Perilaku Tidak Etis Gaya Kepemimpinan Sistem Pengendalian Internal

4. Perilaku Tidak Etis

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa indikator perilaku manajemen yang menyalahgunakan sumber daya organisasi abuse resources memiliki nilai mean terendah yaitu 2,1304. Namun nilai tersebut tidak mempengaruhi tingkat perilaku tidak etis PTE di sektor pemerintahan Kota Surakarta yang termasuk ke dalam kategori etis. Perilaku etis seorang pegawai juga dipengaruhi oleh budaya organisasi yang baik. budaya organisasi akan mempengaruhi sikap dan perilaku semua anggota organisasi tersebut. Budaya yang kuat dalam organisasi dapat memberikan paksaan atau dorongan kepada para anggotanya untuk bertindak atau berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi. Dengan adanya ketaatan atas aturan dan juga kebijakan-kebijakan instansi tersebut maka diharapkan bisa mengoptimalkan kinerja dan produktivitas para pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.

5. Gaya Kepemimpinan

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa indikator relasi pemimpin dengan anggota dan etika pemimpin memiliki nilai mean terendah yaitu 3,9652. Namun nilai tersebut tidak mempengaruhi tingkat gaya kepemimpinan GK di sektor pemerintahan Kota Surakarta yang termasuk ke dalam kategori efektif. Keberhasilan penerapan gaya kepemimpinan di instansi pemerintah dikarenakan oleh hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan, dimana pemimpin telah menyampaikan pembagian tugas dengan baik sehingga Proses komunikasi yang baik dalam suatu instansi mengakibatkan proses penyampaian informasi baik dari atasan kepada bawahan. Seperti yang telah dikemukakan oleh Robbin 2004 : 146 yaitu, komunikasi memelihara motivasi dengan memberi penjelasan kepada bawahan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja. Sehingga terjalin kerjasama untuk mencapai tujuan instansi yang telah ditetapkan.

6. Sistem Pengendalian Internal

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa indikator pemantauan memiliki nilai mean terendah yaitu 3,8870. Namun nilai tersebut tidak mempengaruhi tingkat sistem pengendalian internal SPI di sektor pemerintahan Kota Surakarta yang termasuk ke dalam kategori efektif. Hal tersebut dikarenakan instansi Kota Surakarta memiliki lingkungan pengendalian yang baik, memiliki sistem informasi dan komunikasi yang baik, dan memiliki aktivitas pengendalian yang efektif. Selain itu, instansi Kota Surakarta memiliki sumber daya manusia yang memiliki integritas dan mentaati nilai etika, pimpinan dan pegawai yang memiliki komitmen, keteladanan seorang pemimpin, dan ketersediaan infrastruktur berupa pedoman, kebijakan, dan prosedur yang terintegrasi dengan unsur – unsur SPIP lainnya. Pasal 47 ayat 1 PP 60 tahun 2008 menyatakan bahwa Menteri Pimpinan lembaga, gubernur dan bupati walikota bertanggungjawab atas efektivitas penyelenggaran sistem pengendalian intern di lingkungan masing- masing. Berdasarkan pasal ini, tanggung jawab penyelenggaran SPIP dan keberhasilan penerapan SPIP di daerah sangat tergantung pada komitmen dari kepala daerah masing-masing.

7. Penegakan Hukum