Kohesi Leksikal
2) Kohesi Leksikal
a. Repetisi
1) DT.1/SP/7JAN/11
(164) Si tentara diperbolehkan pergi ketika situasi aman setelah
shabab sudah pergi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(165) Kami tidak akan pernah menjadi seperti orang Israel dan membenci musuh kami; kami akan bermurah hati kepada
musuh kami.
(166) Dalam pemahaman publik, perlawanan orang Palestina terhadap pendudukan Israel terbatas pada perlawanan kekerasan. Padahal, ada perlawanan nirkekerasan yang dilakukan oleh orang Palestina, termasuk lewat intifada.
(167) Secara umum, ada dua respon terhadap kekerasan. Yang pertama melawan kekerasan dengan kekerasan. (168) Yang terakhir ini, masih dibagi menjadi beberapa model, ada yang masih memberi peluang dilakukan pemaksaan atau ancaman (pasifisme prudensial). Yang lainnya adalah pasifisme kesaksian absolute, yang menuntut cara dan tujuan tanpa paksaan, menggunakan pasifisme sebagai strategi dalam kerangka pasifis.
(169) Selama ini, yang dikenal perlawanan nirkekerasan adalah Gandhi. Sebenarnya, Islam mempunyai model perlawanan seperti itu. Kolega Gandhi, Badshah Khan adalah pejuang perlawanan nirkekerasan di Pakistan.
Pada WRB (164), (165), (166), (167), (168), dan (169) terdapat repetisi yang bersifat tautotes karena kata yang diulang berada dalam sebuah konstruksi kalimat, yaitu kata pergi yang diulang dua kali dalam WRB (164). Selanjutnya kata kami dan kata musuh kami yang masing-masing diulang dua kali pada WRB (165). Kata perlawanan yang diulang tiga kali dalam WRB (166). Kemudian kata kekerasan yang juga diulang tiga kali pada WRB (167). Penggunaan pasifisme yang diulang tiga kali pada WRB (168) dan yang terakhir pengulangan hingga tiga kali kata perlawanan pada konstruksi yang sama dalam WRB (169).
2) DT.2/SP/21JAN/11
(170) Bagi kalangan pesantren, nama Pondok Pesantren Suryalaya sudah bukan asing lagi, terutama di Jawa Barat. Di pondok pesantren ini selain diajarkan ilmu agama pada umumnya, santri ini diajarkan dan mereka mengamalkan tarekat. Pondok pesantren ini menggabungkan dua tarekat terbesar di negeri ini
(171) Bagi penulisnya, Dr. Hj.Sri Mulyati, MA, karya yang diangkat dari disertasinya ini merupakan kontribusi studi tentang tarekat (171) Bagi penulisnya, Dr. Hj.Sri Mulyati, MA, karya yang diangkat dari disertasinya ini merupakan kontribusi studi tentang tarekat
commit to user
di Indonesia. Menurut dia, studi menyangkut TQN harus memerhatikan sejumlah pertimbangan penting.
(172) Maka, buku ini menjelaskan tentang perkembangan TQN di Tanah Air, terutama TQN Suryalaya, sejarah berdirinya, perkembangannya, silsilah kemursyidannya, amalan rohaninya, hingga menyentuh ke pengaruh sosial politik dari TQN di Tanah Air.
(173) Dalam pengamatan Mulyati, kecenderungan dan perhatian masyarakat terhadap ilmu tasawuf sekarang ini semakin meningkat.
Ini
perlu
ditumbuhkembangkan guna meningkaykan pemahaman dan memerluas keilmuan tentang tasawuf serta tarekat-tarekatnya.
Sejalan dengan DT.1/SP/7JAN/11, pada data ini yang meliputi WRB (170), (171), (172), dan (173) juga ditemukan penggunaan repetisi tautotes. Adapun pengulangan tersebut terjadi pada WRB (170) yang menampilkan pengulangan kata pondok pesantren hingga tiga kali. Selanjutnya kata studi yang diulang dua kali pada WRB (171), kata TQN yang diulang tiga kali dan kata tanah air yang diulang dua kali pada WRB (172) serta kata tasawuf pada WRB (173) yang diulang dua kali dalam konstruksi tersebut.
