12 ekonomis suatu lahan seperti biaya produksi dan pemasukan, dan kesulitan dalam
memasarkan produk seperti merintis pasar dan memilih segmen pasar
9
. 2.2.
Jambu Biji Organik
Jambu biji merupakan tanaman daerah tropis dengan ketinggian antara 5-1200 m dpl, namun dapat tumbuh di daerah sub tropis dengan intensitas curah hujan
berkisar antara 1.000-2000 mm per tahun dan merata sepanjang tahun. Tanaman ini berkembang dan berbuah dengan optimal pada suhu 23-28
o
C
10
. Jambu biji dapat berbuah sepanjang tahun, sedangkan musim panen raya antara bulan Desember sampai
Februari dan bulan Juni sampai Agustus Parimin, 2005. Tanaman ini banyak dibudidayakan karena memiliki banyak keunggulan yaitu:
mudah ditanam dan tidak memerlukan perawatan khusus, dapat tumbuh di segala jenis tanah dan iklim, tahan kering dan hujan, memiliki perakaran yang cukup lebat
sehingga dapat menahan erosi, dan memiliki kandungan vitamin A dan C yang cukup tinggi Rismunandar, 1989. Menurut Lim Tong Kwee and Khay Choy 1990, nilai
gizi jambu biji dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Komposisi Zat Gizi Jambu Biji per 100 gr Bahan
Zat Gizi Jambu Biji
Zat Gizi Jambu Biji
Kalori gr 69
Kalsium mg 15
Air gr 80,6
Fosfor mg 24
Protein gr 1,0
Zat besi mg 0,7
Lemak gr 0,4
Vitamin A IU 200-400
Karbohidrat gr 17,3
Vitamin B
1
mg 0,05
Serat gr 5,6
Vitamin B
2
mg 0,04
Abu gr 0,7
Vitamin C mg 132
Sumber : Lim Tong Kwee and Khoo Khay Choy, 1990
9
Trubus, Februari 2000. Pertanian Organik Kian Marak.
10
Hortikultura, Desember 2003. Gampang Tumbuh dan Rajin Berbuah.
13 Saat ini juga telah dikembangkan budidaya jambu biji organik yang memiliki
syarat tumbuh pada kondisi yang sama dengan jambu biji non organik, yang membedakan adalah proses budidaya jambu biji organik tanpa menggunakan unsur-
unsur kimia seperti pupuk, pestisida, hormon dan obat-obatan tetapi menggunakan bahan-bahan alami seperti pupuk kandang, kompos, pestisida nabati dan pestisida
organik, sehingga aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Jambu biji organik seringkali penampakannya tidak menarik, terlihat ada bekas gigitan serangga,
tetapi memiliki kualitas yang lebih baik dari jambu biji non organik seperti citarasa yang lebih baik, lebih alami, lebih segar, tekstur lebih keras dan padat
11
. Produk organik seperti jambu biji juga memiliki kandungan mineral yang lebih baik dibanding
jambu biji non organik
12
. Jambu biji organik biasanya hanya dijual di tempat-tempat tertentu seperti di
swalayansupermarket, toko buah atau gerai-gerai khusus produk organik, harga jual jambu biji organik lebih mahal dari jambu biji non organik, segmen pasar hanya
golongan ekonomi menengah keatas yang memiliki pendapatan tinggi dan kesadaran kesehatan tinggi.
2.3. Pemasaran
Menurut David 1998, pemasaran adalah proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa.
Kottler 2002 menyatakan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
11
Hasil Wawancara dengan Manajer Produksi PT Sawangan Bumi Makmur.
12
Warta Konsumen, Oktober 2004. Pangan Organik Back To Nature.
14 inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran berfokus pada kebutuhan pembeli. Menurut Assauri 2002, konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam
bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan
kepuasan bagi konsumen. Konsep pemasaran berdiri di atas empat pilar yaitu : pasar sasaran, kebutuhan
pelanggan, pemasaran terpadu dan kemampuan menghasilkan laba. Konsep ini dimulai dari pasar yang didefinisikan dengan baik, berfokus pada kebutuhan pelanggan,
mengkoordinasikan semua aktivitas yang akan mempengaruhi pelanggan dan menghasilkan laba dengan memuaskan pelanggan Kottler, 2002.
