perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan kebiasaan untuk memperoleh pengetahuan dan kecakapan atau keterampilan baru.
2.2 Teori Belajar
2.2.1 Teori Belajar Vygotsky
Ada empat pinsip kunci dari teori Vygotsky, yaitu: 1 penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran the sociocultural nature of learning, 2
zona perkembangan proximal zone of proximal development, 3 pemagangan kognitif cognitive apprenticenship,dan 4 perancah scaffolding Trianto, 2007:
27. Pada prinsip yang pertama Vygotsky menekankan pentingnya interaksi
sosial, yaitu interaksi individu tersebut dengan orang lain, merupakan faktor terpenting yang mendorong atau memicu perkembangan kognitif seseorang.
Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi umumnya muncul dalam kerjasama antar siswa.
Prinsip kedua dari Vygotsky adalah ide bahwa siswa belajar paling baik apabila berada dalam zona perkembangan proximal mereka, yaitu tingkat
perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan anak saat ini. Prinsip ketiga dari teori Vygotsky adalah menekankan pada kedua-duanya,
hakikat sosial dari belajar dan zona perkembangan. Siswa dapat menemukan sendiri solusi dari permasalahan melalui bimbingan dari teman sebaya atau pakar.
Prinsip keempat, Vygotsky memunculkan konsep scaffolding, yaitu memberikan sejumlah besar bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal
pembelajaran, dan kemudian mengurangi bantuan tersebut untuk selanjutnya
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bantuan tersebut dapat
berupa bimbingan atau petunjuk, peringatan, dorongan, ataupun yang lainnya. Dalam penelitian ini, teori belajar Vygotsky sangat mendukung pelaksanaan
model pembelajaran berbasis masalah, karena model pembelajaran berbasis masalah menekankan siswa untuk belajar dalam kelompok-kelompok kecil.
Melalui kelompok ini siswa dapat berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan dengan saling bertukar ide. Dengan demikian siswa yang lebih pandai
dapat memberikan masukan bagi teman satu kelompoknya, membantu teman yang belum paham sehingga siswa yang pengetahuannya tentang pelajaran masih
kurang dapat termotivasi dalam belajar. Motivasi yang kuat memberikan dampak yang positif terhadap hasil belajar untuk mencapai ketuntasan hasil belajar.
2.2.2 Teori Belajar Piaget