3) DT.3/SP/4FEB/11
(174) Padahal, profesi apa pun kita mempunyai cara tersendiri dalam bertuhan, ternasuk para artis yang juga dikenal sebagai kaum selebritis. Kehidupan glamor para artis inilah yang menjadi inspirasi bagi penulis buku ini, Bambang Saputra, sehingga menuangkan idenya ke dalam buku Artispun Bertuhan, yang mengungkap sisi religiusitas para artis.
(175) Selama ini dunia artis atau selebritis dikesankan jauh dari Tuhan. Oleh karena itu, buku ini merupakan upaya mengungkap realitas paling dalam selebritis mendekatkan diri dalam kepada Tuhan.
(176) Nabi pun tidak berani bertindak gegabah tanpa wahyu. Ini terbukti ketika masa wahyu terputus, Nabi gelisah karena banyak persoalan umat di zamannya membutuhkan bimbingan Tuhan untuk menyelesaikannya sebagai petunjuk bagaimana Nabi harus bersikap dan bertindak.
(177) Menurut penulis buku ini, kepada pelacur pun kita tidak dapat menghina atau menjelek-jelekkan mereka, karena kita belum (177) Menurut penulis buku ini, kepada pelacur pun kita tidak dapat menghina atau menjelek-jelekkan mereka, karena kita belum
commit to user
tentu lebih baik dibanding mereka. “Saya percaya bahwa seorang pelacur pun pasti masih mempunyai hati nurani.”
(178) Aktor kawakan Anwar Fuadi yang juga sahabat Bambang, mengapresiasi karya ini menggetarkan hati. Karya ini mengungkapkan pengalaman hubungan para artis dengan Tuhan di ruang-ruang privasi mereka.
(179) Bila kita menyimak cara mereka bertuhan, ibadah yang mereka lakukan, model zikir dan muhasabah, tangisan di kala berdoa, persepsi dan pengalaman serta kerinduan akan Tuhan, serta mengedepankan keberagaman seni sebagai jalan menuju Tuhan, itu sungguh sisi sangat menarik dan mencerahkan.
Pada WRB (174) terdapat penggunaan pengulangan kata artis yang diulang tiga kali. Sedangkan pada WRB (175) dan (179) kata Tuhan diulang dua kali. Pada WRB (176) terdapat tiga kata sekaligus yang mengalami perulangan, yakni kata nabi yang diulang tiga kali, kemudian kata bertindak yang diulang dua kali, dan yang terakhir kata wahyu yang diulang dua kali juga. Berlanjut pada WRB (177) yang di dalamnya terdapat repetisi kata pelacur sebanyak dua kali dan yang terakhir pada WRB (178) ditemukan pengulangan kata karya sebanyak dua kali. Kesemua repetisi tersebut termasuk dalam repetisi tautotes karena satuan lingual tersebut diulang beberapa kali dalam sebuah konstruksi.
4) DT.4/SP/4MAR/11
(180) Sesuai judulnya, buku ini dimaksudkan untuk membuka hati pembaca agar terjadi pencerahan. Ibarat pada pagi hari kita membuka jendela rumah, dengan begitu cahaya mentari masuk dan kita merasakan kesegaran dan kehangatannya. Udara yang sumpek akan menyesakkan napas, sehingga melemahkan semangat. Dengan udara baru yang segar, akan memberikan
kehangatan, kesegaran, dan ketenangan.
(181) Menurut penulis buku ini, Musthofa Kamil, zikir sering dipahami sebagai ibadah yang bersifat vertikal (hablum minallah ), padahal zikir sesungguhnya juga memiliki banyak manfaat pada sisi horizontal atau kemasyarakatan (hablum minannas ). Buku ini mengungkap keajaiban zikir dari sisi horizontal sebagai model alternatif manajemen sumber daya manusia (SDM).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(182) Oleh karena itu, melalui buku ini kita akan menemukan potensi diri dan dengan potensi itulah diharapkan kita akan dapat mengaktualisasikan dalam kenyataan. “Zikir yang saya
kembangkan dalam buku ini, pertama-tama bertujuan untuk mengenali potensi diri kita sendiri. Sesudah mengenal potensi diri, tujuan berikutnya adalah untuk mengaktualisasikan potensi itu secara efisien.”
