Shifting Bottleneck Heuristic Penjadwalan

3. Menambah nilai f sesuai dengan waktu proses operasi yang sudah terjadwal. Langkah 5: Iterasi terus dilakukan, sampai semua operasi terjadwal, apabila masih ada operasi yang belum terjadwal kembali ke langkah 2.

3.1.5. Shifting Bottleneck Heuristic

6 1. i,j : Suatu metode dimana i adalah operasi dan j adalah pekerjaan. Pada prinsipnya metode Shifting Bottleneck Heuristic adalah menjadwalkan terlebih dahulu operasi-operasi dari setiap pekerjaan yang mesinnya dalam keadaan bottleneck. Kondisi bottleneck ini dapat dilihat dari nilai keterlambatan yang paling besar pada suatu mesin, oleh karena itu bila tidak ada mesin yang mengalami bottleneck nilai keterlambatannya adalah nol atau negatif, maka proses iterasi dihentikan, artinya semua operasi dari setiap pekerjaan yang diproses pada mesin-mesin yang telah terjadwal. Berikut ini adalah notasi-notasi yang digunakan dalam metode Shifting Bottleneck Heuristic. 2. Cmax : Waktu penyelesaian seluruh pekerjaan atau lebih dikenal dengan makespan. 3. M : Sekumpulan mesin 4. pij : Processing Time adalah waktu untuk menyelesaikan operasi ke i dari suatu pekerjaan ke j. 6 Pinedo,Michael. Scheduling Theory, Algorithms and System. Hal. 167 Universitas Sumatera Utara 5. Rij : Ready Time adalah waktu dimana operasi ke-I dari suatu pekerjaan ke-j paling cepat dimulai. 6. Dij : Due date adalah waktu penyelesaian opersi ke i dari suatu pekerjaan ke j. 7. L : Keterlambatan pada pekerjaan Langkah –langkah metode Shifting Bottleneck Heuristic adalah sebagai berikut: Langkah 1: Inisilisasi Mengidentifikasi mesin yang akan dijadwalkan Mo = ∅. Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk membuat job C j , lalu menentukan waktu yang terlama sebagai makespan C max . Langkah 2: Menganalisis mesin untuk dijadwalkan Memperkirakan waktu siap Rij. Menghitung keterlambatan dari masing-masing mesin L. Langkah 3: Menyeleksi yang terlambat dan menjadwalkan Perhitungkan mesin yang memiliki keterlambatan terbesar atau terlama L. Jadwalkan mesin yang memiliki keterlambatan maksimum L max . Langkah 4: Menjadwalkan keseluruhan mesin yang belum terjadwal Memperkirakan waktu siap Rij. Melakukan penjadwalan pada mesin yang belum terjadwalkan. Langkah 5: Penjadwalan selesai Lakukan penjadwalan sampai jumlah mesin yang dijadwalkan sama dengan jumlah mesin yang ada. Universitas Sumatera Utara

3.2. Pengukuran Waktu

Time Study Pengukuran kerja merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengamati pekerjaan dan mencatat waktu kerja dengan menggunakan alat yang sesuai. Waktu yang diukur adalah waktu siklus dari pekerjaan itu yaitu waktu penyelesaian dalam satuan waktu mulai dari bahan baku, diperoses hingga menjadi produk jadi. Pengukuran waktu kerja ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menekan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku tersebut merupakan waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja yang terbaik 7 1. Penentuan perencanaan dan penjadwalan kerja. . Hasil pengukuran waktu kerja digunakan untuk berbagai perencanaan dan pengambilan keputusan dalam perusahaan, antara lain: 2. Penentuan biaya standar dan sebagai bantuan dalam penentuan anggaran. 3. Perkiraan biaya produk sebelum memproduksi. 4. Penentuan keefektifan mesin, jumlah mesin yang dapat dioperasikan oleh seorang operator dan sebagai bantuan dalam menyeimbangkan jalur perakitan. 5. Penentuan waktu standar digunakan sebagai dasar dalam pembayaran insentif gaji pekerja langsung dan pekerja tidak langsung. 6. Waktu standar digunakan sebagai dasar pengendalian biaya tenaga kerja. Waktu standar adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator untuk menyelesaikan satu siklus kegiatan yang dilakukan menurut metode tertentu, pada 7 Sutalaksana, Z. I., A. Ruhana, dan J. H. Tjakraatmadja, Teknik Tata Cara Kerja. hal. 118. Universitas Sumatera Utara