135
5. 4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Provinsi Sumatera Selatan dengan pertimbangan bahwa provinsi ini dapat mewakili provinsi lainnya di Indonesia ditinjau dari
penyebaran wilayah penanaman kelapa sawit, dimana perkebunan kelapa sawit menyebar pada hampir semua kabupaten di Sumatera Selatan, kecuali kota
Palembang. Selain itu perkembangan luas areal dan produksi terus meningkat sehingga pada tahun 2003 menduduki posisi nomor tiga di Indonesia. Berdasarkan
alasan tersebut maka pemilihan provinsi Sumatera Selatan diharapkan dapat mewakili provinsi-provinsi lain di Indonesia untuk menjelaskan kinerja pola PIR
kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit dengan sistim kemitraan atau pola PIR di Sumatera
Selatan terdapat pada 28 lokasi kebun yang menyebar pada enam kabupaten, dikelompokkan kedalam tiga pola PIR yang dominan yaitu: pola PIR-Khusus, PIR-
Transmigrasi dan PIR-KKPAKUK. Di provinsi ini di temukan perkebunanan kelapa sawit dengan umur tanaman yang sangat beragam yaitu mulai umur tanaman belum
menghasilkan TBM atau di bawah empat tahun hingga tanaman berumur tua yaitu lebih dari 20 tahun dan perlu diremajakan.
5. 5. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder baik berupa data cross section maupun data time series. Data cross section diperoleh dari hasil survei oleh
tim peneliti Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan pada tahun 2002. Penentuan tiga kabupaten
secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa pada ketiga kabupaten tersebut paling banyak melaksanakan proyek PIR kelapa sawit, yaitu kabupaten
136
Musi Banyuasin, Muara Enim dan Ogan Komering Ilir. Dari tiga kabupaten tersebut dipilih secara sengaja lima kebun yang melaksanakan tiga pola PIR kelapa sawit,
selanjutnya dari tiap kebun dipilih dua desa contoh sehingga keseluruhannya berjumlah 10 desa. Dari tiap desa diambil minimal 30 rumahtangga petani contoh
sehingga jumlah keseluruhan adalah 350 rumah tangga petani plasma atau 5.66 dari jumlah populasi Tabel 12.
Tabel 12. Metode Pengambilan Contoh Rumahtangga Petani Plasma Kelapa Sawit di Provinsi Sumatera SelatanTahun 2002
No Lokasi Kebun
Kecamatan, Kabupaten Nama Desa Contoh
Populasi RTPPKS
Contoh RTPPKS
A 1
2 PIR-Sus
PTPN VII Betung Barat PIR-Bun Betung
S. Lilin, Musi Banyuasin PTPN VIINES IIB
PIR-Bun Sungai Lengi Gunung Megang,
Muara Enim 1. Tjng
Agung Baru
2. Gajah mati
3. Semaja Makmur
4. Sidomulyo 570
570 500
500 36
36 35
36
2140 150
7.01 B
1 2
PIR-Trans PT Aek Tarum
Mesuji, OKI PT Hindoli
Sungai Lilin, Musi Banyuasin
5. Kemang Indah
6. Rotan Mulya
7. Sumber Rezeki
8. Sukadamai Baru
400 490
473 427
31 32
36 33
1790 132
7.37 C
1 PIR-KKPAKUK
PT Selapan Jaya Mesuji, OKI
9. Sumbu Sari
10. Kerta Mukti 604
654 1258
33 35
68
Jumlah Rumahtangga
Petani Plasma 5
188 100.00
350 6.75
Keterangan: RTPPKS = rumahtangga petani plasma kelapa sawit
137
Selain itu dilakukan juga survei ulang secara singkat pada beberapa lokasi kebun yaitu pengecekan kondisi kebun plasma dan lembaga ekonomi petani serta
mengumpulkan informasi dari orang-orang penting key persons yang dapat memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan
penelitian. Survei singkat ini dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh beberapa staf Dinas Perkebunan tingkat kabupaten pada bulan April 2005.
Data sekunder jenis time series berupa dokumen-dokumen penting tentang perkembangan industri kelapa sawit, latar belakang pembentukan dan
perkembangan pola PIR, kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pola PIR kelapa sawit. Data ini diperoleh dari beberapa laporan tahunan dan buku statistik
dari Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, Departemen Kehutanan dan Perkebunan atau Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian dan
Badan Pusat Statistik Jakarta dengan periode tahun yang berbeda yaitu berkisar tahun 1972 hingga tahun 2003.
5. 6. Definisi Operasional