Metode Penentuan Lokasi

B. Metode Penentuan Lokasi

1. Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode penentuan daerah lokasi penelitian adalah secara sengaja (purposive) yaitu penentuan daerah berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Kabupaten Kudus dipilih sebagai daerah lokasi penelitian karena menurut keterangan Kepala Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Kudus ketersediaan buah-buahan impor yang sangat tinggi hampir mencapai 70 % dari total seluruh buah-buahan yang ada baik di pasar traditional maupun modern. Tingginya jumlah buah-buahan impor di Kabupaten Kudus tidak terkecuali juga buah jeruk impor yang semakin banyak ditemui di pasar tradisional, supermarket, dan toko buah.

Berdasarkan data BPS Kabupaten Kudus tahun 2011, Kabupaten Kudus mempunyai jumlah penduduk yang tinggi pada tahun 2009 yaitu 759.249 jiwa dengan pendapatan per kapita mencapai Rp. 8.020.537. Jumlah ini dapat dikatakan semakin meningkat dari tahun 2006 hin gga tahun 2009 (Tabel 4). Dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita akan mempengaruhi kualitas konsumsi masyarakat. Pola konsumsi pangan masyarakat akan semakin beragam, dan terjadi peningkatan Berdasarkan data BPS Kabupaten Kudus tahun 2011, Kabupaten Kudus mempunyai jumlah penduduk yang tinggi pada tahun 2009 yaitu 759.249 jiwa dengan pendapatan per kapita mencapai Rp. 8.020.537. Jumlah ini dapat dikatakan semakin meningkat dari tahun 2006 hin gga tahun 2009 (Tabel 4). Dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita akan mempengaruhi kualitas konsumsi masyarakat. Pola konsumsi pangan masyarakat akan semakin beragam, dan terjadi peningkatan

ini menyebabkan daya beli masyarakat juga akan meningkat. Sehingga masyarakat yang membeli dan mengonsumsi buah jeruk juga semakin banyak.

2. Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan sampel lokasi penelitian adalah secara sengaja (purposive sampling), yaitu penentuan daerah penelitian berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan Sofian Efendi, 1995:169). Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain, ketersediaan buah jeruk lokal dan buah jeruk impor, jumlah pedagang buah, jarak lokasi dengan responden, dan jumlah pembeli.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka penelitian ini dilaksanakan di supermarket, toko buah dan kios buah di pasar traditional di Kabupaten kudus. Di Kabupaten Kudus terdapat 3 supermarket yang menyediakan produk buah jeruk lokal dan buah jeruk impor, yaitu Hypermart Kudus, Ramayana Mall Kudus, Ada Swalayan. Ketiga supermarket ini dip ilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan supermarket yang terbesar dan lokasinya di tengah kota sehingga mudah dijangkau oleh responden.

Lokasi penelitian di pasar tradisonal dipilih 2 pasar yang tergolong besar yaitu Pasar Kliwon dan Pasar Bitingan. Pertimbangan pemilihan pasar ini karena jumlah pedagang buah yang ada di dua pasar tersebut jumlahnya banyak yaitu 72 pedagang buah di Pasar Kliwon dan 88 pedagang buah di Pasar Bitingan. Sedangkan untuk lokasi pengambilan sampel berikutnya adalah Toko buah Sumber karena dinilai banyak pembeli yang datang ke toko tersebut dan lokasi ini banyak terdapat pedagang buah kurang lebih 10 pedagang serta ketersediaan buah jeruk lokal dan impor selalu ada.

Menurut Djarwanto dan Pangestu (1996:158-159), penentuan jumlah sampel jika besar populasi tidak diketahui, dilakukan dengan

penduga proporsi menggunakan sampel dengan keyakinan (1- ) dan besarnya error tidak melebihi suatu harga tertentu maka rumus (E) dapat digunakan untuk menentukan besarnya sampel yang harus diambil.

Dimana :

E : Error

: Proporsi populasi

: Jumlah sampel Karena besarnya populasi tidak diketahui maka P(1-P) juga tidak

diketahui, tetapi P selalu berada diantara 0 dan 1, maka besar populasi maksimal adalah: T (P) = P-P 2

D f (P) = 1-2P

2P

= 0,5 Harga maksimal f(P) adalah P(1-P)=0,25. Jadi besarnya sampel jika digunakan probabilitas 95% dan kesalahan yang terjadi adalah 0,1 maka:

= 96,04 (Jumlah responden dibulatkan menjadi 96 responden). Berdasarkan perhitungan dari rumus di atas, sampel yang akan diambil adalah sebanyak 96 responden yang tersebar di supermarket yaitu Hypermart Kudus, Ramayana Mall Kudus, Ada Swalayan, pasar tradisional, yaitu pasar Kliwon dan Pasar Bitingan dan Toko buah Sumber di Kabupaten Kudus.

Metode sampling yang digunakan dalam pengambilan responden di supermarket dengan metode Accidental Sampling dimana pengumpulan Metode sampling yang digunakan dalam pengambilan responden di supermarket dengan metode Accidental Sampling dimana pengumpulan

sejumlah 16 pada masing-masing supermarket. Penentuan jumlah responden pada masing-masing sampel di pasar tradisonal dan kios buah ditentukan secara proporsional karena jumlah pedagang buah yang tidak sama besar. Penentuan jumlah responden secara proporsional dapat dihitung dengan dengan menggunakan rumus

Ni

Nk

Keterangan : Ni

: jumlah responden tiap pasar

Nk

: jumlah pedagang buah tiap pasar

: total jumlah pedagang buah pada pasar sampel

48 : jumlah keseluruhan responden di pasar tradisional yang diamati Perhitungan dari penerapan rumus di atas dapat digunakan untuk menentukan jumlah responden tiap pasar sehingga diperoleh hasil seperti tabel di bawah ini :

Tabel 7. Nama Pasar, Jumlah Pedagang Buah dan Jumlah Responden di

Kabupaten Kudus No Nama Pasar

Jumlah Pedagang

Buah (orang)

Jumlah Responden (orang)

1 Pasar Kliwon

2 Pasar Bitingan

3 Toko Buah Sumber

48 Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder dari Dinas Pengelolaan Pasar

Kabupaten Kudus 2012

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah responden di Pasar Kliwon sebanyak 20 orang, di Pasar Bitingan sebanyak 25 orang, di Toko Buah Sumber sebanyak 3 orang. Jumlah responden di supermarket yaitu Hypermart Kudus, Ramayana Mall Kudus, Ada Swalayan masing berjumlah 16 orang sehingga total responden adalah 96 orang.

1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

responden. Menurut Soeratno dan Lincolin Arsyad (1999:76) data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh organisasi yang menerbitkannya atau menggunakannya. Pada penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang sudah dipersiapkan. Sumber data primer adalah responden sebagai pengambil keputusan dalam melakukan pembelian buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang mewakili rumah tangga dengan tujuan untuk dikonsumsi rumah tangga. Data yang diambil dalam data primer diantaranya umur responden, jenis kelam in, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, alasan mengonsumsi, penilaian terhadap atribut buah jeruk.

2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mencatat dan mengutip secara langsung. Menurut Soeratno dan Lincolin Arsyad (1999:76) data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data BPS berupa Kabupaten Kudus Dalam Angka meliputi keadaan geografis, jumlah penduduk, pendapatan per kapita, Pengeluaran rata-rata konsumsi per kapita buah-buahan selama sebulan dalam Pengeluaran untuk Konsumsi hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), data produksi buah jeruk nasional dalam Statistik Tanaman Buah-Buahan dan Sayuran Indonesia, data impor dalam Statistik Perdagangan Luar Negeri.