Perhitungan Persentase Penghematan Makespan

Efficiency Index EI dirumuskan sebagai : istic MetodeHeur FCFS Makespan Makespan EI = Efficiency Index EI 942 , 178,08 167,76 = = EI 1, maka metode usulan yang diberikan memiliki performance yang buruk dibandingkan dengan metode yang digunakan perusahaan .

5.2.4.2. Perhitungan Persentase Penghematan Makespan

Persentase penghematan makespan digunakan untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan makespan yang dihasilkan oleh kedua metode. 100 tan . × − = istic MetodeHeur FCFS istic MetodeHeur Makespan Makespan Makespan penghema Persentase 1. Perbandingan antara Metode FCFS dan Metode Shifting Bottleneck Heuristic. 281 , 10 100 152,12 76 , 167 12 , 152 tan . = × − = penghema Persentase 2. Perbandingan antara Metode FCFS dan Metode Metode Priority Dispatching Heuristic aturan SPT. 246 , 52 100 110,19 76 , 167 19 , 110 tan . = × − = penghema Persentase Universitas Sumatera Utara 3. Perbandingan antara Metode FCFS dan Metode Priority Dispatching Heuristic aturan MWKR. 287 , 47 100 113,9 76 , 167 9 , 113 tan . = × − = penghema Persentase 4. Perbandingan antara Metode FCFS dan Metode Priority Dispatching Heuristic aturan LWKR. 604 , 13 100 147,67 76 , 167 67 , 147 tan . = × − = penghema Persentase 5. Perbandingan antara Metode FCFS dan Metode Priority Dispatching Heuristic aturan LPT. 795 , 5 100 178,08 76 , 167 08 , 178 tan . = × − = penghema Persentase Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Penjadwalan dengan Metode

First Come First Serve PT. Bina Karya Logam Mandiri selama ini menggunakan metode First Come First Serve dalam menjadwalkan setiap job yang datang. Berdasarkan data yang diperoleh selama bulan Desember 2013 urutan job yang dikerjakan berdasarkan job yang pertama sekali datang adalah job 3-job 4-job 2-job 5 –job 1. Dengan aturan First Come First Serve ini, diperoleh makespan sebesar 10042 menit = 167,76 jam. Dari keadaan diatas dapat dianalisis bahwa metode penjadwalan yang diterapkan perusahaan belum tepat untuk memenuhi seluruh order. Karena dalam kenyataannya perusahaan sering mengalami keterlambatan pengiriman.

6.2. Analisis Penjadwalan dengan Metode

Shifting Bottleneck Heuristic Penjadwalan dengan metode Shifting Bottleneck Heuristic digunakan untuk menemukan mesin yang mengalami bottleneck, yang memiliki beban pekerjaan yang besar. Mesin yang bottleneck ditentukan dari nilai keterlambatan maksimumnya. Mesin yang memiliki keterlambatan maksimum terbesar dan bernilai positif adalah mesin yang mengalami bottleneck. 17 Dari hasil perhitungan dengan metode Shifting Bottleneck Heuristic diperoleh bahwa nilai makespan adalah 9128 menit = 152,12 jam. Dari keadaan 17 Pinedo,Michael. Scheduling Theory, Algorithms and System. Hal. 167 Universitas Sumatera Utara