Menurut Rangkuti 2000, nilai pemasaran dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : merek, pelayanan dan proses. Merek adalah nilai yang berkaitan dengan nama
atau nilai yang dimiliki dan melekat pada suatu perusahaan. Pelayanan merupakan nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa pelayanan kepada konsumen. Proses
adalah nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk membuat setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab dalam proses memuaskan konsumen, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
2.4. Strategi Pemasaran
Kottler 2002 menyatakan strategi pemasaran merupakan pendekatan pemasaran luas yang akan digunakan untuk mencapai tujuan rencana pemasaran.
Menurut Umar 2003, Strategi pemasaran adalah penuntun agar aktivitas pemasaran
15 konsisten bukan hanya terhadap strategi utama yang ditentukan, melainkan juga
terhadap strategi diberbagai bidang fungsional lainnya. Strategi dalam bidang pemasaran dikelompokkan dalam empat aspek yang dikenal dengan marketing mix
atau bauran pemasaran, yang terdiri dari aspek produk, harga, distribusi dan promosi.
2.5. Bauran Pemasaran
Kottler 2002 menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran. Komponen-komponen pokok bauran pemasaran terdiri dari empat variabel utama yang dikenal dengan nama “4P” yaitu produk product,
harga price, tempat place dan promosi promotion. Variabel-variabel pemasaran dalam komponen 4P bauran pemasaran dapat dilihat pada Gambar 1 Kottler, 2002.
Gambar 1. Komponen 4P dalam Bauran Pemasaran Sumber : Kottler, 2002
Bauran Pemasaran Produk
-Keragaman produk
-Kualitas -Design
-Ciri -Nama merek
-Kemasan -Ukuran
-Pelayanan -Garansi
-Imbalan
Harga
-
Daftar harga -Rabatdiskon
-Potongan harga khusus
-Periode pembayaran
-Syarat kredit
Distribusi
-
Saluran pemasaran
-Cakupan pasar -Pengelompokan
-Lokasi -Persediaan
-Transportasi
Promosi
-Promosi penjualan
-Periklanan -Tenaga
penjualan -Kehumasan
-Pemasaran langsung
16 Produk adalah tawaran yang berwujud dari perusahaan kepada pasar yang
mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan Kottler, 2002. Strategi produk yang tepat akan menempatkan perusahaan dalam suatu posisi persaingan yang
menguntungkan dibanding pesaingnya. Harga merupakan alat bauran pemasaran yang penting. Harga adalah jumlah
uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk produk tertentu. Harga harus sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan, jika tidak pembeli akan
berpaling ke produk pesaing. Harga mencakup daftar harga, rabatdiskon, potongan harga khusus, periode pembayaran, syarat kredit Kottler, 2002.
Menurut Kottler 2002, tempat distribusi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan
sasaran. Tempat mencakup saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, persediaan dan transportasi.
Kottler 2002 mendefinisikan promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya ke pasar
sasaran. Bauran promosi terdiri dari iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung.
2.6. Analisis Lingkungan Pemasaran
Menurut Umar 2003, lingkungan pemasaran sebuah perusahaan berkaitan dengan sekumpulan faktor-faktor pemasaran yang dapat mempengaruhi arah dan
kebijakan perusahaan dalam mengelola bisnis perusahaan. Lingkungan pemasaran
17 merupakan kekuatan yang ada di lingkungan tempat perusahaan beroperasi, yang
terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal Kottler, 2002.
2.6.1. Lingkungan Internal
Lingkungan internal bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang-bidang fungsional David, 1998.
Lingkungan internal yang mempengaruhi pemasaran jambu biji organik adalah pemasaran, produksi dan operasi, dan keuangan. Menurut Assauri 2002, factor
internal dalam bidang pemasaran adalah faktor yang dapat dikendalikan oleh pimpinan perusahaan umumnya dan pimpinan pemasaran khususnya controllable factors, yang
terdiri dari produk, harga, penyalurandistribusi, promosi dan pelayanan.
2.6.2. Lingkungan Eksternal
Pearce dan Robinson 1997 menjelaskan bahwa lingkungan eksternal terdiri dari semua keadaan dan kekuatan yang mempengaruhi pilihan opsi strategik
perusahaan dan menentukan situasi persaingannya. Variabel lingkungan eksternal berada di luar kekuasaan manajemen perusahaan, dapat menimbulkan peluang
ancaman. dan tidak bisa dikontrol. Menurut Kottler 2002 lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan mikro.
