45 orang berpendidikan D3 Keperawatan. Masa kerja kepala bangsal
senior 30 tahun dan kepala bangsal junior 13 tahun. Usia kepala bangsal tertua 52 tahun dan usia kepala bangsal paling muda 38
tahun.
b. Karakteristik Perawat Aktif 1 Usia
Tabel 2.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi
Persen
15-20 1
0,4 21-30
87 37,5
31-40 126
54,3 41-50
18 7,8
Total 232
100
Tabel 2.1. diketahui bahwa responden terbanyak adalah kelompok usia 31-40 tahun 54,3 kemudian diikuti oleh kelompok
usia 21-30 tahun 37,5. Sedangkan responden yang paling sedikit adalah kelompok usia 15-20 tahun 0,4 dan kelompok
usia 41-50 tahun 7,8. Rata-rata usia responden 31, 34 tahun.
2 Jenis Kelamin Tabel 2.2. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi
Persen
Laki-laki 66
28,4 Perempuan
166 71,6
Total 232
100
46 Tabel 2.2. menunjukan bahwa sebagian besar responden
adalah perempuan 71,6 dan sisanya adalah laki-laki 28,4.
3 Suku Tabel 2.3. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Suku
Suku Frekuensi
Persen
Jawa 228
98,3 Batak
1 0,4
Minang 1
0,4 Dayak
1 0,4
Toraja 1
0,4
Total 232
100
Tabel 2.3. menunjukan bahwa sebagian besar responden berasal dari suku jawa 98,3 dan sisanya berasal dari Batak,
Minang, Dayak dan Toraja sebesar 1,6.
4 Status Pernikahan Tabel 2.4. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Status Pernikahan
Status Pernikahan Frekuensi
Persen
Belum Menikah 35
15,1 Menikah
196 84,5
Janda 1
0,4 Duda
Total 232
100
Tabel 2.4 diketahui bahwa sebagian besar responden telah menikah sebanyak 84,5. Sedangkan sisanya belum menikah
15,1 dan sudah janda 0,4.
47
5 Pendidikan Keperawatan
Responden terbanyak memiliki pendidikan DIII keperawatan sebesar 73,7. Sedangkan untuk pendidikan S1 Keperawatan
sebanyak 9,9, hampir seimbang dengan pendidikan SPK 6,5. Sedangkan sisanya mengikuti pendidikan profesi Ners dan
ada juga yang melanjutkan studi dari SPK ke Diploma dan Sarjana, serta dari Diploma ke sarjana dan profesi ners Lih.Lampiran: Tabel
2.288; Hal. 428.
6 Pelatihan Keperawatan
Sebagian besar responden pernah mengikuti pelatihan keperawatan sebanyak 59,9 139 responden. Dan presentase
terbanyak menunjukan responden mengikuti pelatihan PPGD Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat sebanyak 50,4 Lih.
Lampiran: Tabel 2.290; Hal. 429.
7 Masa Kerja Di Rumah Sakit Tabel 2.5. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Masa Kerja di Rumah Sakit
Masa Kerja Di Rumah Sakit Frekuensi
Persen
0-5 tahun 75
32,3 6-10 tahun
66 28,4
11-15 tahun 53
22,8 16-20 tahun
26 11,2
20 tahun 12
5,2
Total 232
100
48 Tabel 2.5. menunjukan bahwa sebagian besar responden
berada pada masa kerja 0-5 tahun 32,3, kemudian masa kerja 6-10 tahun 28,4, disusul masa kerja 11-15 tahun 22,8, dan
sisanya pada masa kerja 16-20 tahun dan 20 tahun sebesar 16,4.
8 UnitBangsal Kerja Tabel 2.6. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan UnitBangsal Kerja
UnitBangsal Kerja Frekuensi
Persen
IGD 26
11,2 ICU
32 13,8
HCU 12
5,2 Operasi
21 9,1
Perinatologi 10
4,3 Obstetri
11 4,7
Anak 31
13,4 Medikal bedah
14 6,0
Penyakit dalam 14
6,0 Perawatan umum
51 22,0
Poliklinik 10
4,3
Total 232
100
Berdasarkan Tabel 2.6. diketahui bahwa jumlah responden terbanyak ada di unitbangsal perawatan umum, ICU, Anak, IGD,
dan ruang Operasi sebanyak 69,5. Sedangkan jumlah responden yang paling sedikit ada di HCU, Perinatologi, Obstetri,
Medikal Bedah, Penyakit Dalam, dan unit Poliklinik sebesar 30,5.
