Aspek Kontekstual Teks WRB dalam Solopos Edisi Januari-Maret 2011

2. Aspek Kontekstual Teks WRB dalam Solopos Edisi Januari-Maret 2011

a. Analisis Konteks Situasi Teks WRB

Berdasarkan hasil analisis terhadap penanda kohesi leksikal dan gramatikal ditemukan bahwa hubungan antarkalimat dijalin dengan baik oleh adanya pengacuan (referensi), penyulihan (substitusi), pelepasan (elipsis), dan perangkaian (konjungsi) sebagai penanda kohesi gramatikal, sedangkan kohesi leksikal ditandai dengan pengulangan (repetisi), sinonimi (padan kata), antonimi (lawan kata), kolokasi (sanding kata), dan ekuivalensi (kesepadanan). Oleh karena itu, hal-hal tersebut semakin menjelaskan kepaduan unsur-unsur atau aspek-aspek yang membangun WRB. Hal itu akan semakin lengkap dengan analisis situasi seperti berikut ini.

Pada setiap edisi atau setiap dua minggunya ditampilkan satu wacaa resensi buku dengan tema yang berbeda di setiap kali terbitnya. Penulis sengaja memilih WRB sebagai bahan penelitian karena penulis tertarik pada wacana atau pernyataan penulis (script writer) yang berusaha menarik pembaca agar membaca buku yang sedang dibahas dalam WRB tersebut. Dengan menganalisis objek ini seperti halnya menilai dan mengkritisi suatu karya yang juga berisi tentang penilaian seseorang (script writer) akan sebuah karya lain (buku), atau singkatnya membedah penilaian di atas penilaian. Selain itu objek dan pekerjaan ini masih jarang dilakukan oleh orang lain, kebanyakan analisis dilakukan hanya sampai pada batasan tekstual saja.

Rubrik resensi buku merupakan bagian dari suplemen yang dihadirkan harian umum Solopos khusus pada hari Jumat. Suplemen ini diberi nama Khazanah Keluarga. Suplemen tersebut secara khusus ditampilkan untuk memenuhi kebutuhan pembaca akan informasi yang bernuansa islami. Suplemen Khazanah Keluarga yang terdiri empat halaman ini memuat berbagai rubric yang bernafaskan islami. Pada bagian paling depan atau tepatnya pada halaman VII terdapat bahasan utama yang membahas tentang isu terkini tentang Islam, solusi persoalan keluarga Rubrik resensi buku merupakan bagian dari suplemen yang dihadirkan harian umum Solopos khusus pada hari Jumat. Suplemen ini diberi nama Khazanah Keluarga. Suplemen tersebut secara khusus ditampilkan untuk memenuhi kebutuhan pembaca akan informasi yang bernuansa islami. Suplemen Khazanah Keluarga yang terdiri empat halaman ini memuat berbagai rubric yang bernafaskan islami. Pada bagian paling depan atau tepatnya pada halaman VII terdapat bahasan utama yang membahas tentang isu terkini tentang Islam, solusi persoalan keluarga

commit to user

secara Islami ataupun profil tokoh. Selanjutnya masih pada halaman yang sama terdapat kolom khotbah Jumat yang selalu berganti narasumber di tiap pekannya. Di pojok kiri bawah atau terkadang di pojok kiri atas halaman ini juga terdapat potongan ayat Alquran berdampingan dengan menu yang terdapat pada suplemen ini.

Selanjutnya pada halaman berikutnya yakni halaman VIII kolom Suara Umat (terkadang juga ditampilkan di halaman VII),daftar masjid di Solo yang menggelar sholat Jumat berjamaah serta khotibnya dan jadwal majelis taklim di Solo. Selain itu juga masih terdapat beberapa kolom yang diasuh oleh tokoh agama yang membahas masalah keislaman. Berlanjut ke halaman selanjutnya, yaitu halaman IX yang selain menampilkan beberapa artikel keislaman juga memuat subrubrik konsultasi dengan pembaca yang dapat dikirim melalui surat atau faksimili, kolom Kabar Sakinah yang memuat publikasi dan dokumentasi kegiatan keislaman yang dilakukan oleh lembaga atau instansi, dan kolom nasihat yang berisi tausyiah.