2.6.2.1.Lingkungan Makro
Lingkungan makro terdiri dari faktor demografis, ekonomi, alam, teknologi, politik-hukum dan sosial budaya yang dapat berpengaruh terhadap penjualan dan laba
perusahaan. Kekuatan-kekuatan itu bersifat tidak dapat dikendalikan, sehingga
18 perusahaan harus memantau dan cepat tanggap terhadap kekuatan-kekuatan itu
Kottler, 2002. Menurut Kottler 2002, faktor demografi berkaitan dengan masalah-masalah
kependudukan seperti jumlah penduduk, distribusi penduduk secara geografis, distribusi umur dan bauran etnis, tingkat pendidikan, karakteristik dan pergerakan
regional. Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu
perusahaan beroperasi Pearce dan Robinson, 1997. Faktor ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli yang dipengaruhi oleh pendapatan, harga
produk, tabungan, hutang dan ketersediaan kredit saat ini Kottler, 2002. Perkembangan teknologi tidak hanya mencakup kemajuan dalam bidang bisnis
tersebut tetapi juga di bidang lain yang mendukung kegiatan bisnis Umar, 2003. Sebagai contoh usaha budidaya buah-buahan dapat berhasil jika didukung oleh adanya
kemajuan dalam bidang produksi sarana dan prasarana budidaya, transportasi, pengolahanpengawetan buah dan pengemasan buah. Menurut David 1998, kemajuan
teknologi dapat mempengaruhi produk, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan dan posisi bersaing. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru,
menghasilkan produk yang lebih baik dan mengubah posisi biaya bersaing relatif dalam suatu industri.
Menurut Umar 2003, arah, kebijakan dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha. Menurut Pearce dan
Robinson 1997, faktor-faktor politik menentukan parameter legal dan regulasi yang membatasi operasi perusahaan. Contohnya kebijakan pemerintah tentang impor buah-
19 buahan, sehingga mengakibatkan permintaan masyarakat terhadap buah-buahan lokal
menurun. Hal ini sangat merugikan produsenpetani karena dapat mengurangi potensi laba.
Kondisi sosial budaya bersifat dinamis selalu berubah-ubah sehingga harus diantisipasi oleh perusahaan. Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan
adalah kepercayaan, nilai, sikap, opini dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan Pearce dan Robinson, 1997.
Menurut Kottler 2002, faktor alam berkaitan dengan proses produksi perusahaan. Faktor alam berhubungan dengan udara, tanah dan air yang mendukung
kegiatan perusahaan Pearce dan Robinson, 1997. Keberhasilan usaha budidaya pertanian di Indonesia didukung oleh faktor alam seperti sinar matahari sepanjang
tahun, tanah yang subur, iklim yang mendukung dan curah hujan yang cukup.
2.6.2.2.Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari semua pihak yang mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memproduksi dan menjual produk. Lingkungan mikro
terdiri dari pemasok, perantara pemasaran, pelanggan dan pesaing Kottler, 2002. Pemasok adalah perusahaan-perusahaan yang menyediakan sumberdayainput
yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghasilkan produkoutput yang dapat memuaskan pelanggan. Hubungan yang dapat diandalkan antara suatu perusahaan dan
pemasok sangat penting bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Perusahaan selalu bergantung pada pemasok untuk dukungan keuangan,
layanan, bahan baku dan peralatan Pearce dan Robinson, 1997.
20 Menurut Kottler 2002, perantara pemasaran adalah perusahaan yang
membantu perusahaan lain dalam promosi, penjualan dan pendistribusian barang ke pembeli akhir. Perantara pemasaran terdiri dari agen pialang, perwakilan manufaktur
serta pihak lain yang memudahkan penemuan dan penjualan produk ke pelanggan. Kottler 2002 menjelaskan bahwa pelanggan adalah pihak yang
memaksimalkan nilai dengan dibatasi oleh biaya pencarian, pengetahuan, mobilitas dan penghasilan. Pelanggan terdiri dari individu dan rumah tangga yang membeli
barang dan jasa untuk dikonsumsi. Pelanggan dapat pula berupa kelompok atau lembaga yang membeli barang dan jasa untuk dijual kembali reseller market.
