Sebaran menegak dan melintang suhu

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sebaran menegak dan melintang suhu

Profil sebaran menegak suhu disajikan pada Gambar 11, dan profil sebaran melintang disajikan pada Gambar 12. Profil menegak dan melintang suhu ini merupakan hasil tumpang tindih dari semua stasiun pada masing- masing transek. Sumber : Diolah dari data INSTANT bulan Januari 2004 dan Juni 2005 Gambar 11. Sebaran menegak suhu pada Musim Barat dan Musim Timur di aliran masuk selat transek 1 dan aliran keluar selat transek 2 Musim Barat Aliran Masuk Selat Musim Timur Aliran Masuk Selat Musim Barat Aliran Keluar Selat Transek 1 Transek 2 Sumber : Diolah dari data INSTANT bulan Januari 2004 dan Juni 2005 Gambar 12. Sebaran melintang suhu pada Musim Barat dan Musim Timur di aliran masuk selat transek 1 dan aliran keluar selat transek 2 Sebaran menegak suhu pada Gambar 11 memperlihatkan bahwa nilai suhu makin menurun dengan semakin meningkatnya kedalaman dan terdapat pola pelapisan massa air berdasarkan perubahan suhu yang dibagi menjadi tiga lapisan, Musim Barat Musim Timur yaitu lapisan homogen, lapisan termoklin dan lapisan dalam. Suhu pada lapisan homogen hampir seragam sehingga pada Gambar 11 tampak garis berbentuk menegak. Ketebalan lapisan homogen yang terbentuk pada masing- masing stasiun berbeda. Pada Musim Timur transek 1, lapisan ini terbentuk sampai kisaran kedalaman antara 32-64 m dengan kisaran suhu mencapai 27,92-28,74°C dan gradien suhu 0,01 °Cm. Pada Musim Barat transek 1, lapisan ya ng terbentuk hanya mencapai kedalaman 11-18 m dengan kisaran suhu mencapai 27,95-29,17°C dan gradien suhu 0.06 °Cm. Lapisan homogen yang terbentuk pada Musim Barat transek 2 hanya mencapai kedalaman 7-10 m dengan kisaran suhu mencapai 27,79-28,16°C dan gradien suhu 0,07 °Cm. Seperti halnya lapisan homogen, ketebalan lapisan termoklin pada masing- masing stasiun berbeda. Lapisan termoklin ditandai dengan perubahan suhu secara cepat yaitu dengan gradien suhu mencapai 0,1 °Cm sehingga pada Gambar 11 tampak garis berbentuk miring. Pada Musim Timur transek 1, lapisan ini terbentuk mulai dari batas bawah lapisan homogen sampai kedalaman sekitar 148-177 m dengan kisaran suhu antara 13,98-26,51 °C dan gradien suhu mencapai 0,12 °Cm. Lapisan termoklin yang terbentuk pada Musim Barat transek 1 dimulai dari batas bawah lapisan homogen hingga mencapai kedalaman 177-202 m dengan kisaran suhu antara 14,42-27,77 °C dan gradien suhu 0,12 °Cm. Pada transek 2, lapisan ini terbentuk dari batas bawah lapisan homogen sampai kedalaman 170-207 m dengan kisaran suhu antara 14,35- 27,16 °C dan gradien suhu mencapai 0,10 °Cm. Lapisan dalam dimulai dari batas bawah lapisan termoklin. Lapisan ini mengalami perubahan suhu yang sangat kecil bahkan hampir konstan sehingga lapisan ini ditandai dengan bentuk garis hampir menegak yang terletak dibawah lapisan termoklin Gambar 11. Pada Musim Timur transek 1 kisaran suhu pada lapisan ini mencapai 6,98-13,02 °C dengan gradien suhu mencapai 0,01 °Cm. Pada Musim Barat transek 1 kisaran suhu pada lapisan ini adalah 6,28-13,80 °C dengan gradien suhu 0,02 °Cm. Pada Musim Barat transek 2, kisaran suhu pada lapisan dalam adalah 9,86-13,35 °C dengan gradien suhu 0,02 °Cm. Sebaran menegak suhu pada aliran keluar Selat Lombok transek 2 terlihat lebih bervariasi dibandingkan pada aliran masuk Selat transek 1. Hal ini disebabkan karena bentuk topografi daerah pengamatan transek 2 yang berada di dekat ambang yang memiliki kedalaman sekitar 250 m. Massa air bergerak dari kedalaman lebih dari 1000 m yang kemudian naik ke lapisan atasnya karena tidak ada celah keluar lainnya menyebabkan proses percampuran secara menegak di daerah ambang. Menurut Fffield dan Gordon 1992, kekuatan percampuran vertikal pada suatu perairan dipengaruhi oleh bentuk topografi perairan tersebut. Gambar sebaran menegak dan melintang suhu di atas dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan karakteristik suhu pada Musim Barat yang terjadi pada Januari 2004 yang diwakili oleh stasiun 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 serta Musim Timur yang terjadi pada Juni 2005 yang diwakili oleh stasiun 7, 8 dan 9. Pada sebaran menegak suhu Gambar 11, terlihat suhu pada Musim Timur lebih dingin dibanding Musim Barat. Perbedaan suhu antara kedua musim ini mencapai 0,43 °C. Menurut Illahude dan Gordon 1996, penurunan suhu pada Musim Timur ini diperkirakan akibat adanya percampuran vertikal, mengalirnya massa air ke daerah yang sedikit pengaruh radiasi mataharinya, dan hilangnya bahang akibat bertiupnya angin yang memiliki kelembaban rendah dari Benua Australia. Pada sebaran melintang suhu Gambar 12 terlihat bahwa lapisan homogen yang terbentuk pada Musim Timur lebih tebal daripada Musim Barat. Perbedaaan ketebalan lapisan ini pada kedua musim mencapai 46 m. Hal ini menunjukkan bahwa proses pengadukan pada Musim Timur lebih besar daripada Musim Barat yang disebabkan karena kecepatan arus. Pada penelitian ini, dengan menggunakan metode geostropik diperoleh hasil kecepatan rata-rata aliran massa air di Selat Lombok pada bulan Juni 2005, sekitar 20 cmdet ke selatan lebih kuat dibandingkan bulan Januari 2004 Gambar 20. Makin cepat pergerakan arus maka kekuatan pengadukan makin besar sehingga dapat mendorong lapisan termoklin lebih kedalam Wyrtki, 1961. Pada Gambar 11 terlihat bahwa lapisan termoklin yang terbentuk pada Musim Barat lebih tebal daripada Musim Timur bahkan mencapai permukaan. Menurut Illahude dan Gordon 1996, hal ini juga terjadi pada berbagai perairan yang lain di Indonesia, misalnya di Laut Flores, Selat Makasar dan Laut Banda. Suhu pada lapisan permukaan sampai kedalaman tertentu pada Musim Barat menjadi lebih hangat dibandingkan Musim Timur sehingga memperkuat pembentukan lapisan termoklin. Pada penelitian ini, perbedaan ketebalan lapisan termoklin pada kedua musim mencapai 71 m.

4.2. Sebaran menegak dan melintang salinitas