Halaman terakhir pada suplemen ini, halaman X yang merupakan halaman dimana rubrik Resensi Buku ditampilkan. Rubrik Resensi Buku menempati halaman yang sama dengan kolom Jalan Hidayah, rubrik tokoh, cerpen islami, dan kolom Senyum atau lelucon islami. Rubrik Resensi Buku terletak di bagian bawah kanan menempati halaman X. Pada bagian paling atas rubrik ini terdapat satu garis atau kotak panjang dengan gradasi warna abu-abu dan dihiasi gambar dua kubah masjid bercorak kotak ketupat. Dibagian tengahnya terdapat tulisan Resensi Buku tebal berwarna hitam dengan bayangan tinta berwarna putih.

1) DT.1/SP/7 JAN/11

Pada WRB dengan judul Kami Takkan Membenci seperti Musuh Kami , judul tersebut ditulis di atas dengan rata tengah, dengan huruf besar dan tebal memakai tinta berwarna hitam. Judul resensi tersebut dipilih penulis (script writer) untuk mewakili judul asli buku, yakni Nirkekerasan dan Bina-Damai dalam Islam, Teori dan Praktik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Di bawah judul resensi atau tepatnya di atas kolom kedua WRB tersebut ditampilkan sampul buku yang bergambar kubah masjid yang besarnya lebih dari sebagian sampul buku dan tertulis judul buku di bawahnya. Identitas buku yang diresensi meliputi judul, penulis, penerbit, dan edisi buku diletakkan tepat di bawah gambar sampul buku.

2) DT.2/SP/21 JAN/11

WRB dengan judul Pesantren Suryalaya, dari Ajaran Tarekat sampai Terapi Mental merupakan penggambaran buku dengan judul Peran Edukasi Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyyah dengan Referensi Utama Suryalaya. Judul ditulis dengan ukuran lebih besar dibanding ukuran huruf pada ulasan, namun tidak ditulis sebagaimana judul biasanya. Judul WRB ini ditulis seperti halnya sebuah kalimat biasa karena penggunaan huruf capital hanya pada huruf di awal kata pada kata pertama saja dan nama tempat, selajutnya itu awal setiap kata tidak ditulis dengan huruf capital. WRB ini terdiri dari lima kolom dengan masing-masing kolom berisi 29-30 baris. WRB ini memenuhi kurang lebih seperempat halaman koran.

Ilustrasi WRB ditampilkan gambar cover buku yang memuat judul buku dengan latar gambar bangunan mirip pesantren. Namun karena ditampilkan dengan warna gradasi hitam putih, ilustrasi menjadi kurang jelas. Kata Suryalaya pada judul dituliskan dengan huruf kapital secara utuh dari awal hingga akhir kata. Hal ini menunjukkan pesantren Suryalaya dijadikan daya tarik utama untuk memikat pembaca. Bagi masyarakat yang mengenal pesantren tersebut dimungkinkan akan merasa penasaran dengan judul buku tersebut. Selanjutnya di bagian bawah sampul tertulis nama penulis buku Dr. Hj. Sri Mulyati. Identitas mengenai buku yang diulas ditulis dibawah ilustrasi atau gambar sampul buku tepatnya di kolom kedua ulasan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Identitas buku yang dimuat yakni judul buku, pengarang, edisi dan tebal buku.

3) DT.3/SP/4 FEB/11

Ilustrasi WRB pada edisi ini ditampilkan sampul buku yang warnanya terlihat agak terang meskipun hanya dalam warna gradasi hitam putih. Warna terang pada sampul buku ini dapat diartikan bahwa buku ini dimaksudkan untuk memberikan pencerahan, seperti pendapat yang dungkapkan oleh Deddy Miswar dalam ulasan berikut ini,

Buku ini memberikan pemahaman yang sangat mendalam tentang arti bertuhan yang sebenarnya. Menurut aktor senior Deddy Mizwar, pesan-pesan dalam buku ini potret nyata bahwa seni pun bila berada dalam koridor ilahiah maka ia dapat mengantarkan seseorang mengenal Tuhan

Dalam sampul tersebut terdapat gambar wajah seorang wanita berjilbab tampak samping dengan raut sendu. Hal tersebut sesuai dengan tema buku yang menyoroti tentang sisi religiusitas artis yang selama ini sering dikesankan jauh dari Tuhan. Ilustrasi terletak di kolom kedua di atas ulasan. Di bawah ilustrasi terdapat identitas buku yang memuat informasi judul buku, penulis, penerbit, edisi, tebal, dan harga buku.