49
9 Masa Kerja di UnitBangsal Kerja Tabel 2.7. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Masa Kerja di UnitBangsal
Masa Kerja Di Unit Kerja Frekuensi
Persen
1 tahun 34
14,7 1-2 tahun
51 22,0
3-4 tahun 38
16,4 5 tahun
109 47,0
Total 232
100
Tabel 2.7. menunjukan bahwa sebagian besar responden berada pada masa kerja 5 tahun 47,0, sedangkan yang terkecil
adalah masa kerja 1 tahun 14,7. Sisanya sudah bekerja di unitbangsal selama 1 sampai 4 tahun sebesar 38,4.
10 Jadwal Shift Tabel 2.8. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Jadwal Shift
Jadwal Shift Frekuensi
Persen
Pagi 88
37,9 Siang
45 19,4
Malam 30
12,9 Pagi Siang
6 2,6
Pagi Malam 11
4,7 Siang Malam
7 3,0
Pagi, Siang Malam 45
19,4
Total 232
100
Berdasakan Tabel 2.8. diketahui bahwa sebagian besar responden bekerja pada jadwal shift pagi 37,9, sedangkan yang
50 paling sedikit bekerja pada jadwal 2 shift siang-malam sebanyak
3,0. Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan menyatakan
bahwa shift kerja dibagi dalam 3 shift, yaitu: pagi, siang dan malam. Pembagian jadwal shift di setiap ruanganbangsal berbeda-beda
karena tergantung pada jumlah perawat, lama kerja, dan juga tergantung pada kekhususan ruangan dalam menangani pasien,
hal ini berkaitan dengan ketrampilan dan kemampuan perawat dalam menangani pasien. Setiap shift harus ada kepala tim yang
mengkoordinasi jalannya shift di ruangan dan juga sebagai pengambilan keputusan bila kepala ruangan tidak ada. Oleh
karenanya lama masing-masing shift pagi-siang-malam berbeda- beda disetiap ruangan. Hasil wawancara sebagai berikut:
Ny. U: “Membuat jadwal harus memperhatikan ada berapa
banyak perawat senior, perawat yang sudah mengikuti pelatihan PPGD karena pada setiap shift 2 kriteria ini
harus ada. Jadi perawat seniornya 2 orang dan perawat junior 1 orang. Selain itu melihat pada
kapasitas tempat tidur karena perbandingannya 1:3 yang artinya 1 orang perawat menangani 3 pasien.
Shiftnya dibagi dalam 3 shift yaitu pagi, siang dan malam. shift pagi dan siang tidak tentu sedangkan shift
malam 2 hari” Ny. I:
“Shift dibagi dalam 3 shift pagi, siang dan malam. Jumlah perawat perinatologi ada 6 orang 1 kepala
ruang dan 5 orang perawat pelaksana ditambah dengan 1 pembantu perawat, maka shift pagi 3 orang,
shift siang 2 orang dan shift malam 1 orang” Ny. R:
“Membagi jadwal dalam 3 shift yaitu shift pagi, shift siang dan shift malam. Setiap shift harus ada yang
mengepalai biasa disebut penanggug jawab tim. Shift pagi biasanya ditangani langsung oleh kepala ruang
dan wakil kepala ruang sedangkan shift siang dan malam dikoordinir oleh kepala tim. Kepala ruang dan
wakil kepala ruang tidak mengikuti shift. Shift siang 2
51
hari, shift malam 2 hari dan shift pagi biasanya 4 hari.” Tn. S:
“Jumlah total perawat di ruang ini ada 13 orang yang terdiri 1 orang kepala ruang, 1 orang wakil kepala
ruang dan 11 orang perawat pelaksana. Kepala ruang dan wakil kepala ruang tidak ikut shift dan hanya
berdinas di pagi hari, sedangkan perawat pelaksana diwajibkan mengikuti shift. Pembagian shiftnya dalam
3 shift yaitu shift pagi, siang dan malam. Pembagian jadwalnya dalam hitungan bulan jadi untuk setiap
perawat fungsional dalam 1 bulan mengikuti shift pagi sebanyak 9 kali, shift siang sebanyak 6 kali dan shift
malam sebanyak 6 kali.” Ny. N:
“Membagi jadwal shift ada rumusnya tersendiri. Dari perhitungan rumus ini didapatkan bahwa seharusnya
jumlah tenaga di IGD adalah 17 orang tapi untuk saat ini tenaga yang di ada di IGD hanya 12 orang. Dari 12
orang ini saya bagi menjadi: shift pagi 4 perawat, shift siang 4 perawat, dan shift malam 2 orang. 12 orang itu
termasuk kepala ruang. Shift pagi dan shift siang tidak
tentu harinya sedangkan shift malam 2 malam.” Ny. S:
”Membagi shift dalam 3 shift yaitu shift pagi, siang, dan malam. dalam sebulan shift pagi tidak tentu, shift siang
tidak tentu dan shift malam 3 malam. Setelah shift malam akan diberikan libur 1 hari. Di kamar OK ada 14
perawat yang terbagi menjadi 1 kepala ruang dan 13 perawat pelaksana. Kepala ruang masuk pagi saja
sedangkan perawat pelaksana dinas 3 shift pagi, siang dan malam. 13 perawat pelaksana ini akan
dibagi dalam 3 tim yaitu tim asisten, tim instrumen dan tim sirkuler. Setiap shift harus ada ket
iga tim ini.”
