Pengemasan Penggunaan jerami dan serbuk gergaji sebagai media pengisi pada penyimpanan udang galah (Macrobrachium rosenbergii) tanpa media air

penurunan suhu secara bertahap dapat mengurangi stresspanik pada udang karena aktivitas, respirasi dan metabolismenya direduksi secara bertahap serta memerlukan waktu yang panjang hingga pingsan sedangkan imotilisasi secara langsung, udang langsung berada dalam tingkat respirasi dan metabolisme rendah Nitibaskara et al. 2006 diacu dalam Handini 2008. Lobster yang diimotilisasi dengan penurunan suhu, baik bertahap maupun langsung akan mengalami gangguan keseimbangan. Terganggunya keseimbangan pada lobster disebabkan kurangnya oksigen dalam darah. Penurunan konsumsi oksigen dalam darah akan mengakibatkan suplai oksigen ke jaringan syaraf juga berkurang sehingga menyebabkan berkurangnya aktivitas fisiologi dan lobster menjadi tenang. Kekurangan oksigen yang lebih lanjut akan menyebabkan terganggunya sistem keseimbangan tubuh, sehingga lobster menjadi limbung dan akhirnya roboh Suryaningrum et al. 1997. Menurut Patterson 1993, imotilisasi dengan menggunakan suhu rendah dapat menurunkan metabolisme dan laju respirasi pada udang kuruma Penaeus japonicus dimana pada suhu yang tinggi 22ºC laju respirasi pada Penaeus japonicus mengalami peningkatan metabolisme dan laju respirasi.

2.4 Pengemasan

Pengemasan berperan penting untuk mencegah atau mengurangi kerusakan bahan yang dikemas. Selain itu, pengemasan juga berfungsi untuk mempermudah penyimpanan, pengangkutan dan distribusi hasil pertanian Herodian 2004. Teknik pengemasan sangat penting untuk transportasi udang hidup sistem kering. Pengemasan udang hidup sistem kering menggunakan kotak styrofoam sebagai kemasan primer dan kotak karton sebagai kemasan sekunder. Kotak karton kardus yang digunakan sebaiknya berdinding ganda yang dilapisi dengan lapisan lilin. Lapisan lilin dimaksudkan untuk mencegah kerusakan kotak karton kardus karena kelembaban yang tinggi selama pengemasan. Adapun kotak styrofoam berfungsi sebagai isolator panas untuk mencegah panas yang masuk dalam kemasan Junianto 2003. Kotak styrofoam dipilih karena memilki daya insulasi tinggi Herodian 2003. Pengemasan udanglobster yang dilakukan oleh kebanyakan eksportir yaitu dengan cara mengemas udang atau lobster dalam satu kotak pengemas sebanyak 4-5 lapis masing-masing diselingi dengan serbuk gergaji, kemudian kotak tersebut disegel dengan lakban. Pengemasan udang dalam kemasan styrofoam umumnya ditambahkan es di dasar kemasan. Es ini diletakkan di bagian atas atau bawah kemasan Subashinghe 1997. Es berfungsi untuk mempertahankan suhu media. Kemasan yang tidak diberi es pada bagian dasar media pengisi beresiko pada tingkat mortalitas udang selama ditransportasikan karena suhu yang terus meningkat Suryaningrum et al. 1999. Jumlah es yang ditambahkan harus tepat. Apabila jumlah es yang ditambahkan terlalu banyak maka suhu dalam kemasan akan turun sehingga suhu dalam kotak styrofoam menjadi kurang dari 12ºC Suryaningrum et al. 2007. Menurut Richard dan Rajudarai 1983 diacu dalam Andasuryani 2003, udang windu tambak tidak mampu hidup lama pada suhu di bawah 12ºC karena pada suhu ini dapat menyebabkan rusaknya sistem syaraf dan otak udang yang berakibat pada kelumpuhan dan kematian. Pengemasan udang dalam kemasan styrofoam yang dibantu dengan penggunaan es di dasar kemasan tidak mampu mempertahankan suhu kemasan selama penyimpanan pada suhu kamar. Suhu akan terus mengalami peningkatan yang dapat mempengaruhi kelulusan hidup udang Herodian 2004. Peningkatan suhu ini terjadi karena penetrasi udara luar yang lebih tinggi ke dalam kemasan sehingga dapat meningkatkan suhu media serbuk gergaji Kumum 2006. Pola suhu kemasan sangat dipengaruhi oleh suhu awal bahan pengisi dan suhu lingkungan. Jika suhu awal bahan pengisi dan suhu lingkungan luar terlalu tinggi maka kenaikan suhu kemasan akan lebih cepat terjadi Nitibaskara et al. 2006.

2.5 Media Pengisi