Kondisi udang setelah penyimpanan

meningkat menjadi 22ºC Lampiran 8. Kenaikan suhu yang terjadi pada media serbuk gergaji maupun jerami disebabkan adanya penetrasi udara luar ruang yang lebih tinggi yang mengalir ke kemasan sehingga mengakibatkan meningkatnya suhu media pengisi. Es yang diletakkan di dasar kemasan tidak mampu lagi mempertahankan suhu media pengisi karena es yang digunakan telah mencair selama penyimpanan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa laju peningkatan suhu pada jerami relatif lebih lambat dibandingkan serbuk gergaji Lampiran 7 dan Lampiran 8. Hal ini disebabkan jerami memiliki daya serap air yang lebih tinggi daripada serbuk gergaji Suryaningrum et al. 2000. Media pengisi yang memiliki daya serap air yang tinggi maka akan mampu mempertahankan suhu dingin lebih lama Prasetiyo 1993. Daya serap air pada jerami dipengaruhi oleh bentuk fisiknya. Jerami memiliki rongga dan bentuk berupa tabung yang dapat menyimpan air untuk sementara sehingga menyebabkan media ini memiliki daya serap air yang lebih tinggi dibandingkan dengan serbuk gergaji. Berdasarkan hasil penelitian, perendaman jerami pada air yang melimpah menyebabkan terikutnya air pada kemasan sebesar 35-40 dari bobot jerami yang digunakan. Air yang terikut ini menunjukkan bahwa jerami memiliki daya serap air yang tinggi.

4.3.2 Kondisi udang setelah penyimpanan

Udang yang telah disimpan selama 3, 6, 9, 12 dan 15 jam selanjutnya dibongkar. Kondisi udang saat dibongkar, diamati untuk mengetahui kemampuan media pengisi dalam menahan udang agar tidak bergeser dari kemasan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kondisi udang yang disimpan selama 3 jam dan 6 jam dalam media serbuk gergaji maupun jerami tidak ada yang bergeser dari media pengisi, udang masih belum sadar ketika kemasan dibongkar dan hanya insang yang bergerak. Kondisi udang yang masih belum sadar disebabkan suhu media pengisi jerami maupun serbuk gergaji yang masih rendah yaitu 16-17 ºC. Kondisi udang yang disimpan dalam jerami selama 9 jam, sebagian diam ketika dibongkar, sedangkan udang yang disimpan dalam media serbuk gergaji, kondisinya sebagian kecil mati saat kemasan dibongkar. Kematian udang yang disimpan dalam media serbuk gergaji diduga karena udang tersebut lemah atau mungkin telah sadar selama penyimpanan. Udang yang telah sadar membutuhkan oksigen lebih banyak karena aktivitasnya mulai meningkat sementara cadangan oksigen dalam tubuh udang terbatas sehingga udang membutuhkan pasokan oksigen dari lingkungan sekitar media pengisi. Namun pasokan oksigen dalam media pengisi serbuk gergaji terbatas sehingga menyebabkan udang tersebut akan kekurangan oksigen dan akhirnya mati saat penyimpanan. Bentuk serbuk gergaji yang memiliki rongga udara kecil menyebabkan kemampuan memasok oksigennya tidak sebaik jerami yang memiliki rongga udara lebih besar daripada serbuk gergaji. Jenis media pengisi yang memiliki rongga udara yang lebih besar maka akan memasok udara O 2 bebas lebih besar Sufianto 2008. Kondisi udang yang disimpan dalam media jerami selama 12 jam dan 15 jam telah sadar saat kemasan dibongkar, namun tidak ada udang yang berubah posisi dari media jerami. Hal ini menunjukkan bahwa jerami lebih kuat menahan udang agar tidak bergeser selama penyimpanan karena morfologi jerami yang berbentuk tabung sehingga tidak mudah turun ke dasar saat es mencair. Sedangkan udang yang disimpan selama 12 jam dan 15 jam dalam media pengisi serbuk gergaji, saat kemasan dibongkar, sebagian kecil berada di luar media serbuk gergaji dan tergeletak lemah dengan gerakan insang, kaki jalan dan kaki renang yang lambat sedangkan udang lainnya masih terselimuti media pengisi namun kondisinya juga lemah. Naiknya udang ke bagian atas kemasan diduga karena adanya ruang kosong yang terbetuk akibat mencairnya es selama penyimpanan. Es yang mencair membuat serbuk gergaji turun ke dasar kemasan sehingga membentuk ruang kosong di bagian atas kemasan yang kemudian ditempati oleh udang yang telah sadar sehingga udang menjadi tidak terselimuti lagi dengan serbuk gergaji. Berdasarkan hasil penelitian Suryaningrum et al. 1994, lobster yang disimpan pada serbuk gergaji selama 20 jam, sebagian besar lobster keluar dari serbuk gergaji saat kemasan dibongkar. Hal ini menunjukkan serbuk gergaji sebagai media pengisi tidak kuat untuk menahan udang maupun lobster selama dalam kemasan. Bentuk serbuk gergaji yang kecil menyebabkan media ini mudah turun ke dasar permukaan saat es telah mencair.

4.4 Pembugaran udang