(183) Kenapa tidak menggunakan metode tasawuf? Metode tasawuf konvensional sangat rumit dan memerlukan pola hidup asketis yang berat. Kerumitan dan beratnya syarat itu menjadikan tasawuf menjadi eksklusif, dank arena itu diskriminatif. Karena orientasinya yang terlalu berat itulah tasawuf kehilangan konteks dengan persoalan hidup sehari-hari.
Repetisi pada WRB (180) terjadi pada kata membuka, kesegaran, kehangatan, dan udara, yang masing-masing mengalami dua kali pengulangan. Selanjutnya pada WRB (181) pengulangan terjadi pada satuan lingual zikir sebanyak tiga kali. Kata potensi mengalami pengulangan sebanyak lima kali sekaligus dalam konstruksi yang sama pada WRB (182). Pada WRB (183) ditemukan dua kata mengalami repetisi, yakni kata tasawuf dan metode tasawuf. Pengulangan yang terjadi kesemuanya merupakan repetisi tautotes.
5) DT.5SP/18MAR/11
(184) Siapakah yang merintis serikat pekerja? Siapakah ahli pekerja? Siapakah tokoh kedokteran yang dikagumi dunia berkat buah pikiran karena penemuan-penemuannya?
(185) Bahkan,boleh jadi tanpa kontribusi dari pemimpin, ilmuwan, dan cendekiawan muslim era itu, dunia tak akan mengalami lompatan seperti sekarang. Sayangnya, kontribusi penting itu seakan sengaja dilupakan. Akibatnya anak- anak muda muslim pun lebih menganggumi ilmuwan Barat.
(186) Padahal, jauh sebelum Barat menguasai peradaban, Islamlah yang menguasai dunia. Dalam proses pembelajaran di sekolah- sekolah pun tampaknya kurang diberikan pengetahuan sejarah
peradaban Islam. Oleh karena itu, ketika di Harian Republika
ada rubrik membahas sejarah peradaban Islam, Heri menuangkan di situ.
(187) Isinya memang ada kemiripan dengan buku 99 Ilmuwan Muslim Perintis Sains Modern. Bedanya, buku Khazanah lebih menekankan buah pikiran, sedangkan 99 Ilmuwan
Muslim Perintis Sains Modern pada ilmuannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada WRB (184) terdapat repetisi yang bersifat tautotes karena kata yang diulang berada dalam sebuah konstruksi kalimat yang terjadi pada kata siapakah yang diulang tiga kali. Selanjutnya repetisi yang sama juga terdapat pada WRB (185) yakni pengulangan pada kata kontribusi dan muslim, masing-masing diulang sebanyak dua kali. Pada WRB (186) kata peradaban diulang sebanyak tiga kali dan pada WRB (187) satuan lingual buku dan 99 Ilmuwan Muslim Perintis Sains Modern diulang dua kali.
b. Sinonimi
1) DT.1/SP/7JAN/11
(188) Terancam jiwanya, dia melarikan diri, masuk ke sebuah rumah
warga Palestina.
Pada WRB (188) terdapat sinonim antara morfem (terikat) –
nya dengan morfem (bebas) dia. Dengan demikian sinonim tersebut merupakan sinonimi morfem (bebas) dengan morfem (terikat).
2) DT.2/SP/21JAN/11
(189) Pertama, Pesantren Suryalaya mempunyai karakteristik yang sama dengan pondok pesatren lain di Indonesia yang mempunyai ciri tersendiri,dan posisinya sebagai pusat TQN membuatnya unik.
Kepaduan wacana pada WRB (189) didukung oleh aspek leksikal yang berupa sinonimi antara kata karakteristik dengan frasa ciri tersendiri. Sinonim tersebut termasuk dalam jenis sinonimi kata dengan frasa.
3) DT.3/SP/4FEB/11
(190) Padahal, profesi apa pun kita mempunyai cara tersendiri dalam bertuhan, ternasuk para artis yang juga dikenal sebagai kaum selebritis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(191) Selama ini dunia artis atau selebritis dikesankan jauh dari
Tuhan. (192) Bila kita menyimak cara mereka bertuhan, ibadah yang mereka lakukan, model zikir dan muhasabah, tangisan di kala berdoa, persepsi dan pengalaman saat kerinduan akan Tuhan, serta mengedepankan keberagaman seni sebagai jalan menuju Tuhan, itu sungguh sisi sangat menarik dan mencerahkan.