WRB yang terdiri dari lima kolom dengan masing-masing kolom berisi tiga puluh baris ini diberi judul Pengalaman spiritual para artis dengan Tuhan. Judul tersebut merupakan pengembangan dari judul asli buku, yakni Artispun Bertuhan: Menembus Batas-batas aqidah & Syari‟ah. Judul ulasan dijadikan salah satu daya tarik pembaca untuk membaca resensi sebelum akhirnya membaca buku yang diulas. Tidak jauh berbeda dengan resensi di edisi lainnya, judul resensi ini juga ditulis dengan ukura besar, berada di tengah-tengah ulasan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) DT.4/SP/4 MAR/11

Membuka hati, mengungkap potensi diri melalui zikir, merupakan judul resensi hasil dari pengembangan judul Membuka Hati, Membuka Jendela Langit. Judul tersebut ditulis dengan font jenis arial dengan ukuran 28 dan berwarna hitam. WRB ini terdiri dari lima kolom dengan masing-masing kolom berisi 29-30 baris. WRB ini memenuhi kurang lebih seperempat halaman koran.

Ilustrasi WRB pada edisi ini ditampilkan sampul buku dengan rincian dari bagian paling atas memuat judul buku yang ditulis dengan huruf kapital dalam dua baris dan ukuran huruf yang berbeda antara baris pertama dengan baris kedua. Selanjutnya di bawah judul buku terdapat sebuah foto setengah badan seorang laki-laki memakai jas dan bersurban. Terlihat dalam foto tersebut, laki-laki itu menggenggam tanganya di depan dada. Laki-laki tersebut adalah Musthofa Kamil yang tidak lain adalah si penulis buku. Selanjutnya di samping foto terdapat gambar pohon yang berdaun rindang dan terlihat teduh, sebagai symbol ketenangan dan kesegaran. Hal tersebut sesuai dengan tujuan ditulisnya buku Membuka Hati, Membuka Jendela Langit. Sesuai dengan judulnya ilustrasi pada sampul buku menguatkan hal kesan itu, juga seperti pendapat yang diungkapkan script writer dalam ulasannya berikut ini.

Sesuai judulnya, buku ini dimaksudkan untuk membuka hati pembaca agar terjadi pencerahan. Ibarat pada pagi hari ketika kita membuka jendela rumah, dengan begitu cahaya mentari akan masuk dan kita merasakan kesegaran dan kehangatannya. Udara yang sumpek akan menyesakkan napas, sehingga melemahkan semangat. Dengan udara baru yang segar, akan memberikan kehangatan, kesegaran, dan ketenangan.

WRB ini terdiri dari lima kolom dengan masing-masing kolom berisi tiga puluh baris. Pada kolom kedua, di bawah ilustrasi terdapat identitas buku yang memuat judul buku, penulis, penyunting, penerbit, edisi, dan tebal buku.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) DT.5/SP/ 18 MAR/11

WRB pada edisi tampilan yang disajikan hampir sama dengan WRB pada edisi-edisi sebelumnya. Pada WRB edisi ini menyuguhkan buku dengan judul Khazanah, Menelisik Warisan Peradaban Islam dari Apotek hingga Komputer Analog, yang kemudian disederhakan menjadi judul resensi Sebelum Barat, Islam lebih dulu menguasai peradaban. Dibandingkan dengan judul asli buku, judul resensi memang sengaja dibuat lebih singkat tanpa mengurangi kesan kemenarikan bahkan dibuat lebih menarik daripada judul aslinya.