Pesaing adalah perusahaan lain yang berusaha memuaskan kebutuhan pelanggan yang sama serta mengajukan penawarkan produk yang sama dengan produk
perusahaan Kottler, 2002.
2.7. Tahapan Perumusan Strategi Pemasaran
Menurut David 1998, Teknik perumusan strategi dapat dipadukan menjadi kerangka kerja pembuatan keputusan tiga tahap yang dapat dipakai untuk semua
ukuran dan tipe organisasi, dan dapat membantu ahli strategi mengenali, mengevaluasi dan memilih strategi.
2.7.1. Tahap Input
Tahap ini dilakukan untuk meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi-strategi David, 1998. Alat analisis yang digunakan pada
tahap ini antara lain matriks IFE Internal Factor Evaluation dan EFE External Factor Evaluation
.
21
2.7.1.1.Matriks Internal Factor Evaluation IFE
Matriks IFE digunakan perusahaan sebagai alat perumusan strategi untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan David, 1998.
2.7.1.2.Matriks External Faktor Evaluation EFE
Menurut David 1998, Matriks EFE digunakan perusahaan sebagai alat perumusan strategi untuk meringkas dan mengevaluasi peluang dan ancaman.
2.7.2. Tahap Pencocokan
Tahap ini untuk membangkitkan strategi-strategi alternatif yang dapat
dilaksanakan oleh perusahaan dengan memadukan faktor internal dan eksternal David, 1998. Alat analisis yang dapat digunakan matriks IE dan analisis SWOT.
2.7.2.1.Matriks IE Internal External
Matriks IE bermanfaat untuk memposisikan suatu Strategi Bisnis Unit SBU perusahaan ke dalam matriks yang terdiri atas 9 sel Umar, 2003. Menurut David
1998, sel-sel pada matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama. Daerah pertama yang terdiri dari sel I, II dan IV disebut tumbuh dan bina growth and build. Strategi yang
dapat diterapkan antara lain strategi intensif penetrasi pasar, perluasan pasar dan perluasan produk dan strategi integratif integrasi ke depan, integrasi ke belakang dan
integrasi horizontal. Daerah kedua terdiri dari sel III, V dan VII disebut pertahankan dan pelihara hold and maintain, strategi yang tepat adalah strategi penetrasi pasar
dan perluasan produk. Daerah ketiga terdiri dari sel VI, VII dan IX merupakan situasi panen atau divestasi.
22
2.7.2.2.Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan suatu cara sistematis untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan dan strategi yang efektif bagi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman Pearce dan
Robinson, 1997. Pearce dan Robinson 1997 menjelaskan bahwa analisis SWOT ini
dilaksanakan dengan memfokuskan pada dua hal yaitu: identifikasi ancaman dan peluang, juga identifikasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan.
2.7.3. Tahap Pemilihan Keputusan
Informasi yang diperoleh pada tahap input dan tahap pencocokan digunakan pada tahap ini menggunakan analisis QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix.
Analisis ini memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara obyektif dan dengan penilaian intuitif yang baik berdasarkan pada faktor-faktor kritis
untuk lingkungan internal dan eksternal yang telah diketahui. QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan pada sejauhmana faktor-faktor sukses
kritis internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki David, 1998. David 1998, menjelaskan bahwa sifat positif dari QSPM adalah set strategi
dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan, tidak ada batas untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau jumlah set strategi yang dapat diperiksa sekaligus
menggunakan QSPM. Sifat positif lain dari QSPM adalah alat ini mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor kunci yang terkait ke dalam proses keputusan.
23 Mengembangkan QSPM membuat faktor-faktor kunci lebih kecil kemungkinannya
terabaikan atau diberi bobot secara tidak sesuai. QSPM juga memiliki beberapa keterbatasan yaitu proses ini selalu memerlukan penilaian intuitif dan asumsi yang
diperhitungkan. Pemberian peringkat dan nilai daya tarik mengharuskan keputusan subyektif walaupun prosesnya harus menggunakan informasi obyektif, hanya dapat
sebaik informasi yang diperlukan dan analisis penjodohan yang menjadi landasannya.
