5.1.2. Arus
1. Arah arus di selat Lombok bergerak menuju ke utara dan selatan. Namun
arah arus di lapisan permukaan perairan Selat Lombok bergerak menuju ke selatan pada Musim Barat maupun Musim Timur.
2. Hasil pengukuran arus dengan menggunakan metode geostropik
menghasilkan nilai kecepatan arus yang lebih besar daripada pengukuran dengan menggunakan ADCP. Namun arah arus yang diperoleh kedua
metode bersesuaian. 3.
Transpor total massa air hasil pengukuran dengan ADCP yang melalui daerah aliran masuk utara Selat Lombok pada bulan Juni 2005 sebesar
3,01 Sv dengan total transpor massa air yang bergerak ke utara sebesar 16,74 dan bergerak ke selatan sebesar 83,26 .
5.2. Saran
1. Untuk menentukan jenis massa air sebaiknya dilakukan juga analisis hubungan suhu terhadap kandungan oksigen.
2. Untuk membandingkan karakteristik massa air pada dua musim sebaiknya stasiun pengamatan pada kedua musim berada pada posisi yang sama.
3. Untuk menganalisis karakteristik massa air secara lebih sempurna sebaiknya dilakukan penambahan jumlah stasiun pengamatan, misal
daerah aliran masuk selat, keluar selat, badan selat, bagian barat selat dan bagian timur selat.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, D. 1997. Perubahan Musiman Karakteristik Massa Air Selat Lombok. J.
Oseano dan Limno. Res . 30: 13-31.
Atmadipoera, S. A. 1991. Suatu Studi tentang Topografi Dinamik di Perairan Selatan Jawa-Sumatera pada Bulan Maret-April. Skripsi tidak
dipublikasikan Fakultas Perikanan IPB, Bogor. Ffield, A., dan A. L. 1992. Vertical Mixing in the Indonesian Thermocline. J.
Phys. Oceanogr. Res . 222 : 184-195.
Fieux, M., R. Molcard, dan A. G. Illahude. 1996. Geostrophic Transpor of The Pacific-Hindian Oceans Throughflow. J. Geophys. Res. 101C5:12,421-
12,432. Garmin Internasional, Inc. 2000. GPS Guide For Beginners. GARMIN
Corporation. Kansas. Gill, A. E. 1982. Atmospheric-Ocean Dynamics. Academic Press, New York.
Gross, M. G. 1990. Oceanography a View of Earth. Prentice hall. Englewood
Cliffs, New Jersey. Illahude, A. G. 1999. Pengantar ke Oseanologi Fisika. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Indonesia.
Illahude, A. G, dan A. L. Gordon. 1996. Thermocline Stratification Within The Indonesian Seas. J. Geophys. Res. 101C5:12,401-12,409.
International Nusantara Stratification and Transpor INSTANT. 2004. Laporan
Kegiatan ekspedisi INSTANT Leg 1 dan 2. Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Nonhayati. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen
Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Masumoto, Y, dan T. Yamagata. 1996. Seasonal Variations of The Indonesian Throughflow in a General Ocean Circulation Model. J. Geophys. Res.
101C5:12,287-12,293. Mitnik, L., W. Alpers, dan L. Hock. 2006. Thermal Plumes and Internal Solitary
Waves Generated in The Lombok Strait Studied By ERS SAR. http:www.citeseer
.1
st
.psu.edu548671.html
Miyama, T., T. Awaji, K. Akitomo, dan N. Imasato. 1996. A Lagrangian Approach To The Indonesian Seas. J. Geophys. Res. 101C5:12,265-
12,285. Murray, S. P dan D. Arief. 1988. Throughflow into The India n Ocean Through
The Lombok Strait, January 1985-January 1986. Nature, 333, 444-447. Natih, N. M. N. 1998. Fenomena dan Angkutan Massa Air di Perairan Barat
Sumatera Pada Bulan Juli 1990 dan Maret 1991. Tesis tidak dipublikasikan Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor.
Naulita, Y. 1998. Karakteristik Massa Air pada Perairan Lintasan Arlido. Tesis tidak dipublikasikan Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor.
Neumann, G dan J. R. Pierson. 1996. Principle of Oceanography. Prentice Hall, Inc. Engglewood Cliff.
Pedlosky, J. 1979. Geophysical Fluids Dynamics. Springer-Verlag, New York. Pickard, G. L. dan W. J. Emery. 1990. Deskriptive Physical Oceanography.
