18
BAB III
STRATEGI PENYAMPAIAN INFORMASI AKAN BAHAYA KUTEKS TANPA IJIN
3.1. Strategi Komunikasi antara Komunikator dan Komunikan
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan planning dan menejemen untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan komunikator
adalah penyampai pesan atau pengirim pesan dan komunikan sebagai penerima pesan atau bisa dikategorikan sebagai objek dalam hal ini
karena saat komunikator menyampaikan pesan atau mengirim pesan komunikan menerima pesan tersebut dan hasil akhir dari komunikasi
tersebut di tentukan berhasil atau tidaknya pesan tersebut dilihat dari sang komunikan bisa menerima pesan tersebut sehingga si komunikan
dapat memberikan respond balik terhadap komunikator. Hal ini sangat berkaiatan penting karena penyampaian pesan harus
disesuaikan dengan segmentasi dan kondisi dari si objerk tersebut,jika dilihat dari rumusan masalah diatas kita dapat memahami dan
mencermati penyampaian pesan seperti apa dan bagaimana sehingga pesan yang disampaikan dapat dimengerti dan diterima dengan baik,
sehingga komunikasi tersebut bisa dikategorikan berhasil dan dapat memberikan perubahan pada si komunikan.Dari rumusan masalah
diatas kita bisa mencermati hal yang mendasar dari masalah tersebut, ketidaktahuan konsumen akan bahaya penggunaaan kosmetik pewarna
kuku tanpa ijin yang mereka gunakan adalah masalah yang mendasar, Jadi penyampaian pesan harus secara persuasive dan mencoba
memberikan masukan, pengetahuaan tentang bahaya dari Kuteks tanpa ijin tersebut jika digunakan secara terus menerus dan dalam jangka
waktu yang lama.
19 Kurangnya informasi akan bahaya dari penggunaan Kuteks tanpa ijin
sehingga para konsumen Kuteks tanpa ijin ini merasa aman dan terjamin kesehataannya pada saat menggunakan Kuteks tanpa ijin tersebut.Dari
point-point masalah tersebut hal yang paling mendasar dan yang mendorong mereka cenderung menggunakan kosmetik pewarna kuku
Kuteks tanpa ijin adalah ketidaktahuaan mereka akan bahayanya dan tidak adanya informasi dari pihak penjual akan efek dari penggunaan
Kuteks tanpa ijin ini, jika digunakan dalam kurun waktu lama dan terus- menerus. Komunikasi disini berperan sebagai pemberi informasi yang
dapat memberikan perubahan pada si penerima pesan, sehingga penggunaan kuteks illegal dapat di minimallisir dan kecenderungan
mereka untuk menggunakan Kuteks tanpa ijin dapat dikurangi. Adanya rasa takut untuk menggunakannya kembali dikarenakan mereka sudah
mengetahui bahaya dan efek samping dari penggunaan Kuteks tanpa ijin jika digunakaan dalam jangka waktu lama.Konsekuensi dari penggunaan
Kuteks tanpa ijin tersebut sudah diketahui dan tugas dari komunikator hanya memberikan himbauan, informasi akan bahaya dari penggunaan
Kuteks tanpa ijin dalam jangka waktu lama. 3.2. Pendekatan Langsung dengan Konsumen
Strategi yang akan diterapkan atau digunakan yaitu komunikasi satu arah dengan menggunakan media buku informasi sebagai penyampai
pesan atau informasi yang akan disampaikan kepada si pengguna kosmetik kuteks tanpa ijin. Penyampaiaan pesan kepada pengguna
Kuteks tanpa ijin harus sesuaikan sehingga dibutuhkan strategi dalam menyampaikan pesan tersebut, sehingga pesan dapat diterima dengan
baik dan bisa memberikan perubahan pada si penerima pesan. Strategi yang dibutuhkan dalam menyampaikan pesan kepada komunikan atau
penerima pesan haruslah disesuaikan dan dapat menarik perhatian mereka menerima pesan tersebut.
20 Media buku informasi yang mudah dibawa sehingga memudahkan untuk
bisa dibaca dan dilihat dmana saja dan kapan saja pada saat waktu luang, penggunaan kata-kata yg mudah dimengerti sehingga bisa lebih
memudahkan si pembaca untuk mengerti dan memahami isi dari buku informasi tersebut.
3.3. Ketertarikan Remaja Putri Menggunakan Pewarna Kuku Kuteks