Derajat Pembengkakan Sasaki dan Matsuki., 1998 Analisis Kadar Amilosa Aliawati, 2003

24

2. Metode Pengamatan Pati Termodifikasi dan Tanpa Modifikasi a.

Penentuan Suhu Gelatinisasi dan Viskositas Metode Brabender Penentuan suhu gelatinisasi dan viskositas pati ditentukan dengan metode Brabender Amylograph. Alat Brabender Amylograph dapat dilihat pada Gambar 7. Air destilata sebanyak 450 ml dimasukkan ke dalam 45 gram sampel di dalam gelas piala. Suspensi dimasukkan ke dalam wadah amilograf. Lengan sensor dipasang dan dimasukkan ke dalam wadah dengan cara menaikkan head amilograph. Suhu awal termoregulator diatur pada suhu 20°C. Switch pengatur suhu harus pada posisi nol. Switch pengatur diatur pada posisi bawah 97°C sehingga jika masih hidup, suhu akan meningkat 1,5°C tiap 1 menit. Mesin amilograf dihidupkan sehingga wadah akan berputar. Setelah suspensi mencapai suhu 30°C, pena pencatat diatur pada skala kertas. Setelah pasta mencapai suhu 95°C, pena akan terus bergerak sampai mencapai suhu dan viskositas maksimum. Gambar 7. Brabender Amylograph

b. Derajat Pembengkakan Sasaki dan Matsuki., 1998

Sampel sebanyak 0.2 gram basis kering ditimbang dalam tabung sentrifus yang telah ditimbang kemudian ditambahkan 5 ml air destilata. Tabung sentrifus divortek kemudian dimasukkan ke dalam waterbath goyang pada suhu 40°C, 50°C, 60°C, 70°C, 80°C, dan 90°C selama 30 menit serta 100°C selama 1 jam. Tabung kemudian didinginkan secepatnya dan disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Supernatan yang terbentuk kemudian dibuang. 25 Endapan yang terbentuk kemudian ditimbang. Derajat pembengkakan dihitung dengan menggunakan rumus : Derajat pembengkakan gg basis kering = W2-W1 W Keterangan : W2 = bobot tabung sentrifus setelah supernatan sudah dibuang gram W1 = bobot tabung sentrifus dalam keadaan kering gram W = bobot pati yang dimasukkan ke dalam tabung sentrifus gram basis kering

c. Analisis Kadar Amilosa Aliawati, 2003

Standarisasi Amilosa Amilosa murni 40 mg dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan 1 ml etanol dan 9 ml NaOH 1N. Larutan dibiarkan selama 23 jam pada suhu kamar atau dipanaskan dalam penangas air bersuhu 100°C selama 10 menit. Larutan kemudian dipipet dalam labu takar 100 ml dengan perlakuan seperti tercantum pada Tabel 4. Masing-masing larutan ditambahkan dengan 1 ml asam asetat 1N dan 2 ml I2 2 lalu diencerkan sampai volume 10 ml. Absorban diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada gelombang 620 nm dengan rumus : Abs rata-rata per1 ppm : a2 + b4 + c6 + d8 + e12 + f16 100-kadar air 26 Tabel 4. Cara pembuatan standar amilosa Larutan ml Konsentrasi ppm Absorban Absorban 1 ppm 0.5 2.0 A a2 1.0 4.0 B b4 1.5 6.0 C c6 2.0 8.0 D d8 3.0 12.0 E e12 4.0 16.0 F f16 Penentuan Kadar Amilosa Sampel Sampel pati 100 mg dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan 1 ml etanol dan 9 ml NaOH 1N. Larutan dibiarkan selama 23 jam pada suhu kamar atau dipanaskan dalam penangas air bersuhu 100°C selama 10 menit dan didinginkan selama 1 jam. Larutan diencerkan dengan air suling menjadi 100 ml kemudian sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml yang berisi 60 ml air dan sebanyak 1 ml asam asetat 1 N dan 2 ml I 2 2 ditambahkan dan diencerkan sampai volume 100 ml. Larutan dikocok dan didiamkan selama 20 menit kemudian diukur absorbannya pada gelombang 620 nm. Kadar amilosa dihitung dengan rumus : Kadar amilosa = A 620 x f.k x 100 x 100 100-k.a Dimana f.k = 1 Abs 1 ppm x 50 Keterangan : A 620 = absorban contoh k.a = kadar air f.k = faktor konversi 27

d. Bentuk Granula Pati metode mikroskopik