298 adalah bagaimana seseorang mempunyai kemudahan untuk
tertidur tanpa bantuan medis. Hal yang sama juga terjadi pada perawat pensiun.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pola kerja shift perawat pensiun hampir sama dengan perawat pelaksana. Hanya
bedanya pada pergantian jadwal shift pada responden pensiun ada yang terjadi 1 minggu. Semasa kerja juga responden pensiun
memiliki pola tidur 1xhari dengan lama tidur terbanyak 5-6 jam. Dan kedalaman tidur pun terbanyak tidak nyenyak yaitu dari 30
responden, terdapat 21 responden 70 memiliki tidur tidak nyenyak dan hanya 9 responden 30 yang dapat tidur dengan
nyenyak. Setelah pensiun pun responden memiliki pola tidur tidak banyak berubah. Responden masih banyak yang tidur 1xhari,
sedangkan yang berubah hanya pada jumlah tidur per jam yaitu menjadi 6-7 jam. Sehingga bisa dikatakan bahwa gangguan tidur
yang dialami oleh perawat pensiun dipengaruhi pola kerja shift semasa kerja.
b. Aktivitas setelah Shift Malam
Gangguan tidur tidak hanya dipengaruhi karena pola kerja shift tapi juga dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas lain yang dilakukan
responden di luar rumah sakit. Aktivitas-aktivitas ini terbanyak berkaitan dengan pekerjaan rumah tangga yang harus diselesaikan
responden setelah shift malam karena mengingat banyak
299 responden yang telah berstatus menikah. Aktivitas-aktivitas
tersebut adalah mengurus keperluan rumah tangga dan mengurus anak. Sedangkan lainnya karena ada tugas praktik klinik di luar
rumah sakit. Sehingga banyak responden baru bisa tidur di atas jam 09.00 sampai lebih dari jam 12.00 dengan lama tidur siang 1-2
jam 54,3. Akibatnya banyak responden yang merasa kelelahan dan kurang tidur.
c. Lingkungan
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa gangguan tidur yang dialami responden juga disebabkan karena faktor lingkungan.
Banyak responden yang setelah shift malam tidak dapat tidur siang dengan nyenyak 56,95 karena suhu lingkungan yang panas,
cahaya yang terang, suara bising, pola tidur yang berubah, anak rewel, dan kelelahan. Hal yang sama juga berlaku pada tidur
malam. Faktor lingkungan mempunyai pengaruh pada perawat aktif sebanyak 31,2 dari 232 responden. Sedangkan pada perawat
pensiun sebanyak 3 responden 17,7 dari 30 responden.
d. Faktor Psikologi
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pada perawat pelaksana, mengalami gangguan tidur disebabkan juga karena
faktor psikologis yaitu stres 12,3 dari 232 responden. Pada perawat pensiun tidak ditemukan mengalami stres. Stres yang
dialami responden aktif diduga disebabkan karena rutinitas
300 pekerjaan yang padat dan kurang istirahat. Menurut penelitian
Madide 2003 shift kerja dapat berpengaruh terhadap kehidupan psikologis.
e. Penyakit
Pada penelitian ini juga ditemukan responden mengalami gangguan tidur karena mempunyai penyakit, seperti: nyeri otot,
penyakit kronis paru dan jantung, dan pusing pada perawat pensiun. Pada perawat pelaksana terdapat sebanyak 9,8 dari
232 responden. Sedangkan pada perawat pensiun sebanyak 11,8 dari 30 responden.
f. Faktor Usia