30
o
C kurang lebih 2
o
2. Pengujian dipercepat mutu produk selama 3 sampai 6 bulan terbagi
sedikitnya dalam empat interval waktu dengan kondisi yang diperberat, seperti temperatur dan kelembaban tinggi, pemaparan cahaya dan
sebagainya. Dengan cara pengujian stabilitas dipercepat, laju penguraian obat dapat diperkirakan dan stabilitas produk dapat diramalkan untuk
kondisi penyimpanan tertentu, yakni 10 C, kelembaban relatif 60 kurang lebih 5.
Khususnya bahan baku aktifproduk jadi yang peka terhadap panas hendaklah disimpan pada suhu yang lebih rendah, yang pada akhirnya akan
ditetapkan menjadi suhu penyimpanan jangka panjang. Lama periode pengujian biasanya ditentukan oleh masa edar yang diperkirakan bagi
produk tersebut.
o
C di atas suhu penyimpanan jangka panjang dengan kelembaban yang sesuai, misalnya 40
o
C kurang lebih 2
o
2.3.10 Pengolahan Limbah
C, kelembaban relatif 75 kurang lebih 5.
Pengolahan limbah yang ada di Industri P.T. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan diantaranya:
1. Pengolahan Limbah Cair
Sumber limbah cair berasal dari air cucian atau bilasan di ruang produksi dan air cucian atau bilasan alat-alat di laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Denah bak pengolahan limbah cair P.T. Kimia Farma
Persero Tbk. Plant Medan.
Keterangan gambar : A = Saluran masuk B = Bak penampung
C = Mesin pompa D = Bak Netralisasi
E = Bak Aerasi I F = Bak Aerasi II
G = Bak Sedimentasi H = Bak Biokontrol
Proses pengolahan limbah cair yaitu: a.
Limbah cair yang dikeluarkan dari ruangan melalui Saluran Masuk A ditampung dalam Bak Penampungan B
b. Selanjutnya dipompakan dengan Mesin Pompa C ke Bak Netralisasi
D. c.
Pada Bak Netralisasi D bila perlu, ditambahkan air kapur untuk menetralkan limbah cair yang dikeluarkan. Selanjutnya limbah cair
yang telah netral dialirkan ke Bak Aerasi I E d.
Pada Bak Aerasi I E dilakukan aerasi dengan menggunakan aerator yang bertujuan untuk menginjeksikan udara ke dalam bak tersebut
Universitas Sumatera Utara
supaya bakteri aerob yang terdapat dalam bak tersebut dapat melakukan penguraian bahan-bahan organik yang terdapat dalam
limbah cair tersebut. Selanjutnya juga dialirkan ke Bak Aerasi II F. e.
Pada Bak Aerasi II F juga mendapat perlakuan yang sama dimana dilakukan aerasi dengan menggunakan aerator yang bertujuan untuk
menginjeksikan udara ke dalam bak tersebut supaya bakteri aerob yang terdapat dalam bak tersebut dapat melakukan penguraian bahan-
bahan organik yang terdapat dalam limbah cair tersebut. Lalu dialirkan ke Bak Sedimentasi G.
f. Pada Bak Sedimentasi G, limbah cair tersebut didiamkan atau
diendapkan beberapa hari selanjutnya dialirkan ke Bak Biokontrol H.
g. Pada Bak Biokontrol H, dilakukan pengujian terhadap hasil
pengolahan limbah cair tersebut berupa nilai BOD Biological Oxygen Demand dan COD Chemical Oxygen Demand bila telah memenuhi
syarat nilai BOD Biological Oxygen Demand dan COD Chemical Oxygen Demand maka limbah cair yang telah diolah tersebut dapat
dibuang ke lingkungan. 2.
Pengolahan Limbah Padat Sumber limbah padat berasal dari:
a. Debu yang pada Pengumpul Debu Dust Collector di ruang
produksi.
Universitas Sumatera Utara
b. Debu yang berasal dari Pembersih Vakum Vacuum Cleaner
yang digunakan untuk membersihkan ruangan produksi dan alat produksi.
c. Wadah dan etiket yang rusak dari bagian pengemasan. Untuk
tube sebelum dimusnahkan harus digunting terlebih dahulu. d.
Bahan-bahan yang tidak memenuhi spesifikasi ataupun yang telah rusak yang berasal dari bagian gudang.
Semua limbah padat tersebut dibakar oleh petugas dan sisa pembakaran tersebut dibuang ke tempat pembuangan akhir.
2.4 Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB 2.4.1 Manajemen Mutu Pemastian Mutu