Pada WRB (190) terdapat sinoni antara kata dengan kata, yaitu antara antara kata artis dengan kata selebritis. Hal tersebut juga terjadi pada WRB (191) yang juga memadankan kata artis dengan kata selebritis. Sementara itu pada WRB (192) kata bertuhan disepadankan dengan kata ibadah.
4) DT.5/SP/18MAR/11
(193) Kekhalifahan Islam yang sempat berjaya pada Abad Pertengahan telah memberikan sumbangsih sangat ternilai bagi peradaban modern. Bahkan, boleh jadi, tanpa kontribusi dari pemimpin, ilmuwan dan cendekiawan muslim di era itu, dunia tak akan mengalami lompatan kemajuan seperti sekarang.
(194) Ia orang pertama yang melakukan uji coba penerbangan da terkendali. Dengan semacam alat kendali terbang yang digunakan pada dua sayap, Firnas bisa mengontrol dan mengatur ketinggian terbangnya. Dia juga bisa mengubah arah terbang.
Pada WRB (193) terdapat sinonimi antara kata dengan kata, yaitu kontribusi (berarti sumbangan, KBBI) dengan sumbangsih (berarti sokongan, bantuan; KBBI). Selanjutnya pada WRB (194) terdapat sinonim antara morfem (bebas) dia dan ia dengan morfem (terikat) –nya. Dengan demikian sinonim tersebut merupakan sinonimi morfem (bebas) dengan morfem (terikat).
c. Antonimi
1) DT.1/SP/7JAN/11
(195) Kami tidak akan pernah menjadi seperti orang Israel dan membenci musuh kami; kami akan bermurah hati kepada musuh kami.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(196) Dalam pemahaman publik, perlawanan orang Palestina terhadap pendudukan Israel terbatas pada perlawanan kekerasan. Padahal, ada perlawanan nirkekerasan yang dilakukan oleh orang Palestina, termasuk gerakan intifada.
(197) Padahal ayat-ayat cinta/damai lebih banyak dibandingkan ayat
perang.
Data pada WRB (195) di atas terdapat oposisi kutub antara kata membenci dan kata bermurah hati. Digolongkan dalam oposisi kutub karena makna yang terkandung di dalamnya tidak bersifat mutlak tetapi bersifat gradasi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya realitas sangat benci, benci, agak benci, murah hati, dan sangat murah hati. Sementara pada WRB (196) memuat oposisi mutlak antara kata kekerasan dan kata nirkekerasan. Selanjutnya oposisi mutlak juga terdapat pada WRB (197), yaitu antara kata damai dengan kata perang. Kedua kata tersebut termasuk oposisi mutlak karena dalam kata tersebut tidak terdapat celah gradasi yang bisa menciptakan tingkatan dalam kata tersebut seperti pada oposis kutub.
2) DT.3/SP4FEB/11
(198) Menurut penulis buku ini, Musthofa Kamil, zikir sering dipahami sebagai ibadah yang bersifat vertikal (hablum minallah ), padahal zikir sesungguhnya juga memiliki banyak manfaat pada sisi horizontal atau kemasyarakatan (hablum minannas ).
Selanjutnya oposisi mutlak juga terdapat pada WRB (198), yaitu antara kata vertikal dengan kata horizontal. Kedua kata tersebut termasuk oposisi mutlak karena dalam kata tersebut tidak terdapat celah gradasi yang bisa menciptakan tingkatan dalam kata tersebut seperti pada oposis kutub.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Kolokasi
1) DT.2/SP/21JAN/11
(199) Di pondok pesantren ini selain diajarkan ilmu agama pada umumnya, santri di sini diajarkan dan mereka mengamalkan tarekat.
Pada WRB (199) di atas tampak pemakaian kata-kata pondok pesantren, ilmu agama, santri yang saling berkolokasi dan mendukung kepaduan wacana tersebut. Kata-kata tersebut cenderung digunakan secara berdampingan dalam domain pendidikan pada pondok pesantren.