2.8. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang analisis strategi pemasaran perusahaan distributor buah segar studi kasus PT Moenaputra Nusantara, Jakarta, sudah dilakukan oleh Indriani 2002.
Analisis IFE menghasilkan nilai total skor sebesar 2,930 dan nilai total skor pada analisis EFE sebesar 3,022. Analisis dengan matriks IE menunjukkan bahwa
perusahaan berada pada sel II tumbuh dan bina, strategi yang tepat adalah strategi intensif dan integrasi. Berdasarkan analisis SWOT strategi yang tepat untuk PT
Moenaputra Nusantara adalah 1 Strategi SO dengan mempertahankan adanya pengendalian mutu, mempertahankan dan menarik pelanggan baru dengan
meningkatkan pelayanan, memperluas jaringan distribusi dan meningkatkan kontinuitas dan kuantitas produk, meningkatkan usaha promosi, 2 Strategi ST dengan
meningkatkan keunggulan produk, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, meningkatkan pengiriman SPG, 3 Strategi WO dengan menambah modal kerja,
meningkatkan kuantitas dari pengadaan buah, memperluas pasar ke wilayah-wilayah potensial, dan memperbaiki manajemen perusahaan, 4 Strategi WT dengan
24 mengadakan penelitian khusus mengenai pesaing dan cara menghadapi pesaing, dan
menjalin kerjasama yang baik dengan pemasok. Indriastanti 2003 menganalisis tentang strategi pemasaran dan pengembangan
usaha anggur hijau kasus usaha petani anggur hijau di desa Tempursari, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Matris IFE memperoleh nilai total skor
sebesar 2,4 ini menunjukkan bahwa petani belum mampu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menutup kelemahan yang ada. Nilai total skor untuk matriks EFE
sebesar 2,79 ini berarti usaha anggur hijau mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan mengantisipasi ancaman yang terjadi dalam usaha. Pada matriks IE
menunjukkan posisi usaha anggur hijau pada sel V, yang merupakan posisi hold and maintain
dengan menerapkan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Alternatif strategi pada analisis SWOT adalah 1 Strategi SO dengan
mempertahankan dan meningkatkan kualitas buah, membuat suatu diversifikasi produk dengan memanfaatkan teknologi yang ada, membuat desain kemasan yang baik, 2
Strategi WO dengan menggunakan teknologi yang tepat guna dan efektif untuk mengolah pasca panen, dan memperluas pasar, 3 Strategi ST dengan mempererat
hubungan dengan pemasok sarana produksi, meningkatkan pelayanan kepada konsumen dan menjadikan anggur hijau sebagai produk unggulan daerah, 4 Strategi
WT dengan meningkatkan promosi melalui media massa dan elektronik. Penelitian tentang analisis strategi pemasaran komoditi tomat recento
hidroponik pada PT Rejo Sari Bumi, unit Tapos, Ciawi-Bogor, Jawa Barat, sudah dilakukan oleh Suryatini 2004. Pada matriks IFE total skor sebesar 2,723 yang
berarti perusahaan memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam memanfaatkan
25 kekuatan-kekuatan usahanya dan mengatasi kelemahan-kelemahan usaha yang ada.
Total skor matriks EFE sebesar 3,257 ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang tergolong tinggi dalam memanfaatkan peluang eksternal serta
menghindari ancaman. Matriks IE menempatkan perusahaan pada sel II, yang merupakan posisi tumbuh dan bina. Strategi yang dapat diterapkan adalah strategi
intensif dan strategi integrasi. Ada delapan alternatif strategi pemasaran yang diperoleh dari matriks SWOT
terdiri dari 1 mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk dengan teknologi tepat guna untuk mempertahankan pelanggan yang ada dan menarik pelanggan
potensial, 2 menjaga ketersediaan produk untuk mempertahankan kepercayaan dan kesetiaan pelanggan, 3 memperluas pangsa pasar untuk meningkatakan penjualan,
4 meningkatkan hubungan kerjasama dan memberikan pelayanan yang lebih baik terhadap pelanggan, 5 menekan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas produk
dengan cara efisiensi biaya produksi, 6 meningkatkan niali tomat dengan mengalihkan fungsi tomat ke fungsi yang berbeda, 7 meningkatkan produktivitas
karyawan, 8 melakukan penelitian khusus guna meningkatkan produktivitas tomat, 9 meningkatkan kegiatan promosi untuk meningkatkan citra produk dan menghadapi
produk substitusi. Alternatif strategi pemasaran yang diprioritaskan untuk diimplementasikan bagi perusahaan berdasarkan pengolahan AHP yaitu menekan
biaya produksi tanpa mengurangi kualitas produk dengan cara efisiensi biaya produksi dengan nilai bobot sebesar 0,507.