Ilustrasi yang disampaikan dalam WRB Sebelum Barat, Islam lebih dulu menguasai peradaban berupa foto sampul buku. Pada foto atau gambar tersebut terlihat di bagian atas sampul terdapat motif ukiran selanjutnya judul buku ditulis dibagian tengah sampul dengan tulisan Khazanah secara kapital penuh, kemudian di bawahnya baru tertulis anak judul Menelisik Warisan Peradaban Islam dari Apotek hingga Komputer Analog. Selanjutnya di bagian paling bawah tertulis nama penulis buku, Heri Ruslan dan penerbitnya, Republika. Di sekeliling judul buku terdapat beberapa gambar wajah tokoh peradaban Islam yang karyanya dibahas dalam buku tersebut.

Tepat berada di bawah ilustrasi pada kolom kedua, terdapat identitas buku yang memuat judul buku, penulis, penerbit, edisi, dan tebal buku. Keseluruhan, resensi ini memenuhi lima kolom dengan memakan seperempat halaman koran. Setiap kolom terdiri sekitar tiga puluh baris.

b. Analisis Konteks Sosial-Kultural Teks WRB

Pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada di dunia ini semakin lama semakin meningkat. Kesemuanya tadi dapat diperoleh dengan berbagai cara, misalnya dengan belajar, membaca buku, mendengarka atau membaca berita, atau juga melaui pengalaman yang dialami setiap harinya. Clark dan Clark (1997) menyebut keadaan ini dengan “pengetahuan Pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada di dunia ini semakin lama semakin meningkat. Kesemuanya tadi dapat diperoleh dengan berbagai cara, misalnya dengan belajar, membaca buku, mendengarka atau membaca berita, atau juga melaui pengalaman yang dialami setiap harinya. Clark dan Clark (1997) menyebut keadaan ini dengan “pengetahuan

commit to user

tentang dunia” atau sering disebut dengan “knowledge of the world”, sedangkan Rumelthart dalam Soeseno Kartomihardjo (2000:130) mengistilahkan dengan schema (tunggal) atau schema (jamak).

Lebih lanjut, Soeseno Kartomiharjo (2000:130) mengemukakan bahwa schema atau schemata banyak digunakan untuk menyusun pemahaman atau interpretasi sesuatu yang baru. Dalam prosesnya, di dalam benak setiap orang kemudian mencari khazanah berbagai pengetahuan tentang dunia yang sudah dimiliki yang cocok atau mirip dengan sesuatu yang baru saja diamati itu. Schema atau schemata yang telah terpilih itu memiliki bagiannya masing-masing. Setiap bagian dicocokkan dengan bagian-bagian yang lain dengan menggunakan logika dan analogi sehingga menjadi suatu pengertian yang utuh dan akhirnya seseorang dapat mengerti dan mampu menginterpretasikan hal tersebut.

Seseorang yang ingin mengetahui sesuatu dapat memproses bagian-bagian terkecil dengan maknanya untuk disusun menjadi suatu kata-kata dengan maknanya menjadi kalimat yang bermakna. Cara tersebut disebut bottom-up processing. Cara sebaliknya, yakni mulai dari bagian yang besar diproses untuk mencari makna bagian-bagian kecil disebut top- down processing. Apabila pembaca menjumpai teks yang tidak gramatikal, ia lalu menginterpretasikannya dengan bottom-up process , ia menghubung-hubungkan kata dan maknanya sesuai dengan rangkaiannya dalam kalimat. Sementara itu, ia juga menggunakan top-down process untuk memperkirakan kalimat berikutnya, dengan strategi top-down pula pembaca menginterpretasikan kalimat yang tidak gramatikal atau kata-kata yang salah tulis sesuai dengan makna yang dikehendaki penulis. Pengetahuan dunia seperti itu selalu ada di benak seseorang dan pengetahuan ini akan muncul jika diperlukan.

Konteks sosial di dalam memahami WRB ini dapat dilihat pada analisis data berikut ini.

1) DT.1/SP/7 JAN/11

(210) Februari 1989, di Kota Hebron tepi Barat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(211) Selama ini, yang dikenal dengan perlawanan nirkekerasan

adalah Gandhi.