2) DT.3/SP/4FEB/11
(200) Mungkin orang itu pernah jatuh ke dalam lumpur dosa, ternyata di kamar sunyinya pezikir yang meratap, menangis, menyesali dosanya sembari memohon ampun bertobat pada Tuhan.
(201) “Saya mencoba mengungkapkan cara-cara para artis dalam bertuhan, menjalankan ibadah, model zikir dan muhasabah, persepsi, pengalaman, dan kerinduan mereka akan Tuhan, ujarnya.
Kata-kata dosa, pezikir, bertobat, Tuhan, bertuhan, menjalankan ibadah, model zikir, dan muhasabah yang digunakan pada WRB (200) dan (201) merupakan kata-kata yang saling berkolokasi. Kata-kata tersebut sering dipakai secara berdampingan dalam domain religius, aktivitas ketuhanan manusia sebagai hamba Tuhan.
3) DT.4/SP/4MAR/11
(202) Di sekolah, murid membuat contekan dan memburu bocoran
soal ujian.
(203) Di instansi, pegawai sibuk melakukan lobi sembari membawa
bingkisan untuk meraih jabatan tertentu.
Pada WRB (202) terdapat penggunaan kata sekolah, murid, contekan, dan soal ujian. Kata-kata tersebut merupakan kata-kata Pada WRB (202) terdapat penggunaan kata sekolah, murid, contekan, dan soal ujian. Kata-kata tersebut merupakan kata-kata
commit to user
yang cenderung dipakai secara berdampingan dalam domain sekolah atau jaringan pendidikan. Tidak jauh berbeda dengan kolokasi yang terdapat pada wacana sebelumnya, pada WRB (203) terdapat pemakaian kata-kata yang saling berkolokasi dan mendukung kepaduan wacana. Kata-kata tersebut yakni instansi, pegawai, dan jabatan yang merupakan kata-kata yang biasa dipakai dalam domain dunia pekerjaan.
4) DT.5/SP/18MAR/11
(204) Ia orang pertama yang melakukan uji coba penerbangan dan terkendali. Dengan semacam alat kendali terbang yang digunakan pada dua sayap, Firnas bisa mengontrol dan mengatur ketinggian terbangnya. Dia juga bisa mengubah arah terbangnya. Dibuktikan dengan keberhasilan kembali ke tempat ia meluncur. Meski demikian, ia mengalami luka-luka saat mendarat.
Gejala kolokasi juga tampak pada WRB (206) yang ditandai dengan penggunaan kata-kata uji coba penerbangan, alat kendali
terbang, ketinggian terbang, arah terbang, meluncur, dan mendarat.
Kata-kata tersebut merupakan kata-kata yang sering digunakan dalam domain dalam dunia penerbangan.
e. Ekuivalensi
1) DT.1/SP/7JAN/11
(205) Dalam pengejaran itu, seorang tentara tertinggal, terpisah dari rombongannya. Sendirian, tentara itu dikejar oleh massa.
Dua kata yang terdapat pada WRB (205) yakni pengejaran dan dikejar merupakan kata hasil afiksasi dari morfem asal yang sama menunjukkan adanya hubungan kesepadanan. Kedua kata tersebut dibentuk dari bentuk asal yang sama yakni kejar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) DT.2/SP/21JAN/11
(206) Kedua, apa basis pengajaran-pengajarannya? Ketiga, bagaimana ajaran TQN berkembang dan implementasinya di lapangan?
Hal yang sama terjadi pada WRB (206) seperti pada WRB (205), pada wacana ini juga ditemukan penggunaan dua kata pengejaran dan ajaran yang merupakan hasil afiksasi yang dibentuk dari bentuk asal yakni ajar.
3) DT.3/SP/4FEB/11
(207) Saya mencoba mengungkapkan cara-cara para artis dalam bertuhan, menjalankan ibadah, model zikir dan muhasabah, persepsi, pengalaman, dan kerinduan mereka akan Tuhan, ujarnya.
Kata bertuhan dan Tuhan yang terdapat pada WRB (207) merupakan kata hasil afiksasi dari morfem asal yang sama menunjukkan adanya hubungan kesepadanan. Kedua kata tersebut dibentuk dari bentuk asal yang sama yakni Tuhan.
