4.3 Penyimpanan Udang tanpa Media Air
Udang yang telah pingsan selanjutnya dikemas dan disimpan dalam kotak styrofoam
yang di dalamnya diberi media pengisi berupa serbuk gergaji atau jerami. Parameter yang diamati pada penyimpanan udang tanpa media air adalah
perubahan suhu media pengisi baik jerami maupun serbuk gergaji selama penyimpanan dan kondisi udang setelah penyimpanan.
4.3.1 Perubahan suhu media pengisi selama penyimpanan
Suhu merupakan salah satu faktor penting dalam transportasi udang hidup sistem kering Andasuryani 2003. Hasil pengamatan suhu selama penyimpanan
menunjukkan bahwa suhu media pengisi serbuk gergaji maupun jerami terus meningkat selama penyimpanan Tabel 5, Lampiran 7 dan Lampiran 8.
Tabel 5 Perubahan suhu media pengisi Lama
penyimpanan jam
Media pengisi jerami Media pengisi serbuk gergaji
Suhu awal
o
C Suhu akhir
o
C Suhu awal
o
C Suhu akhir
o
C 3
15 16
15 16
6 15 17
15 17 9 15
18 15 18
12 15 19,5
15 20 15 15
21 15 22 Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa suhu awal media pengisi jerami dan
serbuk gergaji adalah 15ºC kemudian suhunya terus meningkat seiring bertambahnya waktu penyimpanan. Suhu jerami setelah penyimpanan selama 3, 6,
9, 12 dan 15 jam meningkat masing-masing menjadi 16ºC, 17ºC, 18ºC, 19,5ºC dan 21ºC, kelima suhu tersebut masih berada pada kisaran suhu transportasi untuk
mengangkut udang hidup seperti yang dinyatakan Wibowo et al. 1994 diacu dalam Suryaningrum et al. 1999 bahwa suhu yang digunakan untuk transportasi
udang hidup berkisar antara 12-21
o
C. Sedangkan suhu serbuk gergaji setelah penyimpanan selama 3, 6, 9, 12 jam meningkat masing-masing menjadi 16ºC,
17ºC, 18ºC, 20ºC, keempat suhu tersebut masih berada pada kisaran suhu transportasi udang hidup yaitu kurang dari 21ºC. Kenaikan suhu serbuk gergaji
yang melewati batas kritis suhu untuk transportasi udang hidup 21ºC terjadi pada menit ke 810 dan setelah penyimpanan selama 15 jam, suhu serbuk gergaji
meningkat menjadi 22ºC Lampiran 8. Kenaikan suhu yang terjadi pada media serbuk gergaji maupun jerami disebabkan adanya penetrasi udara luar ruang
yang lebih tinggi yang mengalir ke kemasan sehingga mengakibatkan meningkatnya suhu media pengisi. Es yang diletakkan di dasar kemasan tidak
mampu lagi mempertahankan suhu media pengisi karena es yang digunakan telah mencair selama penyimpanan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa laju peningkatan suhu pada jerami relatif lebih lambat dibandingkan serbuk gergaji Lampiran 7 dan
Lampiran 8. Hal ini disebabkan jerami memiliki daya serap air yang lebih tinggi daripada serbuk gergaji Suryaningrum et al. 2000. Media pengisi yang memiliki
daya serap air yang tinggi maka akan mampu mempertahankan suhu dingin lebih lama Prasetiyo 1993. Daya serap air pada jerami dipengaruhi oleh bentuk
fisiknya. Jerami memiliki rongga dan bentuk berupa tabung yang dapat menyimpan air untuk sementara sehingga menyebabkan media ini memiliki daya
serap air yang lebih tinggi dibandingkan dengan serbuk gergaji. Berdasarkan hasil penelitian, perendaman jerami pada air yang melimpah menyebabkan terikutnya
air pada kemasan sebesar 35-40 dari bobot jerami yang digunakan. Air yang terikut ini menunjukkan bahwa jerami memiliki daya serap air yang tinggi.
4.3.2 Kondisi udang setelah penyimpanan