Data pada WRB (210) di atas akan lebih dipahami jika pembaca mengikuti berita tentang kemelut antara Palestina dan Israel. Ketika seseorang membaca Kota Hebron tepi Barat, maka dalam sekejap akan tergambar di benaknya peperangan yang terjadi antara Palestina dan Israel. Di samping itu wacana tersebut akan dapat lebih dipahami manakala pembaca mengetahui jejak perjalanan peperangan yang terjadi antara Palestina dan Israel karena dalam wacaa tersebut juga tercantum sejarah keterangan waktu Februari 1989.

Hebron terkadang disebut pula dengan nama Hebrew. Kota ini terletak di Tepi Barat, Palestina. Hebron adalah sebuah kota di wilayah Yudea selatan di Tepi Barat. Di kota ini tinggal sekitar 120.000 orang Palestina dan 600 orang pemukim Israel, dengan sekitar 7.000 orang Yahudi tinggal di kota Kiryat Arba di dekatnya. Ia merupakan salah satu kota terbesar di Tepi Barat, atau sekitar 30 kilometer di selatan Yerusalem. Hebron merupakan salah satu pusat perdagangan di Tepi Barat. Hebron terletak 930 m di atas permukaan Kota ini juga ramai di kunjungi. Sebab, di kota ini terdapat makam Nabi Ibrahim as dan istrinya, Siti Sarah. Karenanya, Hebron merupakan salah satu kota suci bagi Yahudi, karena Nabi Ishak dan Ya'kub dimakamkan di sini.

Berdasarkan pengetahuan dunia tentang Kota Hebron tepi Barat , pembaca dapat menyimpulkan bahwa salah satu latar yang diangkat dalam buku ini adalah peristiwa yang terjadi di Palestina yang tidak lain yaitu peperangan yang terjadi antara Palestina dan Israel.

Selanjutnya pada WRB (212), pengetahuan dan pemahaman tentang dunia kita perlukan untuk dapat mengerti tokoh yang dimaksudkan dalam wacana itu. Ketika seseorang membaca nama Gandhi , maka dalam sekejap akan tergambar sosok tokoh sosial dari negara Bollywood atau India. Mohandas Karamchand Gandhi atau lebih sering dikenal dengan Mahatma Gandhi adalah seorang Selanjutnya pada WRB (212), pengetahuan dan pemahaman tentang dunia kita perlukan untuk dapat mengerti tokoh yang dimaksudkan dalam wacana itu. Ketika seseorang membaca nama Gandhi , maka dalam sekejap akan tergambar sosok tokoh sosial dari negara Bollywood atau India. Mohandas Karamchand Gandhi atau lebih sering dikenal dengan Mahatma Gandhi adalah seorang

commit to user

pemimpin spiritual dan politikus dari India. Gandhi lahir di Porbandar, Gujarat, India, 2 Oktober 1869 dan meninggal di New Delhi, India, pada tanggal 30 Januari 1948 silam, pada umur 78 tahun.

Beberapa dari anggota keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah koloni Inggris, di mana dia mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Dia kemudian memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik agar dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi pun membentuk sebuah gerakan non- kekerasan. Gandhi juga merupakan salah seorang yang paling penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India. Dia adalah aktivis yang tidak menggunakan kekerasan, yang mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai. Prinsip Gandhi, satyagraha , sering diterjemahkan sebagai "jalan yang benar" atau "jalan menuju kebenaran", telah menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis demokrasi dan anti-rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela. Gandhi sering mengatakan kalau nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang berdasarkan kepercayaan Hindu tradisional: kebenaran (satya), dan non-kekerasan (ahimsa). Maka tidak heran jika dalam WRB DT.1/SP/7 JAN/11, yang mengusung tema nirkekerasan, nama Gandhi turut dibawa serta.

2) DT.3/SP/4 FEB/11

(212) Aktor kawakan Anwar Fuadi yang juga sahabat Bambang,

mengapresiasi karya ini menggetarkan hati. (213) Musisi dan pencipta lagu Deddy Dores pun mengatakan , “Ini buku penting, supaya kita tahu ada sisi lain dari dunia artis. Bukan glamornya saja.

