Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia

3. Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia

Selama ini pembangunan desa hanya terbatas pada pembangunan infrastrutkur. Melalui dana desa pemerintah desa harus merubah paradigmanya: dari pembangunan infrastruktur ke pembangunan manusia. Pembangunan manusia adalah suatu konsep pembangunan berbabasis pada peningkatan kualitas hidup manusia itu sendiri yang diukur dari tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan tingkat kesejahteraannya. Tingkat pendidikan masyarakat desa sampai sekarang masih rendah: rata-rata lulus SMP/MTs. Penduduk yang butu huruf masih pada angka 7% atau

sekitar 16,8 juta dan 60% adalah penduduk desa 8 . Tingkat kematian ibu hamil masih tinggi. Begitu juga tingkat kematian bayi lahir dari 1000 anak lahir. Di desa masih terdapat 18.087.000 orang miskin 9 .

Sesuai dengan UU No. 23/2014 juncto Perpu No. 2/2014 tentang Pemerintahan Daerah dan praktik selama ini urusan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengan menjadi kompetensi pemerintah kabupaten. Untuk pendidikan anak usia dini termasuk TK ditangani oleh UPT Dinas Pendidikan yang beridiri di kecamatan sedangkan SMP dan SMA/SMK langsung ditangani dinas pendidikan pada tingkat kabupaten. Bagi anak-anak putus sekolah atau anak yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA atau perguruan tinggi sebagian ditangani oleh pemerintah kabupaten melalui dinas ketenagakerjaan dan balai latihan kerja.Artinya pemerintah desa tidak menangani urusan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal.

Pada bidang kesehatan, pemerintah desa juga tidak menangani urusan kesehatan. Urusan kesehatan di desa ditangani oleh UPT Dinas

8 BPS, Susenas, 2003-2013 9 BPS, 2012

Bab V Tantangan dan Prospek Implementasi UU No. 6/2014 Tentang Desa

Kesehatan di kecamatan: Puskesmas dengan Puskesmas Pembantu di desa-desa tertentu. Di samping itu, juga ada Bidan Desa yang ditempatkan di desa-desa. Semuanya bukan di bawah pemerintah desa tapi di bawah pemerintah kabupaten.

Pada bidang yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan rakyat desa juga tidak menjadi kompetensi pemerintah desa. Sistem irigasi pertanian: bendungan, dam-dam, pintu-pintu air, saluran-saluran, dan petugasnya tidak melibatkan pemerintah desa. Pemerintah desa hanya menerima kebijakan kabupaten. Kebijakan ketahanan pangan juga tidak melibatkan pemerintah desa. Koperasi Unit Desa (KUD) dan lembaga keuangan mikro untuk membantu perkrediatan rakyat desa tidak mempunyai hubungan fungsional dan struktural dengan pemerintah desa. Pelayanan publik bidang budi daya pertanian mulai dari persiapan, pembuatan atau pengadaan bibit, pengolahan lahan, penanaman, perawatan, panen, manajemen pasca panen, distribusi, dan pemasaran tidak ditangani oleh pemerintah desa. Sebagian darinya ditangani oleh pemerintah kabupaten di bawah dinas pertanian dan ketahanan pangan.

Dengan dana desa maka pemerintah desa dapat menyusun kebijakan pembangunan manusia yang mencakup tiga bidang tersebut: pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, masalahnya adalah pada kewenangan yang dimiliki desa. Sesuai dengan Pasal 18 UU No. 6/2014 Kewenangan desa meliputi:

a. Kewenangan berdasarkan hak asal-usul;

b. Kewenangan lokal berskala desa;

c. Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daearh Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan

d. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Peme rintah

Daearh Provinsi, atau Pmerintah Daerah Kabupaten/Kota Berdasarkan kewenangan sebagaimana diatur dalam Pasal 18

tersebut maka pemerintah desa tidak mempunyai kewenangan mengatur dan mengurus urusan pelayanan publik dan pembangunan yang berkaitan dengan pembangunan manusia, human development. Kewenangan bidang ini masih menjadi kompetensi pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota. Dengan demikian, pembangunan manusia di desa masih sangat tergantung kepada kemauan politik pemerintah

134 Desa Dinas: Unit Pemerintahan Semu dalam Sistem Pemerintahan NKRI 134 Desa Dinas: Unit Pemerintahan Semu dalam Sistem Pemerintahan NKRI

Untuk itu, penugasan dan penugasan lain (huruf c dan d) materinya perlu dipertegas disertai dengan tata kelolan dan sumber daya pendukungnya. Tanpa kejelasan materi, tata kelola, dan sumber daya pendukung pemerintah desa sulit mengurus urusan pelayanan publik dan pembangunan di bidang pembangunan mansusia. Untuk itu, diperlukan payung hukum berupa Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri untuk memperjelas hal-hal tersebut.

PENUTUP

Satu-satunya ekspektasi yang tinggi terhadap UU No. 6/2014 adalah adanya pengaturan dana desa yang mencakup alokasi anggaran APBN dan minimal 10% dari pajak dan retribusi daeah dan dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota setelah dikurangi DAK. Berdasarkan kebijakan ini maka Desa akan menerima dana yang cukup besar. Sebagaimana pengalaman Kabupaten Kutai Kartanegara yang sudah menggelontorkan dana lebih 1 milyar sejak tiga tahu lalu pemberian dana yang besar tidak selalu meningkatkan kemakmuran rakyat desa. Satu hal yang paling perlu mendapatkan perhatian adalah kapasitas pemerintah desa. Kapasitas pemerintah desa sampai sejauh ini masih perlu peningkatan. Untuk itu, mengingat tahun anggaran 2015 tinggal satu bulan lagi maka masalah peningkatan kapasitas pemerintah desa ini perlu dilakukan segera agar dana yang besar tersebut tidak mengguap begitu saja.

Bab V Tantangan dan Prospek Implementasi UU No. 6/2014 Tentang Desa

135