Hadi 2004 melakukan penelitian tentang analisis strategi pengembangan usaha PT Indorub Sumber Wadung. Total skor pada matriks IFE adalah 2,799 ini
26 menunjukkan perusahaan telah mampu memanfaatkan kemampuan internal
perusahaan dan mengatasi masalah internal yang dihadapi perusahaan. Total skor dari matriks EFE adalah 2,623, ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu merespon
peluang yang dimiliki dan mengatasi ancaman yang dihadapi. Matriks IE menempatkan PT Indorub Sumber Wadung pada sel V, yang disebut posisi hold and
maintain , dengan menerapkan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Alternatif strategi yang diperoleh dari matriks SWOT yaitu 1 Strategi SO melalui optimalisasi produksi untuk memanfaatkan seluruh keunggulan perusahaan, kepastian
konsumen dan perkembangan teknologi mekanisasi dan pengolahan dan memanfaatkan keunggulan luas areal, kesuburan dan varietas teh, pabrik dan teknologi
yang ada, 2 Strategi ST dengan memberikan kepuasan optimal kepada konsumen utama, 3 Strategi WO adalah memanfaatkan informasi hasil penelitian di PPTK
Gambung, 4 Strategi WT dengan pelatihan dan pemberian motivasi kerja yang kuat terhadap tenaga kerja pemetik, pemberian kesempatan kerja kepada masyarakat sekitar
perkebunan, peningkatkan pengawasan dan pengelolaan lahan perkebunan, dan peremajaan tanaman tua untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan kualitas hasil.
Prioritas strategi dengan analisis QSPM memberikan nilai tertinggi TAS total attractive score
sebesar 5,504 pada strategi meningkatkan hasil produksi dengan memanfaatkan seluruh keunggulan perusahaan, kepastian konsumen dan
perkembangan teknologi mekanisasi dan pengolahan. Penelitian-penelitian terdahulu tentang strategi pemasaran dapat dijadikan
referensi oleh penulis dalam melakukan penelitian tentang strategi pemasaran jambu biji organik di PT Sawangan Bumi Makmur. Penelitian-penelitian terdahulu tentang
27 strategi pemasaran sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya seperti
yang dilakukan oleh Indriani 2002 dan Indriastanti pada tahun 2003. Kedua penelitian ini hanya sampai pada tahap pencocokan yaitu mencoba untuk melihat
posisi perusahaan dalam industri dan menyusun beberapa alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan dengan menggunakan matriks
IE dan analisis SWOT. Penelitian yang dilakukan oleh penulis sampai pada tahap pemilihan keputusan
dengan menggunakan analisis matriks QSPM, sehingga diperoleh alternatif strategi pemasaran terbaik yang dapat diimplementasikan oleh perusahaan agar dapat
mencapai tujuan. Penelitian yang dilakukan oleh Suryatini 2004 dan Hadi pada tahun 2004 juga sampai pada tahap pemilihan keputusan, namun penelitian yang dilakukan
oleh Suryatini menggunakan analisis AHP. Penelitian yang dilakukan oleh Hadi juga menggunakan analisis QSPM seperti yang dilakukan oleh penulis, tetapi penelitian
yang dilakukan oleh penulis berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Hadi 2004 dalam hal lokasi dan produk yang diteliti.
28
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Perkembangan pertanian organik yang pesat selama beberapa tahun terakhir ini didorong oleh kepedulian masyarakat kepada kesehatan dan alam, sehingga produk
organik yang beredar dipasaran semakin bervariasi mulai dari beras organik, sayur organik, buah organik dan lain-lain. Pasar produk organik yang masih potensial
mengakibatkan semakin banyaknya bermunculan kelompok petani organik atau produsen organik di berbagai daerah, salah satunya adalah PT Sawangan Bumi
Makmur yang merupakan produsen jambu biji organik. Dalam melaksanakan kegiatan pemasaran, PT Sawangan Bumi Makmur
mengalami kendala yaitu volume penjualan jambu biji organik pada bulan Desember 2004 mengalami penurunan padahal volume produksi mengalami peningkatan.
