71
4 Kamar Tumantri
= 1 Unit 5
Kamar Sungadi = 1 Unit
6 Dapur
= 1 Unit 7
Pantry = 1 Unit
5 Ruang Kegiatan Anak atau Ruang Pertemuan “Wisma Bhakti” = 1 Unit
YPAC Semarang juga di lengkapi dengan beberapa perlengkapan, meliputi perlengkapan di ruang kantor, perlengkapan di masing- masing tempat terapi,
perlengkapan alat keterampilan, perlengkapan sekolah SLB. DD1, perlengkapan kesenian SLB. DD1, perlengkapan olahraga, perlengkapan bagian pramuka,
perlengkapan Bina Mandiri, perlengkapan provokasional, perlengkapan asrama, perlengkapan dapur, dan perlengkapan kebersihan. Data perlengkapan terlampir.
4.1.5 Visi Misi YPAC Se marang
YPAC Semarang didirikan dengan maksud dan tujuan yaitu di bidang sosial dan kemanusiaan, terutama dalam upaya ke arah tercapainya kesejahteraan anak
dengan kecacatan pada khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Visi dari YPAC Semarang adalah sebagai berikut: 1 Anak wajib dibina
agar menjadi generasi penerus berkualitas; 2 Setiap manusia mempunyai kedudukan dan harkat yang sama serta mempunyai hak untuk mengembangkan
pribadinya; 3 Setiap manusia mempunyai rasa kesadaran dan tanggung jawab sosial terhadap sesama manusia dan bangsa; 4 Anak adalah sosok yang rentan
terhadap kecacatan, oleh karena itu perlu dicegah secara dini dan dibina kesejahteraannya.
72
Sedangkan misi dari YPAC Semarang adalah: 1 Mencegah secara dini agar anak tidak cacat; 2 Anak dengan kecacatan penyandang cacatpenca perlu
mendapatkan pelayanan habilitasi dan atau rehabilitasi yang total total care terpadu, oleh tim Rehabilitasi interdisipliner agar mampu mengembangkan
potensi yang dimiliki secara berkualitas untuk menuju kemandirian; 3 Anak dengan kecacatan harus mendapatkan equalisasi baik dalam kebutuhan dasar
maupun kebutuhan khusus.
4.1.6 Bidang Pelayanan YPAC Semarang
Yayasan Pembinaan Anak Cacat sebagai organisasi sosial yang bergerak di bidang pelayanan rehabilitasi anak berkebutuhan khusus mencakup:
4.1.6.1 Rehabilitasi Medis
Bidang pelayanan rehabilitasi medis YPAC Semarang terdiri dari: 1 poliklinik yang dibuka setiap hari Selasa dan Jumat, sedangkan pemeriksaan
dilakukan oleh dokter dan psikolog; 2 fisioterapi meliputi terapi wicara, terapi okupasi dan terapi musik yang pelayanannya dibuka setiap hari Senin sampai
Jumat.
4.1.6.2 Rehabilitasi Pendidikan
Bidang pelayanan rehabilitasi pendidikan YPAC Semarang meliputi: 1 SLB. DD1 yang terdiri dari kelas Observasi, TK LB, SD. LB, SLTP. LB dan
SMU. LB; 2 SLB. CC1 yang terdiri dari SD. LB, SLTP. LB dan SMU. LB; 3 pendidikan keterampilan untuk murid SLB. DD1 dan SLB. CC1.
73
4.1.6.3 Rehabilitasi Sosial
Bidang pelayanan rehabilitasi so sial YPAC Semarang meliputi; 1 Asrama kapasitas 25 anak; 2 bina mandiri yang menangani anak mampu latih.
4.1.6.4 Rehabilitasi Prevokasional
Bidang pelayanan rehabilitasi prevakasional YPAC Semarang yaitu unit karya untuk menangani keterampilan anak yang telah menyelesaikan SMU. LB.
4.1.7 Sekolah Luar Biasa SLB di YPAC Semarang
Menurut Soetardi buku Pelayanan YPAC Semarang, 2004: 64, “luar
biasa” adalah suatu perkembangan dan perubahan yang lebih cepat atau lambat, disebabkan karena faktor luar, yaitu faktor lingkungan atau faktor-faktor anak itu
sendiri. Sehingga perkembangan dan pertumbuhannya berbeda dengan apa yang disebut perkembangan dan pertumbuhan normal. Cepat lambatnya perkembangan
pertumbuhan banyak variasi tingkatnya, demikian pula faktor penyebabnya. Anak Luar Biasa atau lebih sering disebut dengan Anak Berkebutuhan
Khusus untuk sekarang ini, pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama dengan anak-anak normal pada umumnya, dalam arti luas, salah satunya adalah
pendidikan. Menurut Soetardi buku Pelayanan YPAC Semarang, 2004: 65 pendidikan bagi anak luar biasa anak berkebutuhan khusus bertujuan untuk
membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik atau mental agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai pribadi,
maupun sebagai anggota masyarakat dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan
74
kemampuan dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau dapat mengikuti pendidikan lanjutan.