(214) Menurut aktor senior Deddy Mizwar, pesan-pesan dalam buku ini potret nyata bahwa seni pun bila berada di korior ilahiah maka ia dapat mengantarkan seseorang mengenal Tuhan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Seperti halnya pada WRB (212), pemahaman akan tokoh dalam sebuah wacana merupakan suatu hal yang penting untuk dapat memahami wacana secara utuh. Pada WRB (212), (213), dan (214), pembaca dapat memahami jika mengikuti dunia entertainment, dunia perfilman atau paling tidak sering menyaksikan acara infotainment di televisi. Meskipun nama- nama berikut merupakan nama “lawas” namun orang pasti sudah tidak asing jika mendengarnya. Yang pertama yaitu Anwar Fuadi. Pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 14 Maret 1947 adalah aktor senior Indonesia. Mantan Ketua PARSI periode 1998-2006 ini bermain sebagai peran antagonis hampir di semua film dan sinetron yang dibintanginya. Sampai saat ini tidak kurang dari 34 judul film dan 24 judul sinetron telah ia bintangi. Meski sekarang ia lebih aktif di dunia politik, nama Anwar Fuady tetap tidak bisa dihapus begitu saja dari dunia keartisan menimbang sudah begitu banyak pengalaman yang ia ecap dari dunia tersebut.

Nama selanjutnya yang muncul yakni Deddy Dores. Sedikit berbeda dengan Anwar Fuady, nama Deddy Dores lebih terdengar akrab bagi pembaca yang menyukai lagu-lagu era 90-an. Nama ini pasti sudah tidak asing lagi bagi pencinta musik pop Indonesia. Ia salah satu dari segelintir musisi yang besar jasanya untuk perkembangan industri musik lokal. Dalam 34 tahun kiprahnya di industri musik, Deddy sudah menciptakan sekira 1.600 judul lagu. Hebatnya, 300 di antaranya sukses menjelma jadi hit Deddy merupakan produser sekaligus pencipta lagu.

Dari hasil lagu ciptaannya, ia mampu melambungkan beberapa nama artis. Sebut saja (alm) Nike Ardila, Nafa Urbach, Ella (artis asal Malaysia), Anie Carera dll. Di jalur band, grup seperti Giant Step pernah mencatat namanya sebagai vokalis dan pendiri. Jauh sebelumnya, formasi Freedom of Rhapsodia pernah disinggahinya dan sempat melejitkan tembang "Hilangnya Seorang Gadis". Meski Dari hasil lagu ciptaannya, ia mampu melambungkan beberapa nama artis. Sebut saja (alm) Nike Ardila, Nafa Urbach, Ella (artis asal Malaysia), Anie Carera dll. Di jalur band, grup seperti Giant Step pernah mencatat namanya sebagai vokalis dan pendiri. Jauh sebelumnya, formasi Freedom of Rhapsodia pernah disinggahinya dan sempat melejitkan tembang "Hilangnya Seorang Gadis". Meski

commit to user

belakangan namanya jarang terdengar, namun kiprahnya di dunia musik dan keartisan tidak dapat dipandang sebelah mata.

Nama terakhir yang muncul adalah Deddy Mizwar. Dibandingkan dua nama sebelumnya, harusnya nama ini lebih terdengar familiar karena Deddy Mizwar masih aktif malang melintang di dunia yang terkenal glamor ini. Pria yang lahir di Jakarta, 5 Maret

56 tahun yang lalu ini adalah seorang aktor senior dan sutradara Indonesia. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pertimbangan Perfilman Nasional periode 2006-2009.

Sejak tahun 1997, ia mendirikan production house-nya sendiri, PT Demi Gisela Citra Sinema, dengan produksi pertama serial tv "Mat Angin", disusul kemudian dengan serial ramadan "Lorong Waktu" (6 season), "Demi Masa", "Kiamat Sudah Dekat" (film dan serial tv), film "Ketika", film "Nagabonar Jadi 2", serial tv "Para Pencari Tuhan", dan terakhir film "Identitas" yang meraih Piala Citra sebagai film terbaik FFI 2009. Di semua judul itu, Deddy Mizwar bertindak selaku produser sekaligus aktor dan sutradaranya. Sinetron dan film produksi Citra Sinema dikenal konsisten mengandung muatan religi dan komedi, meski beberapa judul bergenre drama, misalnya serial tv "Adillah" (RCTI), "Rinduku CintaMu" (SCTV), dan "Gerbang Penantian" (Lativi).

