2. Kepemimpinan yang suportif mendukung, menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan dan kebutuhan karyawan, bersikap ramah dan
dapat didekati, serta memperlakukan para pekerja sebagai orang yang setara dirinya.
3. Kepemimpinan partisipatif, berkonsultasi dengan para karyawan dan secara serius mempertimbangkan gagasan mereka pada saat
mengambil keputusan. 4.
Kepemimpinan yang berorientasi pada pencapaian, mendorong para karyawan untuk berprestasi pada ingkat tertinggi mereka dengan menetapkan
tujuan yang
menantang, menekankan
pada kesempurnaan,
dan memperhatikan kepercayaan diri atas kemampuan karyawan.
2.7 Sistem Pengendalian Intern
2.7.1 Definisi Pengendalian Intern
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia IAI seperti dinyatakan dalam PSA No. 69 IAI,2001:319.2, Pengendalian intern adalah suatu proses
yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.
Sedangkan menurut COSO dalam Tuanakotta 2007:275 sistem pengendalian internal adalah,
“ a process, affected by en entity’s board of directors, management an other personal, designed to provide reasonable assurance regarding
the achievement of effectiveness and efficiency of operations, reliability of financial reporting and compliancewith applicable laws
and regulations” Sedangkan menurut Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi
dinas pemerintah, Pengendalian intern merupakan suatu mekanisme pengawasan
yang ditetapkan
oleh manajemen
dinas secara
berkesinambungan on going basis, guna: 1. menjaga dan mengamankan harta kekayaan dinas;
2. menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat; 3. meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku;
4. mengurangi dampak keuangankerugian, penyimpangan termasuk kecurangan fraud, dan pelanggaran aspek kehati-hatian;
5. meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.
2.7.2 Komponen Pengendalian Intern
Pengendalian intern sebagaimana didefinisikan oleh COSO, terdiri atas lima komponen yang saling terkait, yaitu:
1. Lingkungan pengendalian control environment,, lingkungan pengendalian adalah tindakan, kebijakan, dan prosedur
yang merefleksikan seluruh sikap top manajemen, dewan komisaris,
dan pemilik entitastentang pentingnya pengendalian dalam suatu entitas
2. Penaksiran risiko risk assessment,
penaksiran risiko dalam sistem pengendalian intern adalah usaha manajemen untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang
relevan dalam menyiapkan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
3. Aktivitas pengendalian control activities
aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibangun oleh manajemen untuk mencapai tujuan laporan
keuangan yang obyektif. Aktivitas pengendalian dapat digolongkan dalam pemisahan tugas yang memadai, otorisasi yang tepat atas
transaksi dan aktivitas, pendokumentasian dan pencatatan yang cukup, pengawasan aset antara catatan dan fisik, serta pemeriksaan
independen atas kinerja 4.
Informasi dan komunikasi information and communication informasi dan komunikasi dalam pengendalian intern adalah
metode yang dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, mengklasifikasi, mencatat dan melaporkan semua transaksi entitas,
serta untuk memelihara akuntabilitas yang berhubungan dengan aset. Transaksi-transaksi
harus memuaskan
dalam hal
eksistensi, kelengkapan, ketepatan, klasifikasi, tepat waktu, serta dalam posting
dan mengikhtisarkan.
2.7.3 Pengendalian Intern di Sektor Pemerintah