4) DT.4/SP/4MAR/11
(208) Sayangnya, penyuntingan kurang teliti, sehingga, misalnya penebitan buku yang seharusnya tertulis Cetakan I, Desember 2010, namun ditulis November 2004. Padahal buku ini diterbitkan untuk mengenang setahun wafatnya almarhum, 24 Desember 2009. Sehingga mustahil diterbitkan 2004.
Sejumlah kata hasil proses afiksasi dari morfem asal yang menunjukkan adanya hubungan kesepadanan pada WRB (208) yang ditandai dengan penggunaan kata penerbitan dan diterbitkan yang dibentuk dari bentuk asal terbit dan kata tertulis dan ditulis yang dibentuk dari bentuk asal tulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5) DT.5/SP/18MAR/11
(209) Ia orang pertama yang melakukan uji coba penerbangan dan terkendali. Dengan semacam alat kendali terbang yang digunakan pada dua sayap, Firnas bisa mengontrol dan mengatur ketinggian terbangnya
Pada WRB (209) ditemukan satu kata yang merupakan hasil afiksasi dari morfem asal yang tampak pada kata penerbangan dan satu kata lagi merupakan bentuk asal dari kata sebelumnya, yakni
terbang.
Tabel 3 Jenis dan Bentuk Pemarkah Leksikal pada Analisis Wacana Rubrik Resensi Buku Solopos
No Jenis Kohesi Leksikal
Pemarkah Kohesi Leksikal
1. Repetisi pergi > pergi (164); kami > kami, musuh kami > musuh kami (165); perlawanan > perlawanan > perlawanan (166); kekerasan > kekerasan > kekerasan > (167); pasifisme > pasifisme > pasifisme (168); perlawanan > perlawanan > perlawanan (169); pondok pesantren > pondok pesantren > pondok pesantren (170); studi > studi (171); TQN > TQN > TQN, tanah air > tanah air (172); tasawuf > tasawuf (173); artis > artis > artis (174); tuhan > tuhan (175); nabi > nabi > nabi, bertindak > bertindak, wahyu > wahyu (176); pelacur > pelacur (177); karya > karya (178); tuhan > tuhan (179); membuka > membuka,
kesegaran
> kesegaran, kehangatan > kehangatan, udara > udara (180); zikir > zikir > zikir (181); potensi > potensi > potensi (182); metode tasawuf > > kesegaran, kehangatan > kehangatan, udara > udara (180); zikir > zikir > zikir (181); potensi > potensi > potensi (182); metode tasawuf >
commit to user
metode tasawuf, tasawuf > tasawuf (183); siapakah > siapakah > siapakah (184); kontribusi > kontribusi, muslim > muslim (185); peradaban > peradaban (186); buku 99 ilmuwan muslim perintis sains > buku 99 ilmuwan muslim perintis sains (187)
2. Sinonimi morfem dengan morfem
-nya = dia (188), ia = -nya (194)
3. Sinonimi kata dengan frasa
karakteristik = 113ciri tersendiri (189)
4. Sinonimi kata dengan kata artis = selebritis (190), (191); bertuhan = ibadah (192); sumbangsih = kontribusi (193)
5. Antonimi/oposisi mutlak kekerasan >< nirkekerasan (196); damai >< perang (197); horizontal >< vertikal (198)
6. Antonimi/oposisi kutub membenci >< bermurah hati (180)
7. Kolokasi pondok pesantren, ilmu agama, santri (199); dosa, pezikir, bertobat, Tuhan (200); bertuuhan, menjalankan ibadah, model zikir, ibadah (201); sekolah, murid, contekan, soal ujian (202); instansi, pegawai, jabatan (203); uji coba penerbangan, alat kendali terbang, ketinggian terbang, arah terbang, meluncur, mendarat (204)
8. Ekuivalensi pengejaran, dikejar (205); pengajaran, ajaran (206); bertuhan, tuhan (207); penerbitan, diterbitkan; tertulis, ditulis (208); terbang, penerbangan (209) 8. Ekuivalensi pengejaran, dikejar (205); pengajaran, ajaran (206); bertuhan, tuhan (207); penerbitan, diterbitkan; tertulis, ditulis (208); terbang, penerbangan (209)
commit to user