Kendala lain yang dialami perusahan adalah hasil produksi yang terjual ke swalayan, toko buah, sekitar 60 persen saja sehingga mengakibatkan terjadi kelebihan produksi
karena yang berasal dari jambu biji organik yang matang dan jambu biji organik sisa sortiran yang tidak laku terjual di pasar swalayan. Kelebihan produksi ini dijual
dengan harga murah ke pasar lokal dan usaha juice. Ini mengakibatkan penerimaan yang akan diperoleh perusahaan menjadi berkurang, sehingga perusahaan perlu
menyusun strategi pemasaran yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Pada penelitian ini terdapat tiga tahapan utama yang perlu ditempuh dalam
menyusun strategi pemasaran. Tahapan tersebut meliputi tahap input, tahap pencocokan dan tahap pemilihan keputusan. Pada tahap input dilakukan identifikasi
lingkungan internal yang mempengaruhi pemasaran sehingga dapat diketahui kekuatan
29 dan kelemahan perusahaan. Identifikasi faktor-faktor internal diperoleh dari pihak
manajemen dan hasil penilaian pelanggan terhadap bauran pemasaran perusahaan. Hasil penilaian pelanggan terhadap bauran pemasaran digunakan sebagai korelasi
silang informasi yang diperoleh dari pihak manajemen perusahaan, sehingga dapat memberikan masukan dalam menentukan faktor-faktor internal yang mempengaruhi
pemasaran jambu biji organik. Analisis terhadap penilaian pelanggan juga dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi efektifitas pelaksanaan bauran pemasaran
yang selama ini dilakukan sehingga perusahaan mendapat masukan untuk bahan perbaikan di masa depan.
Lingkungan internal yang berkaitan dengan PT Sawangan Bumi makmur meliputi faktor pemasaran seperti produk organik dan kualitasnya, pelayanan, lokasi,
penyediaan jambu biji organik, hubungan dengan pelanggan, kemasan, tempat penjualan, waktu pengiriman dan kegiatan promosi. Kelebihan produksi merupakan
faktor operasi produksi yang berpengaruh pada pemasaran perusahaan, sedangkan modal sendiri merupakan faktor keuangan yang mempengaruhi kegiatan pemasaran
perusahaan. Lingkungan eksternal yang mempengaruhi kegiatan pemasaran perusahaan
adalah faktor sosial budaya seperti bermunculan supermarket baru, jambu biji bermanfaat bagi kesehatan dan sabagai obet, kasus pencurian, adanya produsen yang
memanfaatkan label organik, dan daya beli masyarakat. Faktor teknologi meliputi perkembangan industri pengolahan dan pupuk organik. Iklim yang sesuai merupakan
faktor alam yang berpengaruh pada pemasaran perusahaan, sedangkan adanya
30 perusahaan lain merupakan faktor pesaing yang mempengaruhi kegiatan peamasaran
perusahaaan Setelah diketahui faktor-faktor yang berkaitan dengan lingkungan internal
kekuatan dan kelemahan dan lingkungan eksternal peluang dan ancaman, maka dilakukan analisis terhadap lingkungan internal menggunakan matriks IFE Internal
Factor Evaluation , sedangkan analisis terhadap lingkungan eksternal dengan matriks
EFE External Factor Evaluation. Tahap selanjutnya adalah tahap pencocokan yang digunakan untuk menyusun alternatif strategi yang layak diimplementasikan dengan
memadukan faktor-faktor internal dan eksternal dengan menggunakan matriks IE Internal External dan analisis SWOT Strengths-Weakness-Opportunities-Threats.
Tahap terakhir merupakan tahap memilih alternatif strategi pemasaran terbaik yang dapat diimplementasikan oleh PT Sawangan Bumi Makmur untuk mengatasi masalah
yang dialami oleh perusahaan. Analisis yang digunakan pada tahap ini adalah matriks QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix. Alur kerangka pemikiran yang
dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.