Preferensi Konsumen Terhadap Atribut-Atribut dan Kategori Atribut Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor

1. Preferensi Konsumen Terhadap Atribut-Atribut dan Kategori Atribut Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor

Preferensi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan buah jeruk impor di Kabupaten Kudus berdasarkan hasil analisis Chi Square diketahui bahwa hampir semua atribut yang diteliti berbeda nyata dalam taraf kepercayaan 95 % yang berarti terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang ada pada buah jeruk lokal. Hal ini berarti setiap konsumen dalam melakukan pembelian buah jeruk lokal memiliki pertimbangan yang berbeda-beda akan atribut yang melekat sesuai dengan selera atau kesukaan mereka, sehingga akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam pembelian buah jeruk lokal. Sedangkan pada buah jeruk impor semua atribut berbeda nyata kecuali pada atribut warna buah dimana hasilnya seragam artinya tidak ada perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut warna buah jeruk impor. Hal ini d isebabkan karena hampir semua produk buah jeruk impor Preferensi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan buah jeruk impor di Kabupaten Kudus berdasarkan hasil analisis Chi Square diketahui bahwa hampir semua atribut yang diteliti berbeda nyata dalam taraf kepercayaan 95 % yang berarti terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang ada pada buah jeruk lokal. Hal ini berarti setiap konsumen dalam melakukan pembelian buah jeruk lokal memiliki pertimbangan yang berbeda-beda akan atribut yang melekat sesuai dengan selera atau kesukaan mereka, sehingga akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam pembelian buah jeruk lokal. Sedangkan pada buah jeruk impor semua atribut berbeda nyata kecuali pada atribut warna buah dimana hasilnya seragam artinya tidak ada perbedaan preferensi konsumen terhadap atribut warna buah jeruk impor. Hal ini d isebabkan karena hampir semua produk buah jeruk impor

Berdasarkan hasil penelitian, preferensi konsumen terhadap buah jeruk lokal adalah warna buah kuning kehijauan, rasa buah manis sedikit asam, ukuran sedang dan aroma buah segar. Sedangkan buah jeruk impor adalah warna oranye, rasa buah manis, ukuran sedang dan aroma buah segar.

a. Rasa Buah Jeruk

Rasa buah jeruk lokal yang disukai konsumen di Kabupaten Kudus adalah rasa manis sedikit asam. Kandungan asam sitrat mengindikasikan adanya vitamin C yang cukup tinggi pada jeruk menyebabkan buah jeruk lokal cenderung memiliki rasa yang asam. Tingginya kandungan air dalam jeruk juga memberikan sensasi yang segar saat dikonsumsi. Ini merupakan salah satu ciri khas buah tropis yang banyak digemari oleh konsumen begitu juga di Kabupaten Kudus.

Sedangkan buah jeruk impor yang disukai konsumen di Kabupaten Kudus adalah rasa buah yang manis. Hal ini disebabkan karena karakteristik buah impor yang ada di pasaran cenderung memiliki rasa manis. Hal in i juga dikarenakan buah jeruk impor terutama dari Cina telah melewati proses penyimpanan sehingga kandungan asam sitratnya semakin menurun sehingga buah jeruk impor memiliki rasa manis. Namun ada juga yang memiliki rasa asam karena buah jeruk tersebut masih muda atau belum matang secara fisiologis sehingga meskipun dari penampakan fisik berwarna oranye.

Buah jeruk impor memang memiliki rasa yang cenderung lebih manis dibanding buah jeruk lokal, karena memang masing-masing buah memiliki rasa yang berbeda. Hasil penelitian dari Sukhrisna dengan menggunakan odds ratio terhadap konsumsi buah jeruk lokal dan buah jeruk impor, menunjukkan bahwa variabel rasa buah jeruk

Nilai odds ratio sebesar 12,05 artinya peluang konsumen untuk mengonsumsi jeruk impor berdasarkan kriteria rasa yang

menunjukkan bahwa jeruk impor lebih manis daripada jeruk lokal 12,05 kali dibanding jeruk lokal (Sukhrisna,2007:87).

b. Warna Buah Jeruk

Warna buah jeruk lokal yang d isukai konsumen di Kabupaten Kudus adalah warna buah kuning kehijauan. Buah jeruk lokal memiliki kulit buah yang hijau pada waktu masih muda dan mulai menguning ketika mulai masak. Perubahan warna pada buah merupakan suatu perubahan yang jelas nampak oleh konsumen. Perubahan tersebut digunakan sebagai indikator sudah masak atau belum. Perubahan yang umum terjadi adalah hilangnya warna hijau. Buah-buah non klimakterik seperti jeruk juga menunjukkan tanda- tanda kehilangan warna hijau dengan dicapainya kualitas konsumsi (Bambang,2008:51-52). Buah jeruk lokal yang berwarna kuning kehijauan oleh konsumen dianggap sudah matang sehingga rasa buah jeruk yang dikonsumsi tidak terlalu asam dan layak untuk dikonsumsi.

