Berdasarkan nilai rekaman data tidak ditampilkan, pada Musim Timur transek 1 NPIW ditemukan pada kedalaman 151-540 m, pada Musim Barat
transek 1 massa air ini ditemukan pada kedalaman 218 - 486 m dan pada Musim Barat transek 2 NPIW ditemukan pada kedalaman 174-300 m.
Massa air bersalinitas maksimum NSLW dan massa air bersalinitas minimum NPIW yang masuk ke perairan Selat Lombok mengalami perubahan
nilai salinitas pada Musim Barat dan Musim Timur. Menurut Illahude dan Gordon 1996, perubahan musiman nilai salinitas NSLW di Selat Lombok adalah
sebesar 0,2 psu. Pada Bulan Juni nilai salinitas NSLW lebih rendah dibanding pada Bulan Januari. Kondisi tersebut mengikuti kondisi sebaran salintas
maksimum di perairan Laut Flores Arief, 1997.
4.4. Sebaran menegak dan melintang sigma-t s t
Distribusi sigma-t secara menegak dan melintang di Selat Lombok pada bulan Januari dan Juni disajikan pada Gambar 16 dan 17. Pada profil sebaran
menegak sigma-t Gambar 16 diketahui bahwa nilai densitas makin bertambah dengan meningkatnya kedalaman.
Melalui Gambar 16 dapat diketahui pola pelapisan massa air berdasarkan sigma-t. Lapisan paling atas adalah lapisan homogen yaitu suatu lapisan yang
memiliki nilai sigma-t yang homogen akibat pengaruh pengadukan. lapisan ini ditunjukkan dengan garis menegak dekat dengan permukaan. Di bawah lapisan
homogen terdapat lapisan yang dikenal dengan lapisan piknoklin. Pada lapisan ini nilai sigma-t berubah secara drastis terhadap kedalaman yang ditujukkan dengan
garis miring. Lapisan paling bawah adalah lapisan dalam. Pada lapisan ini nilai sigma-t hampir konstan yang ditunjukkan dengan garis yang hampir tegak.
Sumber : Diolah dari data INSTANT bulan Januari 2004 dan Juni 2005 Gambar 16. Sebaran Menegak sigma-t pada Musim Barat dan Musim Timur di
aliran masuk selat transek 1 dan aliran keluar selat transek 2
Musim Barat Aliran Masuk Selat
Musim Timur Aliran Masuk Selat
Musim Barat Aliran Keluar Selat
Transek 1 Transek 1
Sumber : Diolah dari data INSTANT bulan Januari 2004 dan Juni 2005 Gambar 17. Sebaran melintang sigma-t pada aliran masuk selat trans ek 1 dan
aliran keluar selat transek 2
Musim Barat Musim Timur
Pada Gambar 16 terlihat bahwa lapisan homogen terbentuk lebih tebal pada bulan Juni 2005 Musim Timur. Pada Musim Timur transek 1, lapisan ini
terbentuk sampai kedalaman sekitar 39-65 m dengan kisaran sigma-t s t antara 20,77-21,49. Pada Musim Barat, lapisan homogen yang terbentuk tipis, yaitu
mencapai kedalaman 6-8 m dengan kisaran sigma-t 21,35-21,48. Pada transek 1
dan mencapai 8-14 m dengan kisaran sigma-t 21,46-21,78. Gradien sigma-t pada lapisan ini mencapai 0,008 tiap penurunan kedalaman 1 m.
Lapisan piknokin terbentuk pada Musim Barat maupun Musim Timur Gambar 15. Lapisan ini terbentuk hingga mencapai kedalaman sekitar 143-146m
dengan kisaran sigma-t 24,25-25,30 pada Musim Barat transek 1, 147-159 m dengan kisaran sigma-t 25,42-25,98 pada Musim Timur transek 1 dan 150-175m
dengan kisaran sigma-t 25,31-25,33 pada Musim Barat transek 2. Gradien sigma-t pada lapisan ini berkisar antara 0,024-0,027 tiap penurunan 1 m.
Lapisan yang terletak di bawah lapisan piknoklin adalah lapisan dalam. Lapisan ini terbentuk mulai dari batas bawah lapisan pinoklin. Kisaran sigma-t
pada lapisan ini adalah 25,00-27,16 dengan gradien sigma-t mencapai 0,002 tiap penurunan kedalaman 1 m.
Nilai sigma-t di lapisan permukaan pada Musim Timur hanya mencapai 20,76. Nilai ini lebih rendah dibandingkan nilai sigma-t pada Musim Barat yang
mencapai 21,19. Hal ini diduga disebabkan karena pengaruh massa air yang berasal dari perairan pantai utara Bali yang menurunkan nilai sigma-t massa air
pada lapisan permukaan pada bulan Juni Arief, 1997. Nilai sigma-t pada lapisan permukaan pada kedua musim memiliki nilai
kurang dari 22,00. Hal ini merupakan ciri khas massa air permukaan di daerah
tropis karena tingginya curah hujan yang melebihi jumlah penguapan Wyrtki, 1961.
Melalui profil sebaran melintang Gambar 17 terlihat bahwa sebaran melintang sigma-t cenderung menyerupai pola sebaran melintang suhu. Terlihat
bahwa penurunan suhu diikuti oleh kenaikan nilai sigma-t. Hal ini menunjukkan bahwa parameter sigma-t lebih dipengaruhi oleh parameter suhu.
4.5. Kedalaman dinamik