Pergamon Press. New York. Pond, S. dan G. L. Pickard. 1983. Introduction Dynamical Oceanography.
Pergamon Press. New York. Rahmawati, H. 2004. Studi Karakteristik Massa Air dan Arus Geostropik di
Perairan Selatan Jawa Barat pada Bulan Desember 2001. Skripsi tidak dipublikasikan Fakultas Perikanan, IPB. Bogor.
RD Instrument. 1996. Accoustic Doppler Current Profiler: Priciples of operation a practical primer. 9855 Businesspark Ave. Sandiego, California..
RD Instrument. 1997. Vessel mount acoustic Doppler current profiler technical manual. 9855 Businesspark Ave. Sandiego, California..
RD Instrument. 2001. VmDas User’s guide. 9855 Businesspark Ave. Sandiego, California.
Ross, A. D. 1970. Introduction to Oceanography. Meredith Corporation. New York.
Richard, A. dan J. R. Davis. 1991. Oceanography an Introduction to The Marine Environment. WMC Brown Publishers. USA.
Scheneider, N. 1997. The Indonesian Throughflow and The Global Climate System. J. Climate Res. 11 4: 676-689.
Schlitzer R. 2002. User Guide for Ocean Data View. http:www.awi-bremerhaven.de GEOODV
Sea – Bird Electronic Inc. 1997. Operating Manual : CTD Data Acquisition Software SEASOFT Ver.4.224. Sea Bird Elektronik Inc. Washington.
Sprintall, J., A. Gordon, R. Molcard, G. Illahude, N. Bray, M. Fieux, S. Hautala, J. Potemra, D. Susanto, S. Wijffels. 2000. The Indonesian Throughflow; Past,
Present And Future Monitoring. http:www.marine .CSIRO.auconfsociopapersSprintall final. pdf
Sprintall, J., A. L. Gordon, S. Wuffels, A. Ffield, dan R.Molcard. 2004. INSTANT : A New International Array to Measure The Indonesian
Throughflow. EOS 8539:369-376. Stewart, R. H. 2003. Introduction to Phisycal Oceanography. Departement of
Oceanography. Texas A M University. Subagio, W. P. F. 2005. Analisis Karakteristik Massa Air di Selat Lombok.
Skripsi ITB. Bandung. Sverdrup, H. U., M. W. Johnson dan R. H. Fleming. 1942. The Ocean, Their
Physics. Chemistry and General Biology. Prentice Hall. New York. Tomczack, M, dan J. S. Godfrey. 1994. Regional Oceanography : An
Introduction. Pergamon Press. Australia. Wyrtki, K. 1961. Physical Oceanography of Southeast Asian Water. Naga Report
Vol 2. Scrips Inst. Oceanography. The University of California. La Jolla. California.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Posisi lintang bujur stasiun, kedalaman pengukuran dan kedalaman
perairan hasil pengukuran INSTANT pada bulan Januari 2004 dan Juni 2005
Stasiun Waktu
pengambilan data
Lintang Bujur
Kedalaman pengukuran
m Kedalaman
perairan m
Stasiun 1 Januari 2004
-8.41782 115.8226
1191 1272
Stasiun 2 -8.37723
115.8952 1062
1153 Stasiun 3
-8.37147 115.9628
1091 1132
Stasiun 4 -8.65642
115.6568 453
505 Stasiun 5
-8.657 115.7323
577 633
Stasiun 6 -8.6645
115.8075 306
475 Stasiun 7
Juni 2005 -8.45105
115.7531 806
894 Stasiun 8
-8.40085 115.8378
1143 1199
Stasiun 9 -8.38493
115.9161 1091
1177
Lampiran 2. Sistem akuisisi data pada CTD
Sumber : Illahude, 1999
Lampiran 3. Diagram alir pengolahan parameter oseanografi pada perangkat lunak ODV.
