Gambar 5.4 Histogram Keluhan Operator di Stasiun Penjemuran
5.2.2 Pengolahan Data Fisiologi
5.2.2.1 Metode Penilaian Langsung
Persamaan yang digunakan dalam menghitung nilai konsumsi energi dapat dilihat dari hasil penelitian Muller 1962. Perhitungan konsumsi energi untuk
setiap operator di UD Ngatimin adalah sebagai berikut:
Di mana: Y =
Energi Kkalmenit
X = Kecepatan denyut jantung denyut per menit
Klasifikasi beban kerja berdasarkan nilai konsumsi energi Y dengan konversi satuan ke dalam Kkal per jam, yaitu sebagai berikut:
1. Beban kerja ringan, untuk 100 – 200 Kkaljam 2. Beban kerja sedang, untuk 201 – 350 Kkaljam
Universitas Sumatera Utara
3. Beban kerja berat, untuk di atas 351 Kkaljam Contoh perhitungan:
Nilai konsumsi energi untuk operator I, dengan denyut nadi kerja 127 dpm adalah sebagai berikut:
Y = 1,80411 – 0,0229038 127 + 4,71711 . 10
-4
127
2
= 6,5036 Kkalmenit = 390,2132 Kkaljam
Perhitungan nilai konsumsi energi pada UD. Ngatimin untuk masing- masing operator dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut:
Tabel 5.7 Perhitungan Energi Hari Ke
Nama DNK X
Energi Ymenit
Energi Yjam
Kategori
I I 127
6.5036 390.2132
berat II 124 6.2171
373.0240 berat
II I
121 5.9391 356.3443 berat
II 122
6.0308 361.8476 berat III
I 121
5.9391 356.3443 berat II
125 6.3116 378.6972 berat
IV I
125 6.3116 378.6972 berat
II 124
6.2171 373.0240 berat V
I 123
6.1235 367.4075 berat II
121 5.9391 356.3443 berat
5.2.2.2 Metode Penilaian Tidak Langsung
Metode penilaian tidak langsung adalah metode penilaian dengan menghitung denyut nadi selama operator bekerja. Pengukuran denyut nadi selama
bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovascular strain. Peralatan yang dapat digunakan untuk menghitung denyut nadi adalah Omron. Adapun
Universitas Sumatera Utara
persamaan yang digunakan untuk menentukan beban kerja pada masing-masing stasiun ini dengan menggunakan metode cardiovascularload CVL.
CVL merupakan
suatu perhitungan
untuk menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan
denyut nadi maksimum. Berikut ini ditunjukkan persamaan CVL yaitu:
Denyut nadi maksimum adalah sebagai berikut: a. Laki-laki = 220 – umur
b. Wanita = 200 – umur
Dari hasil perhitungan CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut:
a. X 30 = tidak terjadi kelelahan
b. 30 X 60 = diperlukan perbaikan c. 60 X 80 = kerja dalam waktu singkat
d. 80 X 100 = diperlukan tindakan segera e. X 100
= tidak diperbolehkan beraktivitas Penentuan Persentase Cardiovasculerload
Untuk menghitung beban kerja pada UD. Ngatimin dengan metode cardiovasculerload
CVL dari data yang didapat pada saat penelitian. Langkah pertama tentukan terlebih dahulu beberapa denyut nadi maksimumnya, dengan
menggunakan rumus 220-umur untuk laki-laki dan 200-umur untuk wanita. Sebagai contoh diambil salah satu operator:
Universitas Sumatera Utara
Denyut nadi maksimum untuk operator I: Wanita = 200 – umur = 200 – 42 = 158
Perhitungan CVL untuk operator I, sebagai berikut:
Perhitungan nilai CVL untuk masing-masing operator pada UD. Ngatimin dapat dilihat pada Tabel 5.8 sebagai berikut:
Tabel 5.8 Perhitungan Nilai CVL Tenaga Kerja Hari Ke
Nama DNI
DNK Umur
DN
max
CVL Keterangan
I I
92 127 42 158 53.0303
Diperlukan perbaikan
II 91 124 45 155
51.5625 Diperlukan
perbaikan II
I 97 121 42 158
39.3443 Diperlukan
perbaikan II
88 122 45 155 50.7463
Diperlukan perbaikan
III I
97 121 42 158 39.3443
Diperlukan perbaikan
II 95 125 45 155 50 Diperlukan
perbaikan IV
I 94 125 42 158
48.4375 Diperlukan
perbaikan II
89 124 45 155 53.0303
Diperlukan perbaikan
V I
90 123 42 158 48.5294
Diperlukan perbaikan
II 90 121 45 155
47.6923 Diperlukan
perbaikan
5.2.3 Pengolahan Postur Kerja