Hakikat Membaca KAJIAN TEORI

parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan pantun Kurikulum, 2006: 238-239. Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan terdapat empat keteram- pilan yang saling berkaitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Empat kete- rampilan tersebut adalah keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, kete- rampilan membaca dan keterampilan menulis.

2.1.5 Hakikat Membaca

2.1.5.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk mem- peroleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata bahasa tulis Tarigan, 2008: 7. Sedangkan menurut Santoso 2009: 6.3 aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca se- bagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca. Klein, dalam Rahim, 2005: 3 mengungkapkan bahwa definisi membaca mencakup: 1 membaca merupakan suatu proses, 2 membaca adalah strategis, 3 membaca merupakan interaktif. Membaca merupakan suatu proses memasuk- kan informasi dari bacaan. Pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti brpendapat membaca merupakan kegiatan yang dilakukan pembaca untuk memahami isi bacaan, se- hingga pembaca memperoleh informasi atau pengetahuan dari media tulis. 2.1.5.2 Tujuan Membaca Membaca yang baik adalah membaca yang memiliki tujuan karena dengan adanya tujuan dapat memudahkan pembaca untuk memahami bacaan. Menurut Tarigan 2008: 9 tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta mem- peroleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Sejalan dengan pendapat tersebut Santoso 2009: 6.4 mengungkapkan tujuan dari setiap pembaca adalah memahmi bacaan yang dibacanya. Sedangkan menurut Blanton dkk dalam Rahim 2008: 11 tujuan membaca mencakup kesenangan, menyempurnakan membaca nyaring, memperbaharui pe- ngetahuannya tentang suatu topik, mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui, memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu bacaan dalam beberapa cara lain dan mempelajari struktur bacaan. Selanjutnya menurut Prasetyono 2008: 60 tujuan membaca adalah untuk memperoleh kesenangan tanpa proses pemikiran yang rumit, seperti membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik. Selain itu membaca juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan dengan membaca buku pelajaran atau buku ilmiah. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut peneliti berpendapat, tujuan utama membaca adalah mencari kesenangan, mencari informasi, dan mencari pengeta- huan dengan cara memahami isi bacaan. 2.1.5.3 Jenis-jenis Membaca Jenis membaca secara umum adalah membaca permulaan dan membaca lanjut. Membaca permulaan diberikan pada siswa sejak kelas 1 sampai kelas 2 sekolah dasar. Sedangkan membaca lanjut diberikan kepada siswa sejak kelas 3 sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Jenis-jenis membaca lanjut adalah: 1 membaca kritis bertujuan untuk menemukan fakta-fakta dalam bacaan, 2 membaca cepat untuk menemukan gagasan pokok, 3 membaca telaah bahasa untuk menelaah bahasa, 4 membaca bebas untuk mengisi waktu luang Sukirno, 2009: 6. Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca saat dia mem- baca, proses membaca dapat dibedakan menjadi dua yaitu membaca nyaring membaca bersuara dan membaca dalam hati. Membaca dalam hati dapat dibagi menjadi membaca ekstensif yaitu membaca secara luas. Termasuk dalam mem- baca ekstensif adalah membaca survei: membaca dengan cara meneliti bahan ba- caan, membaca sekilas: membaca dengan cepat, membaca dangkal: membaca dangkal bertujuan untuk kesenangan seperti membaca cerpen, novel dan seba- gainya. Membaca intensif adalah study seksama, telaah teliti dan penanganan ter- perinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira- kira dua sampai empat halaman setiap hari Tarigan, 2008: 36. Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan jenis membaca di SD dibedakan menjadi dua yaitu membaca permulaan dan membaca lanjut. Membaca permulaan merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk menyuarakan lambang-lambang tertulis sehingga memiliki makna. Sedangkan membaca lanjut merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami isi dari bacaan dan mengaplikasikannya dalam kehidupn sehari-hari. 2.1.5.4 Pengertian Membaca Pemahaman Membaca pemahaman merupakan suatu proses memperoleh makna dari suatu bacaan, dengan melibatkan pengetahuan dan pengalaman pembaca untuk dihubungkan dengan isi bacaan Somadayo, 2011: 10. Selanjutnya Tarigan 2008: 58 menyatakan bahwa membaca pema-haman merupakan jenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan literal standars, resensi kritis critikal reviw, drama tulis printed drama serta pola-pola fiksi patterns of ficion. Sejalan dengan pen- dapat tersebut Sukirno 2009: 7 mengungkapkan membaca pemahaman merupa- kan membaca yang dilakukan dalam hati secara cermat dan teliti, untuk mengeta- hui isi bacaan sampai kepada hal yang sekecil-kecilnya. Siswa dapat memahami bacaan jika ia mengerti arti dari setiap kata dan kalimat yang ada dalam bacaan. Siswa dapat dianggap memahami bacaan jika ia dapat menyebutkan hal-hal pokok dalam bacaan dengan menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana, bagaimana dan mengapa. Selain itu siswa juga dapat menceritakan kembali isi bacaan dan memberikan tanggapan mengenai isi bacaan Hairudin, 2009:9. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, membaca pemahaman menurut peneliti adalah proses membaca yang dilakukan dengan teliti untuk mengetahui seluruh isi bacaan dan menghubungkan isi bacaan tersebut dengan pengetahuan sebelumnya sehingga menimbulkan pemahaman. 2.1.5.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Membaca Pemahaman Empat faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca menurut Sukirno 2009: 15 adalah 1 faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik; pertimbangan neurologis; dan jenis kelamin, 2 faktor intelegensi yang merupakan kemampuan global individu untuk bertindak sesuai tujuan; berpikir rasional; dan berbuat seca- ra efektif terhadap lingkungan, 3 faktor sosial dan ekonomi yang melibatkan un- sur orang tua; harta; dan lingkungan siswa, 4 faktor psikologi mencakup motiva- si; minat dan kematangan sosial; emosi; dan penyesuaian diri. Sedangkan menurut Somadyo 2011: 27 faktor yang mempengaruhi ke- mampuan membaca dapat diklasifikasikan ke dalam dua faktor: 1 faktor yang bersifat intrinsik faktor yang berasal dari dalam pembaca, dan 2 faktor yang bersifat ekstrinsik berasal dari luar pembaca. Faktor intrinsik antara lain kepe- milikan kompetensi pembaca, minat, dan kemampuan membacanya, sedangkan faktor ekstrinsik dilasifikasikan menjadi dua kategori yaitu: 1 unsur yang bera- sal dari dalam teks bacaan, dan 2 unsur yang berasal dari luar lingkungan baca. Kategori pertama berkenaan dengan keterbacaan readibility dan organisasi teks atau wacana, sedangkan kategori kedua berkenaan dengan fasilitas, guru, model pengajaran dan lain-lain. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, Keberhasilan proses membaca pemahaman dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik pembaca. Faktor intrinsik berkaitan dengan keadaan dalam diri pembaca seperti konsentrasi, kesehatan, suasana hati, kemampuan bahasa dan minat baca. Sedangkan faktor ekstrinsik berasal dari luar pembaca misalnya, tingkat kesulitan bahan bacaan dan keadaan lingkungan.

2.1.6 Strategi Pembelajaran