11 Pergantian Jadwal Shift Tabel 2.9. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pergantian Jadwal Shift
Pergantian Jadwal Shift Frekuensi
Persen
1 hari 15
6,5 2 hari
60 25,9
3 hari 107
46,1 3 hari
18 7,8
Tidak tentu 32
13,8
Total 232
100
52 Tabel 2.9. diketahui bahwa sebagian besar responden
menjawab pergantian jadwal shift terjadi selama 3 hari 46,1, selanjutnya diikuti dengan responden yang menjawab 2 hari
sebanyak 25,9. Sedangkan lainnya menjawab 1 hari, 3 hari, 3 hari dan tidak tentu sebanyak 28,1.
Hasil wawancara dengan kepala ruangan mengatakan bahwa pergantian jadwal shift dalam sebulan bisa terjadi 3-4 kali, tapi juga
bisa terjadi 2 hari. Hasil wawancara sebagai berikut:
Tn. A “Dalam sebulan shift malam bisa 6 malam, shift siang
3-4 hari, dan shift pagi tidak tentu. Setelah shift malam selama 2 hari lepas kemudian libur terus
masuk pagi atau siang.” Ny. N
“Shift pagi dan shift siang tidak tentu harinya sedangkan shift malam 2 malam.”
Ny. Y Shift pagi 4-5 kali, shift siang minimal 4-5 kali dan
shift malam 3 kali.” Ny. R
Shift siang 2 hari, shift malam 2 hari dan shift pagi biasanya 4 hari.”
Tn. S Pembagian jadwalnya dalam hitungan bulan jadi
untuk setiap perawat fungsional dalam 1 bulan mengikuti shift pagi sebanyak 9 kali, shift siang
sebanyak 6 kali dan shift malam sebanyak 6 kali. ” Tn.S
:”Pedoman pembagian jadwal shift ada. Dulu tahun 1992, shift kerja untuk masing-masing shift
berlangsung selama 1 minggu tapi ini terlalu capek, sehingga sekarang tidak dalam 1 minggu lagi tapi
dalam 2-3 hari sudah terjadi pergantian shift. Pembagian jadwalnya berpatokan pada Jam Kerja
menurut MENPAN
156 jambulan.”
12 Jadwal Shift Yang Paling Banyak Dijalani Tabel 2.10. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Jadwal Shift yang Paling Banyak Dijalani
Jadwal Shift yang Paling Banyak Dijalani
Frekuensi Persen
Pagi 123
53,0 Siang
75 32,3
53
Malam 23
9,9 Pagi Siang
3 1,3
Pagi Malam 1
0,4 Siang Malam
4 1,7
Pagi, Siang Malam 3
1,3
Total 232
100
Tabel 2.10. menunjukan kebanyakan responden menjalani shift pagi 53,0 dan shift siang 32,3, sedangkan untuk jadwal yang
paling sedikit adalah shift pagi-malam 0,4. Sisanya adalah shift malam, pagi-siang, siang-malam, dan shift pagi-siang-malam.
13 Lama Libur Setelah Shift Malam Tabel 2.11. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Lama Libur Setelah Shift Malam
Lama Libur Setelah Shift Malam Frekuensi
Persen
1 hari 150
64,7 2 hari
80 34,5
3 hari 2
0,9
Total 232
100
Berdasarkan Tabel 2.11. diketahui bahwa lama libur setelah shift malam rata-rata adalah 1 hari 64,7, disusul lama libur 2
hari sebanyak 34,5, dan sisanya 3 hari sebanyak 0,9. Hasil di atas juga didukung oleh pernyataan kepala ruangan
bahwa setelah shift malam diberikan libur 1 hari dan 2 hari. Tetapi ada juga yang setelah shift siang diberikan libur 2 hari. Hasil
wawancara sebagai berikut:
Tn. A “Pengaturan libur yaitu setelah shift malam 2 hari
diberikan kesempatan libur 1 hari.”
54
Ny. S “Biasanya setiap minggu setiap perawat punya jatah
libur 1 hari karena setelah shift malam libur sehari” Ny. R
“
Pengaturan waktu libur, setelah shift malam 2 hari kemudian diberikan libur 2 hari begitu juga setelah
selesai shift siang selama 2 hari kemudian diberikan waktu libur sehari.”
Tn. S ”Habis dinas malam diberikan waktu istirahat di
rumah 1 hari. Semua perawat harus mendapatkan libur yang merata.”
Ny. N “Setelah shift malam diberikan libur 2 hari....”
