Waktu dan tempat Metode pengambilan data

3. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan tempat

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari proyek INSTANT International Nusantara Stratification and Transpor pada bulan Januari 2004 dan Juni 2005 di perairan Selat Lombok INSTANT, 2004. Pengolahan data dilakukan dari bulan September 2005 sampai Maret 2006 di Institut Pertanian Bogor IPB. Data yang digunakan terdiri dari dua transek Tabel 2. Transek pertama terletak antara 8,37°-8,45° LS dan 115,75°-115,96° BT, yaitu pada bagian utara Selat Lombok daerah aliran masuk selat dan transek kedua terletak antara 8,65°- 8,66 °LS dan 115,65°-115,80° BT yaitu pada bagian selatan Selat Lombok, antara Pulau Nusa Penida dan Pulau Lombok daerah aliran keluar selat. Tabel 2. Waktu pengambilan data, jumlah transek dan nomor stasiun pengamatan Transek Posisi Nomor Stasiun Januari 2004 merah Juni 2005 kuning 1 Aliran Masuk Selat 8,37°-8,45° LS dan 115,75°-115,96° BT Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 7 Stasiun 8 Stasiun 9 2 Aliran Keluar Selat 8,65°-8,66° LS dan 115,65°-115,80° BT Stasiun 4 Stasiun 5 Stasiun 6 Sumber : Data INSTANT bulan Januari 2004 dan Juni 2005 Posisi geografis stasiun pengamatan, parameter oseanografi, kedalaman pengukuran, dan kedalaman perairan disajikan pada Lampiran 1. Lokasi penelitian beserta letak stasiun pengamatan disajikan pada Gambar 9. Perairan Selat Lombok merupakan perairan dangkal terutama di daerah ambang tempat pengambilan data stasiun 4, 5 dan 6. Hal ini dapat ditampilkan secara lebih jelas melalui kondisi batimetri di daerah ambang Gambar 10. Skala : 1:1111200 Pengamatan Januari 2004 stasiun 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Pengamatan Juni 2005 stasiun 7, 8 dan 9 Sumber: Global Mapper Gambar 9. Peta stasiun di lokasi pengambilan data Sumber: Global Mapper Gambar 10. Kondisi batimetri daerah ambang Jarak Kedalaman St. 4 St. 5 St. 6 Dasar perairan stasiun 4, 5 dan 6

3.2. Metode pengambilan data

Pengambilan data oseanografi yang mencakup suhu, salinitas, dan kedalaman dilakukan dengan menggunakan CTD Conductivity, Temperature and Depth . Tipe CTD yang digunakan dalam penelitian ini adalah SBE 911 Plus buatan Sea Bird Electronic, Inc Gambar 3. Sensor thermistor, Digiquartz dan conductivity yang terdapat pada CTD secara kontinyu akan melakukan pengukuran. Data hasil pengukuran tersebut dikirim ke Deck Unit saat CTD diangkat. Data masih berupa sinyal analog yang kemudian diubah oleh Probe CTD menjadi sinyal digital. Probe CTD under water main unit dihubungkan dengan komputer melalui kabel untuk melakukan perekaman data. Kabel ini digunakan sebagai sebagai media transmisi data. Secara lebih jelas, sistem akuisisi data CTD disajikan pada Lampiran 2 Sea-Birds Elektronics, Inc , 1997. Posisi dari masing- masing stasiun pengamatan diperoleh dari GPS Global Positioning System . Cara kerja dari GPS adalah menghitung jarak dari tiga satelit patokan terdekat. GPS mengirimkan sinyal ke satelit yang kemudian dikirimkan kembali ke GPS. Posisi ditentukan dengan menghitung jeda delay waktu perjalanan sinyal dari satelit yang menjadi patokan. Posisi yang ditampilkan pada penelitian ini dalam bentuk derajat dan menit GARMIN Internasional, Inc, 2000. Pengukuran arus secara langsung dilakukan dengan menggunakan ADCP. Perekaman data ADCP menggunakan perangkat lunak VMDAS Vessel Mounted Data Acquisition System . VMDAS ini memiliki rangkaian yang mentransmisikan dan menerima gelombang suara, pemroses sinyal elektronik utama dan interface ke bagian deck box yang semuanya terkemas dalam suatu silinder tahan tekanan Pressure case. ADCP terhubung ke deck box melalui kabel penghubung yang biasa disebut kabel IO. Deck box merupakan suatu bagian yang berisi interface dari dan ke ujung ADCP, terminal komputer, gyro kompas kapal dan sumber daya. Komputer diperlukan untuk menjalankan perangkat lunak pemroses data secara real time sehingga data dapat dibaca langsung saat itu juga maupun diputar ulang. Komputer ini terhubung dengan deck box melalui kabel serial RD Instrument, 1997.

3.3. Analisis data