Satu dari enam bersaudara hasil buah perkawinan H. Adrian Andres dan Sun'ah ini berhasil membintangi tidak kurang dari 34 judul film yang sebagian dia sekaligus berdiri sutradara, 5 judul sinetron, dan 7 iklan. Selain itu Deddy Mizwar juga tidak jarang mendapat penghargaan atas prestasinya di dunia perfilman termasuk berhasil membawa pulang predikat pemeran pria terbaik FFI dalam Naga Bonar Jadi 2 pada tahun 2007. Berdasarkan latar belakang tersebut maka bukan hal yang aneh jika nama Deddy Mizwar dimasukkan dalam daftar narasumber dalam buku Artispun Bertuhan: Menembus Batas- batas aqidah & Syari‟ah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) DT.5/SP/ 18 MAR/11

(215) Kekhalifahan Islam yang sempat berjaya pada Abad Pertengahan telah memberikan sumbangsih sangat ternilai bagi peradaban modern.

(216) Sekitar 600 tahun sebelum Roger Bacon dan Leonardo Da Vinci-sarjana Barat- mencoba terbang menjelajahi angkasa, ilmuwan muslim Abbas Ibnu Firnas pada Abad Ke-9M telah berhasil melakukan uji coba penerbangan dengan teknologi yang dikembangkannya.

WRB pada data (215) membuat seseorang yang membacanya berusaha untuk memutar otak kembali pada pelajaran sejarah Islam pada mata pelajaran Agama Islam yang didapatkannya di bangku SD, SMP, atau SMA. Pada abad ke-8 M hingga 13 M, Islam mengalami era keemasan dan hal tersebut begitu banyak meninggalkan warisan bagi peradaban manusia. Dalam masa kejayaannya, umat Islam ternyata telah berhasil melakukan transformasi fundamental di sektor pertanian yang kini dikenal sebagai Revolusi Hijau Abad Pertengahan atau Revolusi Pertanian Muslim.

Kala itu, para saudagar muslim di sepanjang „dunia tua‟ yakni Eropa, Asia, dan Afrika sebelum abad ke-15 M , mampu membangun perekonomian global. Revolusi hijau telah memungkinkan beragam tanaman berikut teknik bercocok tanamnya menyebar ke berbagai penjuru dunia Islam. Pada era itu, berbagai teknik serta penyebaran berbagai hasil pertanian dari luar dunia Islam dapat dengan mudah diadopsi.

Umat Islam pada abad pertengahan juga telah menjadi pelaku utama globalisasi hasil pertanian. Ketika itu, tanaman asal Afrika seperti gandum, buah jeruk khas negeri tirai bambu Cina, serta sejumlah tanaman asli dari India seperti buah mangga, beras, kapas, serta gula tebu ternyata dikembangkan dan didistribusikan melalui tanah-tanah yang dikuasai Islam.

Cikal bakal globalisasi sudah mulai terbentuk ketika Dinasti Islam menjadi pusat peradaban dunia dan Islam berada dalam era Cikal bakal globalisasi sudah mulai terbentuk ketika Dinasti Islam menjadi pusat peradaban dunia dan Islam berada dalam era

commit to user

keemasan. Ketika itu, pengetahuan, perdagangan dan perekonomian dari berbagai wilayah yang awalnya terisolasi mulai menjalin kontak dengan para penjelajah, pelaut, sarjana, saudagar, serta wisatawan Muslim.

Seiring berkembang pesatnya ilmu pengetahuan di pusat-pusat pemerintahan Islam, para sarjana dan petani Muslim mulai mengembangkan inovasi di bidang pertanian. Seperti diungkapkan Glick, umat Islam pada era itu sudah mengembangkan sistem rotasi tanam dengan cara modern. Dengan mengetahui karakteristik tanaman serta tanah, para petani pada saat itu bisa memanen hasil pertaniannya lebih banyak dan lebih sering. Dr Zohor Idrisi dalam tulisannya berjudul The Muslim Agricultural Revolution mengungkapkan, para saudagar yang menjelajah dunia selalu pulang membawa bibit tanaman.

