Musim Timur b. Musim Barat Angin muson

Metode ini telah digunakan dalam berbagai penelitian di perairan Indonesia. Dalam penelitiannya di Laut Sulawesi, Naulita 1998 menemukan lapisan gumbar S- min NPIW pada isotherm 10 °C s t = 26,50, dengan kisaran salinitas 34,4 ‰ dan diisi oksigen 2,6 – 2,8 mll.

a. Musim Timur b. Musim Barat

Sumber : Illahude dan Gordon, 1996 Gambar 4. Diagram T-S Perairan Indonesia Arlindo

2.9. Angin muson

Angin muson disebabkan karena perubahan tekanan udara sebagai akibat perubahan posisi matahari terhadap garis ekuator. Saat matahari berada di belahan bumi utara, Benua Asia memiliki suhu yang lebih tinggi dibanding Benua Australia. Hal ini menyebabkan tekanan udara di Benua Asia menjadi lebih rendah dan tekanan udara tinggi di Benua Australia, sehingga angin bertiup dari Benua Australia menuju Benua Asia. Peristiwa ini terjadi pada Juni, Juli dan Agustus. Saat itu disebut sebagai Musim Timur dan bertiup angin yang berasal dari tenggara Angin Muson Tenggara. Pada Desember, Januari dan Februari terjadi peristiwa sebaliknya, saat itu posisi matahari di belahan bumi selatan sehingga Benua Australia memiliki tekanan yang lebih rendah daripada Benua Asia. Hal ini menyebabkan angin berhembus dari Benua Asia menuju Benua Australia. Peristiwa ini biasa disebut sebagai Musim Barat dan saat itu bertiup angin yang berasal dari arah barat laut Angin Muson Barat Laut. Selain Musim Barat dan Musim Timur terdapat juga musim peralihan yang terjadi sekitar bulan April – Mei peralihan I dan Oktober – November peralihan II Wyrtki, 1961. Letak Indonesia yang berada diantara Benua Asia dan Australia menyebabkan daerah ini menjadi daerah yang ideal untuk dilalui oleh angin muson. Angin muson menyebabkan keragaman musiman Arlindo di lapisan permukaan. Kondisi ini menyebabkan sirkulasi lapisan permukaan perairan Indonesia memiliki variasi tahunan yang kuat Wyrtki, 1961. Perubahan tekanan angin wind stress yang terjadi pada Musim Barat dan Muism Timur Gambar 5 dapat menyebabkan sirkulasi massa air di lapisan permukaan berubah sehingga terjadi pertukaran antara massa air bersalinitas tinggi dan rendah. Pertukaran ini menyebabkan nilai salinitas di lapisan permukaan kurang dari 34‰ Wyrtki, 1961; Hellerman dan Rosenstein 1983 in Miyama et al., 1996. Variabilitas musiman dalam pengangkutan massa air melalui Selat Lombok sangat dipengaruhi oleh angin muson dan variasi tinggi permukaan laut. Transpor maksimum pada Selat Lombok terjadi saat bertiupnya angin muson tenggara dan minimum saat muson barat laut Masumoto dan Yamagata, 1996. Sumber : Hellerman dan Rosenstein 1983 in Miyama et al., 1996 Gambar 5. Tekanan angin pada Musim Barat dan Musim Timur

2.10. Arus Lintas Indonesia Arlindo