14 Panjang Shift Tabel 2.12. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Panjang Shift
Waktu kerja per shift Frekuensi
Persen
P: 7 jam; S: 7 jam; M: 10 jam
137 59,1
P: 7 jam; S: 6 jam; M: 11 jam
81 34,9
P: 10 jam; M:14 jam
14 6,0
Total 232
100 Keterangan:P = Pagi; S = Siang; M = Malam
Tabel 2.12. Menunjukan bahwa panjang shift terbanyak adalah panjang shift P: 7 jam; S: 7 jam; M: 10 Jam 59,1, disusul
panjang shift P: 7 jam; S: 6 jam: M: 11 Jam 34,9, sedangkan yang paling sedikit adalah panjang shift P: 10 jam dan M: 14 jam
sebanyak 6,0. Hasil tersebut di atas juga didukung dengan hasil wawancara
terhadap kepala ruangan di setiap RS. Berikut hasil wawancara dengan kepala ruang:
RS Dr.
Asmir Salaiga
Karu I:
“Ruangan utama dan ruang dahlia menggunakan tiga shift yaitu pagi, siang dan
malam, sedangkan untuk ruang operasi dan IGD menggunakan dua shift yaitu pagi dan
malam. Waktu shift di rumah sakit ini yaitu shift pagi dari jam 07.00-14.00, shift siang: 14.00-
21.00, dan shift malam 21.00-
07.00.”
55
Karu II:
”Masing-masing 8 jam, shift pagi 07.00-14.00, shift siang: 14.00-21.00 dan shift
malam 21.00-07.00. Tapi kadang shift malam lebih panjang karena terbentur juga dengan
operan jaga antar perawat.”
Karu III:
”Hanya 2 shift jadi pagi dari jam 07.00- 17.00 dan shift malam dari jam 17.00-0
7.00. ”
Karu IV:
”Ruang OK berbeda dengan ruangan lain kami menjalani 2 shift pagi dan malam.
Pagi dari jam 07.00-17.00 dan malam 17.00- 07.00.
RS Paru dr.
Ario Wirawan
Salatiga
Karu I
: ”Panjang shift sekitar 8 jam per shift. Shift pagi dari jam 07.00-14.00, shift siang dari
jam 14.00-20.00 dan shift malam dari jam 20.00-
07.00.”
Karu II:
”
Shift pagi dari jam 07.00-14.00, shift siang dari jam 14.00-20.00 dan shift malam dari
jam 20.00- 07.00.”
RS Panti Wilasa
Ciratarum Salatiga
Karu I
: “Panjang shift sekitar 8 jam per shift. Shift pagi dari jam 07.00-14.00, shift siang dari
jam 14.00-21.00 dan shift malam dari jam 21.00-
07.00.”
Karu II
: “Shift pagi dari jam 07.00-14.00, shift siang dari jam 14.00-21.00 dan shift malam dari
jam 21.00-07.00. ”
Karu III:
”Panjang shift sekitar 8 jam per shift. Shift pagi dari jam 07.00-14.00, shift siang dari
jam 14.00-21.00 dan shift malam dari jam 21.00-07.00. Shift malam kelebihan 3 jam dan
kelebihan jam itu akan dihitung dalam jatah
lembur.”
15 Perilaku Tidur Responden Sebelum Shift Malam
Sebagian besar
responden sebelum
dinas malam
menyempatkan waktu untuk tidur siang sebanyak 88,4, dan sisanya tidak tidur siang 11,6. Rata-rata responden tidur siang
selama 1 jam sampai 2 jam. Dan dengan tidur siang banyak responden tidak merasa mengatuk sebanyak 62,4, hanya 77
responden 37,6 menjawab mengantuk saat shift malam Lih. Lampiran: Tabel 2.294;Hal.431.
56
16 Perilaku Tidur Responden Saat Shift Malam
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden merasa mengantuk 91,4, dan hanya 20 responden 8,6 yang
tidak mengantuk. Responden mulai merasa mengantuk antara pukul 22.00 sampai pukul 01.00, dan yang paling banyak pada
pukul 24.00 sebanyak 42,5. Sebagian besar responden langsung tidur begitu merasa mengantuk 58, sedangkan yang
tidak langsung tidur sebanyak 42 Lih. Lampiran:Tabel 2.296; Hal. 432.
Lama tidur responden rata-rata adalah 30 menit 47,2, sedangkan sisanya 15 menit 24,5, 1 jam 25,9, dan 1 jam
2,4. Ketika ditanyakan apakah Rumah Sakit memperbolehkan tidur saat bekerja, sebanyak 63,7 menjawab tidak boleh dan
hanya 36,3 yang menjawab boleh tidur saat bekerja. Responden yang tetap terjaga sampai pagi hanya 45,8, sedangkan sisanya
tertidur saat dinas malam. Selain itu ada sebagian besar responden berusaha untuk menghilangkan rasa kantuk 90,6 dan usaha
yang dilakukan kebanyakan adalah mengobrol dengan teman sekerja 36,3, minum kopi 29,7 dan mencari kesibukan
26,9. Dan hampir sebagian besar responden saat mengantuk tidur di kursi 70,9 Lih. Lampiran: Tabel 2.296; Hal. 433-434.
