29 terjadi perubahan warna. Penetapan untuk blanko juga dilakukan
dengan cara yang sama. Perhitungan kadar protain dilakukan dengan menggunakan rumus :
Kadar N = ml HCl – ml blanko x N HCl x 14.007 x 100
mg sampel
Kadar protein = N x faktor konversi 6.25
d. Kadar Lemak, Metode Soxhlet AOAC, 1995
Labu lemak dikeringkan dalam oven bersuhu 100-110ºC kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sampel dalam
bentuk tepung ditimbang sebanyak 5 gram lalu dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet yang
telah berisi pelarut heksana. Refluks dilakukan minimum selama 5 jam dan pelarut yang ada
di dalam labu lemak kemudian didestilasi. Selanjutnya, labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu
100ºC hingga beratnya konstan kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Perhitungan kadar lemak dilakukan dengan
mengggunakan rumus :
Kadar lemak = berat lemak gram x 100
berat sampel gram
e. Kadar Karbohidrat by difference AOAC, 1995
Kadar karbohidrat dengan metode by difference merupakan penentuan kadar karbohidrat bahan makanan secara kasar dimana
bukan berdasarkan analisis, melainkan melalui perhitungan. Kadar karbohidrat tersebut diperoleh berdasarkan rumus :
Kadar karbohidrat = 100- protein + lemak + abu + air
30
f. Bentuk Granula Pati metode mikroskopik
Satu tetes suspensi pati ubi jalar diletakkan pada gelas objek. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang
dilengkapi dengan kamera Olympus C-35 A, Tokyo, Japan.
g. Penentuan Kadar Fosfor Apriyantono et al., 1989
Pembuatan kurva standar Larutan fosfat standar masing-masing 0.00, 1.25, 2.50, 5.00, 7.50
ml dimasukkan ke dalam satu seri labu takar 100 ml. Masing-masing aliquot diencerkan sampai volume 50-60 ml dengan akuades. Sebanyak
25 ml pereaksi vanadat-molibdat ditambahkan ke dalam masing-masing labu takar dan diencerkan sampai volume 100 ml dengan akuades.
Larutan didiamkan selama 10 menit kemudian absorbansi masing- masing larutan di dalam kuvet gelas diukur dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang 400 nm. Masing-masing larutan tersebut mengandung 0, 0.5, 1.0, 2.0, dan 3.0 mg P
2
O
5
100 ml. Kurva absorbansi vs mg P
2
O
5
100 ml kemudian dibuat. Persiapan sampel
Sebanyak 10 ml HCl 5M ditambahkan pada sejumlah abu dari pengabuan kering. Larutan disaring dengan kertas saring Whatman No.
1 dan filtrat dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml. Cawan dibilas dengan akuades kemudian air pembilas yang telah disaring
dicampurkan dengan filtrat di dalam labu takar. Endapan dicuci dengan kertas saring sebanyak 2x dengan 20 ml akuades. Filtrat diencerkan
sampai tanda tera. Penetapan sampel
Sebanyak 10 ml larutan yang diperoleh dari persiapan sampel dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Sebanyak 40 ml akuades dan
25 ml pereaksi vanadat-molibdat ditambahkan dan kemudian
31 diencerkan dengan akuades sampai tanda tera. Larutan didiamkan
selama 10 menit kemudian absorbansinya diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 400 nm. Konsentrasi fosfor
dari kurva standar berdasarkan absorbansi yang terbaca kemudian dicatat. Kadar fosfor dihitung dengan menggunakan rumus :
Kadar fosfor
= mg fosfor sampel x total vol lar abu x 100 vol lar abu yang digunakan x berat sampelmg
h. Derajat Substitusi Chang dan Lii, 1992