Se suai dengan teori yang ada, anak yang termasuk dalam kategori “luar
biasa” atau disebut dengan anak berkebutuhan khusus, akan memerlukan waktu yang berbeda-beda untuk setiap tingkat pertumbuhan dan perkembangannya
dibandingkan dengan anak normal. Dengan ba nyaknya jenis kelainan, maka pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus tidak dilakukan secara bersama-sama.
YPAC Semarang mendirikan 2 Sekolah Luar Biasa SLB yang berstatus swasta, yaitu SLB. DD1 dan SLB. CC1. SLB. D adalah Sekolah Luar Biasa yang
menangani anak-anak tunadaksa atau cacat fisik yang memiliki tingkat kecerdasannya rata-rata sama dengan anak normal. Sedangkan SLB D1 adalah
Sekolah Luar Biasa yang melayani anak-anak tunadaksa yang memiliki tingkat kecerdasannya rata-rata di bawah anak-anak normal, sehingga perlu pelayanan
khusus. Lain halnya dengan SLB. CC1. Sekolah SLB. CC1 diperuntukkan bagi
anak tunagrahita atau kelainan mental. SLB. C adalah Sekolah Luar Biasa yang melayani anak-anak tunaghrahita yang memiliki intelegensi 50-70. Anak-anak
SLB. C mempunyai kemampuan setaraf dengan anak normal usia 8-12 tahun. Mereka biasanya dapat membaca, menulis, berhitung, sederhana maupun
melakukan pekerjaan-pekerjaan lain, sehingga disebut anak mampu didik. Sedangkan SLB. C1 adalah Sekolah Luar Biasa yang melayani anak tunagrahita
yang memiliki intelegensi 25-49 dan mempunyai kemampuan setaraf dengan anak normal usia 3-8 tahun. Anak SLB. C1 perlu mendapatkan latihan secara rutin dan
75
berkesinambungan, karena sangat terbatas kemampuan intelektualnya. YP AC Semarang membuka beberapa terapi untuk membantu menangani anak SLB. C1.
Sekolah Luar Biasa yang diperuntukkan bagi Anak Berkebutuhan Khusus bagian D, terdiri dari TK. LB DD1, SD. LB DD1, SLTP. LB DD1 dan SMU.
LB. DD1. Program sekolah tersebut dilaksanakan seperti sekolah-sekolah pada umumnya, yaitu setiap hari Senin sampai dengan Kamis pukul 07.30-12.30 WIB,
sedangkan pada hari Jumat dan Sabtu dari pukul 07.30-11.00 WIB. Kurikulum yang digunakan di Sekolah Luar Biasa SLB D.D1 setara
dengan kurikulum sekolah pada umumnya, yaitu KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Untuk bidang studi yang diajarkan juga hampir sama, hanya
saja dibedakan mengenai materi pelajarannya. Materi pelajaran yang diberikan untuk SLB. DD1 lebih mudah dari sekolah umum, karena mengingat
keterbatasan yang dimiliki siswa, yaitu Anak Berkebutuhan Khusus bagian D. Selain bidang studi, komponen kurikulum SLB. DD1 lainnya adalah adanya
program khusus dan pengembangan diri. Program khusus terdiri dari kegiatan terapi, bina gerak dan bina mandiri, sedangkan pengembangan diri terdiri dari
kegiatan layanan bimbingan konseling, kegiatan pramuka, kegiatan olah raga, kegiatan kesenian, kegiatan kerohanian., kidsmart dan komputer.
Bidang studi untuk Seni Budaya di SLB. DD1 YPAC Semarang dibagi menjadi empat, meliputi: 1 seni drama, 2 seni tari, 3, seni musik dan 4 seni
lukis. Guru yang mengampu tiap-tiap bidang studi juga berbeda dan tentunya diampu oleh guru yang berkompeten dalam bidangnya masing- masing. Khusus
untuk TK. LB DD1 dan SD. LB DD1, semua mata pelajaran diajarkan oleh
76
masing- masing guru kelas. Menurut keterangan Ibu Kartikawaty 42 tahun wawancara 15 September 2012, selaku guru kelas VI SLB. DD1, bahwa tujuan
akhir dari pendidikan SLB. D dan SLB. D1 berbeda, tujuan akhir dari sekolah SLB D adalah kemandirian, sedangkan sekolah SLB. D1 untuk sosialisasi.
SLB. DD1 juga membuka kelas untuk bidang keahlian salah satunya adalah kelas musik prestasi. Kelas musik prestasi merupakan salah satu pendidikan
keterampilan dari program kegiatan Pengembangan Diri di SLB. DD1. Kelas musik prestasi menangani siswa-siswi dari SLB. DD1 dari jenjang SD.LB DD1
sampai SMU.LB D.D1 yang mempunyai bakat lebih di bidang musik. Bakat mereka akan diasah secara intensif di kelas musik prestasi. Jumlah siswa yang
diajar di kelas musik prestasi tidak banyak, karena mereka adalah siswa pilihan yang dirasa memiliki bakat lebih di bidang musik dan mampu dilatih secara
intensif. Kelas musik prestasi bisa juga dikatakan sebagai salah satu bentuk pendidikan keterampilan atau kegiatan ekstrakurikuler.
4.1.8 Jumlah Pegawai, Kondisi Guru SLB. DD1 dan Kondisi Anak