57
17 Perilaku Tidur Setelah Shift Malam
Perilaku tidur setelah shift malam, membahas mengenai jam pulang kerja, aktivitas yang dilakukan setelah pulang kerja, jam
tidur siang setelah shift malam, lama tidur siang dan kualitas tidur siang setelah shift malam.
Responden mulai pulang kerja setelah shift malam dari jam 07.00 sampai jam 08.30 lewat. Tidak hanya itu ada juga responden
yang pulang kerja tergantung ruangan artinya baru bisa pulang apabila pekerjaan ruangan telah selesai Lih. Lampiran: Tabel
2.298; Hal. 436. Responden yang pulang kerja jam 07.30 sebanyak 44,4,
kemudian jam 08.00 sebesar 36,6, dan sisanya pada jam 07.00, 08.30, 08.30 dan tergantung ruangan sebanyak 19.
Dari 232 responden, terdapat 201 responden 86,6 tidak langsung tidur setelah pulang shift malam. Hal ini disebabkan
karena responden harus menyelesaikan tugas dan tanggung jawab keluarga Lih. Lampiran: Tabel 2.298; Hal. 436.
Tugas dan tanggung jawab keluarga yang harus diselesaikan sebagian besar adalah mengurus rumah dan masak 30,2,
membantu keperluan rumah tangga 29,7 dan menjemput anak ke sekolah 19,8. Dan 1 responden 0,4 menjawab tidak bisa
tidur setelah pulang shift malam. Pekerjaan rumah tangga membuat responden harus menunda jam tidur siangnya, sehingga rata-rata
58 responden baru bisa tidur setelah jam 09.00 sampai lebih dari jam
12.00 Lih. Lampiran: Tabel 2.300; Hal. 436. Responden terbanyak tidur siang jam 11.00 26.3, diikuti jam
10.00 22,0 dan jam 12.00 24,6. Sedangkan untuk jam 09.00 hanya 8,2, sisanya di atas pukul 12.00 sebanyak 10,4. Rata-
rata responden tidur siang setelah shift malam 1-2 jam sebanyak 54,3, lalu 3-4 jam 30,6 dan kemudian lebih dari 5 jam
sebanyak 9,5. Sedangkan presentase terkecil terdapat pada responden yang tidur kurang dari 1 jam sebanyak 5,6 Lih.
Lampiran: Tabel 2.301; Hal. 437. Lama tidur siang di atas tidak lantas membuat responden dapat
tidur dengan nyenyak karena dari 232 responden terdapat 132 responden 56,9 yang menjawab tidak bisa tidur siang dengan
nyenyak setelah shift malam dan hanya 43,1 yang dapat tidur dengan nyenyak setelah shift malam. Penyebab responden tidak
bisa tidur dengan nyenyak setelah shift malam karena kelelahan 34,1, suhu lingkungan yang panas 15,9 dan suara bising
15,2. Dan lainnya karena cahaya yang terang, anak rewel, mengurus anak, mengurus keperluan rumah tangga dan pola tidur
yang berubah Lih. Lampiran: Tabel 2.302-2.303; Hal. 437-438.
59
18 Kualitas Tidur a Kualitas Tidur Secara Umum
Bagian ini memaparkan mengenai jumlah tidur per hari, lama tidur, waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur, dan perasaan
yang dirasakan saat bangun tidur di pagi hari. Hasil penelitian yang didapatkan menyebutkan bahwa dari 232
responden, terdapat sebanyak 170 responden 73,3 tidur 1xhari, dan hanya 26,7 yang tidur 2xhari Lih. Lampiran: Tabel 2.308;
Hal. 439. Sedangkan lama tidur responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.13. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Lama Tidur Di Malam Hari
Lama beristirahat Tidur Frekuensi
Persen di malam hari
5 jam 48
20,7 5-6 jam
81 34,9
6-7 jam 72
31,0 7 jam
31 13,4
Total 232
100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki lama tidur 5-6 jam 34,9, diikuti dengan lama
tidur 6-7 jam sebanyak 31. Sedangkan sisanya tidur 5 jam 20,7 dan 7 jam 13,4.
Waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur sangat bervariasi, ada yang 15 menit sudah dapat tertidur tetapi ada pula responden
60 yang membutuhkan 60 menit untuk dapat tertidur. Data secara
lengkap akan dibahas pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.14. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Waktu yang Dibutuhkan untuk Dapat
Tertidur di Malam Hari
Waktu yang Butuhkan Untuk Frekuensi
Persen Dapat Tertidur Di malam hari
60 menit 62
26,7 30-60 menit
81 34,9
15-30 menit 53
22,8 15 menit
36 15,5
Total 232
100
Berdasarkan Tabel 2.14. diketahui bahwa sebagian besar responden baru bisa tertidur pada 30-60 menit 34,9, diikuti 60
menit sebanyak 26,7. Sedangkan lainnya bisa tertidur pada 15- 30 menit dan 15 menit.
Penemuan lainnya adalah dari 232 responden, terdapat sebanyak 53,9 merasa segar saat bangun tidur di pagi hari,
sedangkan sisanya merasa tidak segar saat bangun tidur. Data selengkapnya ditampilkan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.15. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Perasaan Saat Bangun Tidur
Perasaan Setelah Bangun Tidur Di Pagi Hari
Frekuensi Persen
Mengantuk 39
16,8 Lemas
45 19,4
Pusing 20
8,6 Badan tidak enak
1 0,4
Nyeri pada kaki 1
0,4 Mual Morning Sickness
1 0,4
Segar 125
53,9
61
Total 232
100
Hal lainnya yang juga ditemukan adalah dari 232 responden terdapat sebanyak 57,8 merasa lemahlelah saat beraktivitas di
pagi hari. Perasaan lemahlelah ini disebabkan karena tidur malam responden mengalami gangguan, selengkapnnya akan dipaparkan
pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.16. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Perasaan Lemahlelah saat Beraktivitas
Perasaan lemahlelah saat beraktivitas
Frekuensi Persen
Ya 134
57,8 Tidak
98 42,2
Total 232
100 Kedalaman Tidur di Malam Hari
Sebentar-sebentar terbangun 25
18,7 Tidur dan kemudian terbangun
30 22,4
Tidur tetapi tidak nyenyak 45
33,6 Gelisah saat memulai tidur
14 10,4
Sangat nyenyak 20
14,9
Total 134
100
Perasaan lemahlelah yang dirasakan responden saat beraktivitas dikarenakan tidur tetapi tidak nyenyak 33,6, tidur
dan kemudian terbangun 22,4, sebentar-sebentar terbangun 18,7, dan gelisah saat memulai tidur 10,4. Tidak hanya itu
ternyata ada sebanyak 20 responden 14,9 yang tidur malamnya sangat nyenyak tapi tetap merasa lemahlelah saat beraktivitas.
62
b Kualitas Tidur Setelah Shift Malam
Bagian ini akan memaparkan mengenai perasaan yang dirasakan setelah shift malam, kedalaman tidur setelah shift malam,
dan perubahan jam tidur setelah shift malam. Data yang didapatkan menyebutkan bahwa setelah shift malam
responden mengeluhkan merasa mengantuk, lelah, pusing dan sakit kepala. Responden yang menjawab merasa mengantuk
sebanyak 44,4, diikuti dengan perasaan lelah 43,5, dan sisanya menjawab merasa pusing dan sakit kepala sebanyak
12,1. Dan berdasarkan hasil penelitian yang sudah dirangkum ditemukan bahwa sebagian besar responden setelah shift malam
tidak bisa tidur dengan nyenyak yaitu sebanyak 138 responden 59,5 dari jumlah total 232 responden, dan hanya 40,5 yang
bisa tidur dengan nyenyak Lih. Lampiran: Tabel 2.310; Hal. 440. Kualitas tidur responden juga diukur dengan melihat kedalaman
tidur. Dan berdasarkan data yang telah diolah didapatkan bahwa sebagian besar responden dapat tidur dengan nyenyak setelah shift
malam sebanyak 40,1, sedangkan lainnya memiliki masalah saat tidur malam. Masalah-masalah tidur tersebut akan ditampilkan
pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.17. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Kedalaman Tidur Setelah Shift Malam
Kedalaman Tidur Setelah Shift Malam
Frekuensi Persen
Sebentar-sebentar terbangun 42
18,1 Tidur dan kemudian terbangun
26 11,2
63
Tidur tetapi tidak nyenyak 58
25,0 Gelisah saat memulai tidur
13 5,6
Sangat nyenyak 93
40,1
Total 232
100
Hal lainnya juga yang dialami responden setelah shift malam adalah adanya perubahan jam tidur, ini dialami oleh 164 responden
70,7 dari total 232 responden. Perubahan jam tidur yang dimaksud adalah perubahan saat tidur malam dan saat bangun
tidur di pagi hari. Seperti pada jam 19.00 sebelum shift malam berjumlah 3 responden setelah shift malam berkurang menjadi 2
responden, selain itu pada jam 22.00 sebelum shift malam berjumlah 52 responden, setelah shift malam menjadi 44
responden. Hal yang sama juga terjadi saat bangun tidur, sebelum shift malam pada jam 04.00 berjumlah 42 responden, setelah shift
malam menjadi 35 responden, selain itu pada jam 05.00, sebelum shift malam berjumlah 89 responden setelah shift malam menjadi
88 responden Lih. Lampiran: Tabel 2.311; Tabel 440. Perubahan jam tidur-bangun ini tidak lantas membuat responden
menjadi merasa terganggu dengan perubahan tersebut. Dari 232 responden terdapat 160 responden 69 menjawab tidak
terganggu dengan perubahan jam tidur-bangun, dan sisanya 72 responden 31 menjawab merasa terganggu. Dan waktu yang
dibutuhkan untuk mengembalikan jam tidur seperti semula paling banyak menjawab paling 1 hari sebanyak 74,1, sedangkan
64 lainnya menjawab 2 sampai 4 hari sebanyak 20,7, dan sisanya
tidak menyebutkan Lih.Lampiran: Tabel 2.312-2.313; Hal. 441.
