Tunadaksa Ortopedi orthopedically handicapped

39 fungsi secara normal akibat luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak sempurna Suroyo dalam Efendi, 2009: 114 sehingga untuk kepentingan pembelajarannya perlu layanan khusus Kneedler dalam Efendi, 2009: 114.

2.4.4.1 Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus D

Halahhan dan Kauffman Efendi, 2009: 115 mengemukakan bahwa karakteristik kelainan anak yang dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus D atau anak penyandang tunadaksa dapat dikelompokkan menjadi anak tunadaksa ortopedi orthopedically handicapped dan anak tunadaksa saraf neurologically handicapped. Keadaan fisik yang tampak pada anak tunadaksa ortopedi dan tunadaksa saraf, tidak terdapat perbedaan yang mencolok, sebab secara fisik keduanya memiliki kesamaan, terutama pada fungsionalisasi anggota tubuh untuk melakukan mobilitas.

2.4.4.1.1 Tunadaksa Ortopedi orthopedically handicapped

Anak tunadaksa ortopedi ialah anak tunadaksa yang mengalami kelainan, kecacatan, ketunaan pada bagian tulang, otot tubuh, ataupun daerah persendian Heward Orlansky, baik yang dibawa sejak lahir conginetal maupun yang diperoleh kemudian karena penyakit atau kecelakaan sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi tubuh secara normal Efendi, 2009: 115. Golongan anak tunadaksa ortopedi pada umumnya tidak mengalami gangguan mental maupun kecerdasan. Contoh kelainan yang termasuk dalam kategori tunadaksa ortopedi di antaranya poliomyelitis, tubercolosis tulang, hemiplegia, muscle dystrophia, kelainan pertumbuhan anggota atau anggota badan yang tidak sempurna, cacat punggung, amputasi tangan, lengan, kaki, dan lain- lain. 40 2.4.4.1.1.1 Poliomyelitis Poliomyelitis adalah suatu infeksi penyakit pada sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh virus polio. Akibatnya berupa kelumpuhan yang sifatnya permanen. Tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh anak polio adalah normal. Pada umumnya bila penderita sudah parah sulit untuk disembuhkan, penyebab penyakit ini adalah baksil atau virus. Kebanyakan yang terserang penyakit polio ini adalah anak yang berusia 2-6 tahun. Polio terbagi menjadi tiga tipe yaitu: 1 Type Spinal yaitu kelayuhan pada otot leher, sekat dada, tangan, dan kaki; 2 Type Bulbair yaitu kelumpuhan fungsi motorik atau lebih saraf tepi, dengan ada gangguan pernafasan; 3 Type Bulbospinal yaitu gabungan antara type spinal dan type bulbair. 2.4.4.1.1.2 Muscle Dystrophy Muscle Dystrophy yaitu penyakit otot yang mengakibatkan otot tidak dapat berkembang, kelumpuhannya bersifat simetris, yaitu pada kedua tangan atau kedua kaki. 2.4.4.1.1.3 Spina Bifida Spina Bifida yaitu kelainan pada tulang belakang yang ditandai dengan terbukanya satu atau tiga ruas tulang belakang yang disebabkan oleh tidak tertutupnya kembali ruas tulang belakang selama proses perkembangan terjadi. Akibatnya fungsi jaringan saraf terganggu dan dapat mengakibatkan kelumpuhan. Tunadaksa ortopedi seperti poliomyelitis dan muscle dystophie dapat diantisipasi mulai dari dini, yaitu dengan memberikan imunisasi polio maupun vaksinasi sesuai dengan anjuran dari dokter yang pertama menangani kelahiran 41 bayi. Pemberian vaksinasi harus teratur untuk mencegah terjadinya polio pada anak.

2.4.4.1.2 Anak tunadaksa saraf neurologically handicapped