Warna buah jeruk impor yang disukai konsumen di Kabupaten Kudus adalah warna oranye. Buah jeruk impor juga mengalami perubahan warna dari hijau ke oranye, namun yang tersedia di pasaran hampir semua berwarna seragam yaitu oranye. Hal ini disebabkan karena buah yang diimpor dari Cina sudah mengalami pengelolaan pasca panen yang baik tidak hanya warna yang seragam, tetapi juga ukuran seragam, bahkan pengemasan, dan cara penyimpanan yang sudah sangat baik. Pengelolaan pasca panen yang baik inilah yang menyebabkan buah jeruk impor memiliki nilai lebih pada penampilan dibanding buah jeruk lokal yang sebagian besar belum melakukan pengelolaan pasca panen dengan baik.

Ukuran buah berkaitan dengan jumlah buah tiap kilogramnya. Ukuran buah yang paling banyak dipilih konsumen buah jeruk lokal

adalah buah jeruk yang berukuran sedang yaitu 8 sampai 9 buah per kilogram. Hasil ini sama dengan buah jeruk impor yang dipilih konsumen yaitu berukuran sedang. Ukuran buah yang sedang dipilih konsumen karena ukuran tersebut dirasa tidak terlalu besar sudah sesuai dengan keinginan konsumen. Sebagian besar konsumen melakukan pembelian buah jeruk dengan jumlah pembelian 1 hingga

2 kilogram dengan isi setiap kilogramnya 8 hingga 9 buah sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jumlah anggota keluarga responden yang sebagian besar beranggotakan 4-5 orang sudah dapat terpenuhi kebutuhannya dalam sekali pembelian buah jeruk dengan ukuran sedang tersebut.

d. Aroma Buah Jeruk

Aroma buah jeruk lokal yang disukai konsumen di Kabupaten Kudus adalah aroma segar. Hasil ini juga sama dengan buah jeruk impor dimana aroma yang dipilih konsumen adalah buah yang beraroma segar. Aroma memainkan peranan penting dalam perkembangan kualitas pada bagian buah yang dapat dikonsumsi. Aroma terjadi karena adanya sintesis senyawa organik yang bersifat mudah menguap selama fase pemasakan. Senyawa volatile ini sangat penting bagi konsumen untuk menilai tingkat kematangan dan kemasakan buah (Bambang, 2008: 62-63). Aroma buah jeruk yang khas berasal dari kulit buah yang mengandung banyak minyak atsiri. Semakin banyak kandungan minyak atsirinya maka aroma semakin kuat, aroma segar yang keluar dari buah jeruk juga menandakan buah tersebut masih segar, tidak layu karena proses penyimpanan yang terlalu lama. Kandungan air juga masih banyak sehingga diharapkan rasa yang diberikan sudah sesuai yang diinginkan konsumen.

Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor

Sikap seseorang terhadap buah jeruk lokal dan buah jeruk impor didasarkan pada penilaian seseorang terhadap atribut-atribut yang dimiliki oleh buah jeruk tersebut. Penilaian yang dimaksud menyangkut dua hal, yaitu kepercayaan (belief) bahwa buah jeruk memiliki atribut tertentu serta evaluasi terhadap atribut tersebut. Salah satu model pendekatan sikap terhadap multiatribut adalah model Fishbein. Dari analisis multiatribut Fishbein diketahui besarnya indeks sikap konsumen sehingga dapat diketahui bahwa atribut yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam pembelian buah jeruk lokal dan buah jeruk impor antara lain rasa buah, warna buah, ukuran buah, dan aroma buah.