19 Gangguan Tidur
Gangguan tidur akan memaparkan mengenai keluhan tidur, perasaan saat beraktivitas, kedalaman tidur, perasaan ketika akan
mulai tidur, usaha yang dilakukan untuk membantu tidur dan perasaan cukuptidak cukup tidur dengan adanya shift kerja.
a Keluhan Tidur
Bagian ini akan memaparkan mengenai jenis keluhan tidur, penyebab dan lama gangguan yang dialami.
Tabel 2.18. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Keluhan Tidur
Keluhan Tidur Frekuensi
Persen
Ada 122
52,6 Tidak ada
110 47,4
Total 232
100 Jenis Keluhan Tidur
Sulit mendapatkan tidur 42
34,4 sering terbangun di malam hari atau dini
hari 56
45,9 sering bermimpi buruk
12 9,8
sulit mempertahankan tidur 9
7,4 sulit bernapas ketika tidur
3 2,5
Total 122
100 Penyebab
Suara bising 15
12,3 Cahaya yang terang
3 2,5
Suhu Lingkungan yang panas 20
16,4 Kelelahan
50 41,0
Stres 15
12,3
65
Nyeri otot 10
8,2 Penyakit-penyakit kronis jantung
paru-paru 2
1,6 Anak menangis rewel
7 5,7
Total 122
100 Lama Gangguan yang Dialami
1 minggu 8
6,6 1 minggu
51 41,8
2 minggu 16
13,1 3 minggu
11 9,0
4 minggu 16
13,1 4 minggu
4 3,3
1 tahun 3
2,5 2 tahun
1 0,8
10 tahun 1
0,8 Sudah lama sekali
5 4,1
Sejak Melahirkan 6
4,9
Total 122
100
Berdasarkan Tabel 2.18. diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki keluhan tidur 52,6, sedangkan sisanya tidak
ada keluhan tidur sebanyak 47,4. Jenis keluhan tidur yang terbanyak dialami responden adalah sering terbangun di malamdini
hari sebanyak 45,9, diikuti dengan sulit tidur sebanyak 34,4, sedangkan
sisanya adalah sering
bermimpi buruk,
sulit mempertahankan tidur dan sulit bernapas ketika tidur sebanyak
19,7. Penyebab dari gangguan tidur sebagian besar menjawab
karena kelelahan 41, sedangkan yang paling sedikit disebabkan karena penyakit-penyakit kronis mis: jantung dan paru-paru
66 sebanyak 1,6. Gangguan tidur ini terbanyak sudah dialami
selama 1 minggu sebanyak 41,8.
b Perasaan Ketika Beraktivitas Tabel 2.19. Distribusi Frekusensi Responden
Berdasarkan Perasaan Ketika Beraktivitas
Perasaan Saat Beraktivitas Frekuensi
Persen Di Pagi Hari
Mudah Letih 92
39,7 Mudah marah
17 7,3
Ansietascemas 8
3,4 Depresi
Sulit berkonsentrasi 21
9,1 Nyeri pada otot
40 17,2
Mengantuk 1
0,4 Malas
1 0,4
Mudah letih, mual, dan muntah 1
0,4 Tidak ada masalah
51 22,0
Total 232
100
Tabel 2.19. diketahui bahwa sebagian besar responden merasa mudah letih 39,7 dan nyeri otot 17,2 saat beraktivitas.