Selajutnya untuk dapat memperoleh pemahaman secara utuh pada WRB (216) kita perlu membuka memori otak kita pada pengetahuan tokoh sains asal Barat. Leonardo da Vinci, ketika nama itu yang terbaca mungkin ingatan kita tertuju pada nama pelukis kenamaan asal Italy atau lukisan Monalisa. Hal tersebut tidak salah, Leonardo da Vinci memang terkenal sebagai pelukis Renaisans, namun ternyata bukan hanya itu saja keahlian yang dimilikinya. Ia ternyata juga seorang arsitek, musisi, penulis, dan pematung. Ia juga dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat semasa hidupnya, sebagai contoh ide- idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya lewat gambar- gambar dwiwarna.Selain itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, dan teknik sipil bahkan juga kuliner.

Pada usia belia, beliau sudah belajar melukis dengan Andrea del Verrocchio dan mulai melukis di Firenze.Ada kabar mengisahkan Verrochio menyatakan pensiun melukis setelah menyaksikan bahwa lukisan muridnya yang satu ini lebih bagus dari lukisannya sendiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selain menjadi pelukis Leonardo juga sanggup menunjukkan kemampuannya di bidang yang lain. Pada tahun 1481 Leonardo pindah ke Milan untuk bekerja dengan Adipati(Duke) di sana.Hasil karyanya selama di Milan yang paling termashur adalah Kuda Sforza yang dikerjakannya selama kurang lebih 11 tahun. Namun di situ ia tidak hanya melukis dan membuat patung saja, melainkan juga mengubah jalan-jalan sungai dan membangun kanal-kanal, serta menghibur Duke dengan memainkan lut dan bernyanyi. Lalu ia bekerja untuk Raja Louis XII dari Perancis di Milan dan untuk Paus Leo X di Roma

Sementara itu ia membantu Raphael dan Michaelangelo dalam merancang katedral Santo Petrus.Dalam hidupnya Leonardo sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia mulai mempelajari burung terbang dan mulai merancang mesin terbang. Hal ini yang menjadikan alasan nama Leonardo da Vinci turut disebut sebagai ilmuwan Barat yang merintis bidang kedirgantaraan.

Nama selanjutnya yakni Roger Bacon. Ia adalah penemu kaca pembesar ia dikenal juga sebagai Doktor Mirabilis. Dia adalah seorang filsuf Inggris dan biarawan Fransiskan yang meletakkan penekanan pada empirisisme. Dia kadang-kadang dinobatkan sebagai salah satu penganjur metode ilmiah modern di Eropa, yang diilhami oleh karya- karya Plato dan Aristoteles melalui ilmuwan Islam pendahulu dan sarjana Yahudi : Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan Maimonides.

Sepanjang hidupnya bacon banyak menghasilkan penemuan- penemuan, diantaranya optik, alkimia, pembuatan mesiu, posisi dan ukuran benda-benda angkasa, dan kemudian mengantisipasi penemuan-penemuan mikroskop, teleskop,kaca mata, pesawat terbang, hidrolika, kapal uap. Bacon mempelajari astrologi dan percaya bahwa benda-benda langit memiliki pengaruh terhadap nasib dan pikiran manusia. Penemuannya tentang pesawat terbang itulah yang membawa namanya disandingkan dengan Abbas Ibnu Firnas, ilmuwan muslim Sepanjang hidupnya bacon banyak menghasilkan penemuan- penemuan, diantaranya optik, alkimia, pembuatan mesiu, posisi dan ukuran benda-benda angkasa, dan kemudian mengantisipasi penemuan-penemuan mikroskop, teleskop,kaca mata, pesawat terbang, hidrolika, kapal uap. Bacon mempelajari astrologi dan percaya bahwa benda-benda langit memiliki pengaruh terhadap nasib dan pikiran manusia. Penemuannya tentang pesawat terbang itulah yang membawa namanya disandingkan dengan Abbas Ibnu Firnas, ilmuwan muslim

commit to user

yang juga melakukan uji coba penerbangan jauh sebelum Roger Bacon melakukannya.