Data CTD
Text File
Station Mode
Output : Sebaran Menegak
Derived Variable : Potential Temperature
Diagram T-S Section Mode
Configuration
Derived Variable : Sigma-t
Dyn. Height
Utilitas
Geostropic Flow
Output : Microsoft Excel
Volume Transport Geostropic Velocity
Lampiran 3. Lanjutan
Keterangan grafik : 1. Station Mode
: Menu yang berfungsi untuk memplotkan data X dan Y, dalam hal ini sumbu X adalah kedalaman
dan sumbu Y adalah parameter oseanografi. 2. Section Mode
: Menu yang digunakan untuk memplotkan data X,Y dan Z sehingga dihasilkan suatu penampang
melintang yang menghubungkan antar stasiun, menu ini dapat digunakan untuk menghitung dan
menyelidiki percepatan arus geostropik. 3. Derived Variable
: Menu yang berfungsi untuk memperoleh data yang tidak tersedia pada input data awal
Lampiran 4. Diagram alir pengolahan parameter oseanografi pada perangkat
lunak Surfer.
Grid
File . grd
Map
Contour Map
Sebaran Melintang Map
Post Map
1. Data CTD Longitude, Latitude, Kedalaman, Suhu, Salinitas dan Sigma -t
2. Hasil ODV Kedalaman Dinamik
Microsoft Excel
File .bln
Longitude, Latitude, Salinitas, Suhu, dan Sigma-t
.bln Anomali Kedalaman
Dinamik dan Kedalaman
Anomali Kedalaman Dinamik pada
Kedalaman Standar
Map
Base Map
Overlay Map
Sebaran Melintang Anomali Kedalaman Dinamik Pada
Kedalaman Standar
Lampiran 4. Lanjutan
Keterangan grafik : 1. Grid
: suatu menu yang diperlukan untuk membentuk peta berupa kontur dan relief. Sebelum menggunakan
menu ini, sebelumnya data harus dikonversi kedalam file grid .grd.
2. Contour Map
: menu untuk membentuk peta kontur dari data File grid .grd. menu ini dapat menghasilkan gambar 2
dimensi dan 3 dimensi, diperlukan 2 parameter X dan Y untuk menampilkan gambar 2 dimensi dan 3
parameter untuk gambaran 3 dimensi. Sub menu untuk menghasilkan sebaran berupa kontur melintang yang
menghubungkan antara stasiun pengamatan. 3.
Post Map : menu untuk menentukan letak posisi data
4. Overlay Map
: menggabungkan dua peta yang terpisah 5.
Base Map : membuat peta dasar sebagai batas dalam peletakkan
data
Lampiran 5. Diagram alir pengolahan arus hasil pengukuran ADCP pada
perangkat lunak Surfer.
Map
Grid
Posisi stasiun lintang dan bujur, Kecepatan Arus mms, Arah Arus derajat
Microsoft Excel
File . bln
Longitude, Latitude Kecepatan Arus
Arah Arus
Arah dan Kecepatan Arus Pada Kedalaman Standar
Map
Vector Map
Angle Component Grid File Length Component Grid File
File . grd
Post Map
Overlay Maps
Lampiran 6. Prinsip kerja perhitungan perangkat lunak ODV Schlitzer, 2002
1. angle - SUBROUTINE ANGLEARC, IDEG, MIN, SEC
Converts an latitude or longitude angle from arc seconds to degrees, min
and sec. Negative angles are assumed to be west of Greenwich or south of
equator. input:
ARC [real] - angle to be converted arc seconds output:
IDEG [int] - degrees MIN [int] - minutes
SEC [real] - seconds 2. atg - REAL FUNCTION ATGS,T,P
calculates the adiabatic suhue change partial derivative of suhue wrt pressure with no exchange for a water parcel
at a given suhue, salinity and pressure. based on reference, Bryden,H.,1973, Deep-Sea Res., 20, 401-
408
input: S [real] - salinity PSU
T [real] - suhue deg C P [real] - pressure decibars
output: ATG [real] - partial deriv of T wrt P. deg. C per decibar
3. density - SUBROUTINE DENSITY PRESS,TEMP,DEWPT,DENS,N calculates air density from given values of suhue and
pressure. effect of humidity are neglected as being small. This works on
an array of values. Missing input data must be given the value 1.0e30.
input: N [integer] - number of elements in the
input arrays PRESS [real array of size N ] - air pressure millibars
TEMP [real array of size N ] - air suhue deg C DEWPT [real array of size N ] - dew point suhue deg C
[not used] output:
DENS [real array of size N ] - air density kg per cubic meter
4. depth - REAL FUNCTION DEPTHP,LAT calculates the depth for a given pressure and latitude using
the method of Saunders and Fofonoff, Deep-Sea Res., 1976, 23, 109-111.
uses the 1980 equation of state.