Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan
kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum selayaknya dapat mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat
mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia. Organisasi kurikulum juga
merupakan struktur kurikulum yang sedang dikembangkan. Berdasarkan informasi dari beberapa landasan pendidikan tersebut, maka
penting bagi lembaga pendidikan untuk memperhatikan landasan filsafat, psikologi, kebudayaan, sosialkemasyarakatan, organisasi kurikulum, serta
perkembangan iptek karena setiap lembaga mempunyai gambaran ideal mengenai cita-cita, metode, ataupun tujuan pendidikan masing-masing. Oleh karena itu
penetapan landasan-landasan ini harus dipertimbangkan oleh para pengembang kurikulum ketika hendak mengembangkan atau merencanakan suatu kurikulum
lembaga pendidikan.
2.1.3 Peran dan Fungsi Kurikulum
Selain harus mempunyai landasan yang jelas dalam pendidikan, kurikulum juga mempuyai beberapa peranan bagi pendidikan. Menurut Hamalik 2009: 11
ada beberapa peranan kurikulum yang sangat penting bagi pendidikan siswa. 1
Peranan kurikulum yang pertama yakni peranan konservatif berarti bahwa salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan dan
menafsirkan warisan sosial bagi generasi muda. Demikian, sekolah
sebagai suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku siswa sesuai dengan berbagai nilai sosial yang ada dalam masyarakat,
sejalan dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial. Ini seiring dengan hakikat pendidikan itu sendiri, yang berfungsi sebagai jembatan
antara siswa selaku anak didik dengan orang dewasa, dalam suatu proses pembudayaan yang semakin berkembang menjadi lebih kompleks. Oleh
karenanya, dalam kerangka ini fungsi kurikulum menjadi teramat penting, karena ikut membantu proses tersebut.
2 Peranan kurikulum yang kedua yakni peranan kritis atau evaluatif, yang
berarti bahwa kebudayaan senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai
dan memilih berbagai unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan memberi
penekanan pada unsur berpikir kritis. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan di masa mendatang dihilangkan, serta diadaka
modifikasi dan perbaikan. Dengan demikian, kurikulum harus merupakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.
3 Sementara itu, peranan kurikulum yang ketiga yakni peranan kreatif yang
dapat berarti bahwa Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam artian menciptakan dan menyusun
suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa mendatang. Untuk membantu setiap individu dalam mengembangkan
semua yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran,
pengalaman, cara berpikir, kemampuan, dan keterampilan yang baru, yang memberikan manfaat bagi masyarakat.
Berdasarkan keterangan dari ketiga peran tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa masing-masing peran kurikulum sangat berpartisipasi dalam
proses kegiatan pendidikan, namun ketiga peran kurikulum tersebut harus berjalan secara seimbang, atau dengan kata lain harus terdapat keharmonisan diantara
ketiganya. Dengan demikian, kurikulum dapat memenuhi tuntutan waktu dan keadaan dalam membawa siswa menuju kebudayaan masa depan.
Selain berperan penting terhadap kemajuan pendidikan, kurikulum juga mempunyai bebrapa fungsi tertentu, diantaranya seperti yang dikutip oleh
Alexander Inglis 1918 dalam Hamalik 2009:13 bahwa kurikulum berfungsi sebagai antara lain: fungsi penyesuaian, yakni setiap individu harus mempu
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya secara menyeluruh. fungsi pengintegrasian yakni mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi untuk
memberikan sumbangan dalam pembentukan masyarakat, fungsi diferensiasi, yakni mamberikan pelayanan terhadap perbedaan diantara setiap orang dalam
masyarakat. fungsi persiapan, yakni agar siswa mampu melanjutkan studi lebih lanjut atau lebih tinggi. fungsi pemilihan, yakni memberikan kesempatan
seseorang untuk memilih apa yang diinginkan dan fungsi diagnostik yaitu membantu siswa memahami diri untuk mengembangkan seluruh potensi yang
dimiliki dirinya. Seluruh fungsi-fungsi yang telah disebutkan diatas membawa kita pada
sebuah kesimpulan bahwa fungsi kurikulum tersebut dilaksanakan oleh kurikulum
secara keseluruhan. Hal tersebut akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa, yang tentunya sejalan dengan konsep
serta tujuan pendidikan yang diharapkan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.
2.2 Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini