost. co. id. [14 Juli 2005].
2 pendapatan, kesejahteraan masyarakat dan kualitas pendidikan. Faktor pendorong lain
adalah keinginan masyarakat untuk melestarikan lingkungan dan alam. Saat ini konsumen dan permintaan terhadap produk organik mengalami
peningkatan, ini ditunjukkan dengan tingginya pangsa pasar produk organik dinegara- negara Eropa yang mencapai 3 persen sampai 10 persen pada tahun 2000 Sutanto,
2002, juga di Asia Pasifik yang menjadi salah satu pendorong perkembangan pangan organik di Indonesia Tabel 1.
Tabel 1. Pangsa Pasar Produk Organik di Asia Pasifik Tahun 2002 Negara
Nilai US Persentase
Jepang 250 Juta
53,2 Australia
165 Juta 35,1
Selandia Baru 36 Juta
7,7 Lainnya Asia
19 Juta 4,0
Sumber : Organic Monitor 2002 Di Indonesia total omset perdagangan organik sebesar 79 milyar rupiah dan
18,8 milyar rupiah diantaranya berasal dari agribisnis hortikultura
2
. Ini berarti perdagangan hortikultura organik sekitar 23,79 persen dari total perdagangan produk
organik. Walaupun di Indonesia pangan organik belum sepopuler di negara-negara maju dan masih merupakan hal baru yang mulai popular sekitar 4-5 tahun yang lalu,
tetapi pasar pangan organik di Indonesia terus berkembang. Ini dapat dilihat dari semakin banyaknya produsenpetani yang mulai menerapkan kembali cara-cara bertani
secara organik, banyaknya bermunculan toko pangan organik terutama di kota-kota besar dan produk organik yang ada dipasaran sudah mulai bervariasi seperti sayur
organik, beras organik, buah organik, telur organik, daging ayam organik, dan lain-
2
Seta, Ananto Kusuma dalam Sukses Bisnis Organik dan Cara Bijak Aplikasi Pestisida. Hortikultura, April 2003.
3 lain
3
. Beberapa jenis sayur organik yang ada di supermarket adalah jagung, buncis, bit merah, tomat, sedangkan merek beras organik yang tersedia di supermarket seperti IR
64, Nutrilon-o Pandan Wangi, Nutrilon-o Menthik Wangi, Nutrilon-o Rojolele, O’Rice Pandan Wangi, Omega Organic Thai Rice, Oriza Organic Cisadane, dan lain-lain
4
. Salah satu buah organik yang berpotensi untuk dikembangkan adalah jambu
biji organik. Buah ini cukup disenangi dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena jambu biji mempunyai rasa yang lezat, memiliki kandungan vitamin A dan C yang
cukup tinggi Rismunandar, 1989. Jambu biji juga dapat dikonsumsi langsung atau diolah menjadi juice, dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya
demam berdarah, sariawan, gusi berdarah, diare, disentri, jantung, diabetes, kolesterol, gangguan sistem pencernaan, beberapa jenis kanker, dan lain-lain Parimin, 2005.
Jambu biji untuk konsumsi dalam negeri tidak hanya dihasilkan dari produksi dalam negeri, tetapi juga diimpor dari beberapa negara. Volume dan nilai impor jambu
biji dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Volume dan Nilai Impor Jambu Biji Non Organik.
Tahun Volume kg
Nilai US 2000
14.127 21.200
2001 26.934
10.724 2002
27.979 18.958
2003 653.052
196.001 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2003
Peningkatan volume impor jambu biji menunjukkan bahwa produksi dan kualitas jambu biji perlu ditingkatkan. Ini merupakan peluang dalam mengembangkan
jambu biji organik yang memiliki kualitas yang lebih baik dari jambu biji non organik
3
Trubus, April 2004. Gemerincing Rupiah dari Sebuah Gaya Hidup.
4
Hasil Pengamatan Peneliti di Kem-Chicks Supermarket, Kemang-Jakarta Selatan.