Atribut pertama yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian buah jeruk lokal dan buah jeruk impor adalah rasa buah. Konsumen memilih rasa buah sebagai pertimbangan utama karena tujuan konsumen membeli buah jeruk adalah untuk dikonsumsi atau dinikmati rasanya. Apabila rasa buah jeruk tidak sesuai dengan keinginan dan selera konsumen, maka konsumen enggan untuk membelinya. Pada beberapa penelitian yang sejenis, rasa buah jeruk juga merupakan atribut yang paling dipertimbangkan oleh konsumen. Penelitian Mardiyah H (2009:460-462) tentang preferensi konsumen dalam mengonsumsi buah jeruk di Malang menyatakan bahwa kondisi kesegaran, rasa, dan harga merupakan pertimbangan penting dalam melakukan pembelian buah jeruk. Penelitian lain oleh Widodo (2008:8) tentang sikap konsumen terhadap jeruk dan pisang lokal segar di Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan bahwa beberapa atribut yang disukai konsumen adalah rasa dan kesegaran buah. Menurut Zulfikar (2003:5) tentang Kajian Konsumen terhadap Buah-buahan di Hero Pajajaran Bogor, hasil peringkat nilai relatif penting untuk buah jeruk berturut-turut adalah derajat kematangan, rasa buah, karakter buah, warna kulit buah, ukuran buah, dan asal buah. Hampir semua hasil penelitian menyatakan buah atribut rasa buah jeruk Atribut pertama yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian buah jeruk lokal dan buah jeruk impor adalah rasa buah. Konsumen memilih rasa buah sebagai pertimbangan utama karena tujuan konsumen membeli buah jeruk adalah untuk dikonsumsi atau dinikmati rasanya. Apabila rasa buah jeruk tidak sesuai dengan keinginan dan selera konsumen, maka konsumen enggan untuk membelinya. Pada beberapa penelitian yang sejenis, rasa buah jeruk juga merupakan atribut yang paling dipertimbangkan oleh konsumen. Penelitian Mardiyah H (2009:460-462) tentang preferensi konsumen dalam mengonsumsi buah jeruk di Malang menyatakan bahwa kondisi kesegaran, rasa, dan harga merupakan pertimbangan penting dalam melakukan pembelian buah jeruk. Penelitian lain oleh Widodo (2008:8) tentang sikap konsumen terhadap jeruk dan pisang lokal segar di Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan bahwa beberapa atribut yang disukai konsumen adalah rasa dan kesegaran buah. Menurut Zulfikar (2003:5) tentang Kajian Konsumen terhadap Buah-buahan di Hero Pajajaran Bogor, hasil peringkat nilai relatif penting untuk buah jeruk berturut-turut adalah derajat kematangan, rasa buah, karakter buah, warna kulit buah, ukuran buah, dan asal buah. Hampir semua hasil penelitian menyatakan buah atribut rasa buah jeruk

Kudus adalah warna buah. Atribut ini dapat diamati secara langsung oleh konsumen, sehingga mudah bagi konsumen untuk mempertimbangkan keputusan pembelian buah jeruk berdasarkan warna kulit buahnya. Hanya dengan melihat warna kulit buah jeruk, konsumen dapat menentukan tingkat kemasakan buah jeruk yang sesuai dengan keinginan dan seleranya karena warna kulit buah berhubungan erat dengan tingkat kemasakan buah.

Atribut ketiga yang dipertimbangkan oleh konsumen di Kabupaten Kudus adalah ukuran buah. Meskipun ukuran buah tidak berpengaruh langsung terhadap kematangan buah jeruk namun ukuran buah ini juga perlu dipertimbangkan. Ukuran buah dianggap penting oleh konsumen setelah rasa buah dan warna buah dalam pembelian buah jeruk karena berhubungan dengan jumlah pembelian yang akan dibeli. Jumlah pembelian ini juga akan disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga yang dimiliki oleh konsumen. Jumlah pembelian harus dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga.

Atribut keempat yang dipertimbangkan oleh konsumen di Kabupaten Kudus adalah aroma buah. Setelah menentukan rasa buah, warna buah, ukuran buah selanjutnya konsumen memilih aroma buah sebagai pertimbangan terakhir dalam pembelian buah jeruk. Hal ini karena pada waktu proses pemilihan. Konsumen tidak begitu memperhatikan bagaimana aroma buahnya. Konsumen tidak akan mencium satu per satu buah jeruk karena mereka menganggap bahwa buah jeruk rata-rata mempunyai aroma yang sama dan khas.

Berdasarkan hipotesis, atribut pertama yang dipertimbangkan konsumen oleh konsumen dalam pembelian buah jeruk lokal dan buah jeruk impor adalah atribut rasa buah, warna buah, ukuran buah, dan aroma buah. Hasil penelitian yang dilakukan sudah menunjukkan hal yang sama Berdasarkan hipotesis, atribut pertama yang dipertimbangkan konsumen oleh konsumen dalam pembelian buah jeruk lokal dan buah jeruk impor adalah atribut rasa buah, warna buah, ukuran buah, dan aroma buah. Hasil penelitian yang dilakukan sudah menunjukkan hal yang sama