Sedangkan sebanyak 22 responden menjawab tidak ada masalah saat beraktivitas.
c Kedalaman Tidur Tabel 2.20. Distribusi Frekusensi Responden
Berdasarkan Kedalaman Tidur
Kedalaman Tidur Frekuensi
Persen
Sebentar-sebentar terbangun 35
15,1 Tidur dan kemudian terbangun
41 17,7
67
Tidur tapi tidak nyenyak 74
31,9 Sangat nyenyak
82 35,3
Total 232
100
Tabel 2.20. menunjukan bahwa responden paling banyak tidur dengan sangat nyenyak 35,3, presentase ini tidak jauh berbeda
dengan responden yang tidur tetapi tidak nyenyak 31,9. Sedangkan lainnya tidur sebentar-sebentar terbangun dan tidur
kemudian terbangun sebanyak 32,8.
d Perasaan Ketika akan Mulai Tidur Tabel 2.21. Distribusi Frekusensi Responden
Berdasarkan Perasaan Ketika akan Mulai Tidur
Perasaan Ketika Akan Mulai Tidur Frekuensi
Persen
Kaki terasa pegal dan kaku 56
24,1 Badan terasa tidak nyaman
62 26,7
Rasa Pusing 19
8,2 Pegal-pegal otot
63 27,2
Sulit mengawali tidur 1
0,4 Gelisah
1 0,4
Mengantuk dan lemas 2
0,9 Tidak ada masalah
28 12,1
Total 232
100
Berdasarkan Tabel 2.21. diketahui bahwa ketika akan mulai tidur sebagian besar responden merasa kaki terasa pegal dan kaku
24,1, badan terasa tidak nyaman 26,7 dan pegal-pegal otot 27,2.
68
e Usaha yang Dilakukan untuk Membantu Tidur
Rata-rata responden untuk mendapatkan tidur menggunakan bantuan usaha sebanyak 80,6, sedangkan sisanya tanpa usaha
apapun 19,4, Lih. Lampiran: Tabel 2.317; Hal. 442-443. Bentuk usaha tersebut dipaparkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.22. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Bentuk Usaha Untuk Membantu Tidur
Bentuk Usaha Untuk Membantu Tidur
Frekuensi Persen
Membaca buku 27
11,6 Nonton TV
103 44,4
Minum susu 17
7,3 Makan
24 10,3
Dengar Musik 11
4,7 Pijat badan dan beri minyak hangat
3 1,3
Minum obat tidur 2
0,9 Tidak Menyebutkan Langsung Tidur
45 19,4
Total 232
100
Berdasarkan tabel 2.22. diketahui bahwa usaha yang paling banyak digunakan responden untuk dapat tidur adalah nonton TV
44,4, sedangkan yang paling sedikit adalah minum obat tidur 0,9.
f Kualitas Tidur dengan Adanya Shift Kerja Tabel 2.23. Distribusi Frekusensi Responden
Berdasarkan Kualitas Tidur dengan Adanya Shift Kerja
Merasa Cukup Tidur Dengan Adanya Shift Kerja
Frekuensi Persen
Ya 64
27,6 Tidak
168 72,4
69
Total 232
100 Shift Kerja Mengurangi Jam Tidur
Ya 78
45,9 Tidak
90 54,1
Total 168
100 Berapa Jam Tidur Dengan Adanya Shift Kerja
5 jam 55
32,7 5-6 jam
72 42,9
7-8 jam 38
22,6 8 jam
3 1,8
Total 168
100
Tabel 2.23. diketahui bahwa sebagian besar responden tidak merasa cukup tidur dengan adanya shift kerja 72,4, dan
sebanyak 90 responden 54,1 menjawab bahwa shift kerja tidak mengurangi jam tidur, sedangkan 45,9 menjawab shift kerja
mengurangi jam tidur. Dengan adanya shift kerja, kebanyakan responden tidur 5 jam 32,7 dan 5-6 jam 42,9. Sedangkan
yang paling sedikit tidur 8 jam 1,8, dan sisanya tidur 7-8 jam 22,6.
20 Gangguan Kesehatan
Bagian ini akan membahas mengenai keluhan kesehatan, pemeriksaan
kesehatan Medical
Check Up,
gangguan pencernaan, dan kelelahan.
70
a Keluhan Kesehatan
Keluhan kesehatan akan dipaparkan mengenai jenis keluhan kesehatan, penyebab dan lama gangguan kesehatan yang dialami.
Selengkapnya akan dipaparkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.24. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan keluhan Kesehatan
Keluhan Kesehatan Frekuensi
Persen
Ada 161
69,4 Tidak ada
71 30,6
Total 232
100 Jenis Keluhan Kesehatan
Sakit kepala 20
12,4 Pusing
26 16,1
Stres 10
6,2 Tekanan darah tinggi
Tekanan darah rendah 5
3,1 Nyeri otot
15 9,3
Kelelahan 60
37,3 Penurunan konsentrasi
20 12,4
Mual muntah 1
0,6 Pilek, Batuk, demam
3 1,9
Telapak kaki terasa panas 1
0,6
Total 161
100 Penyebab
Kurang istirahat 70
43,5 Tidur tidak teratur
27 16,8
Makan tidak teratur 16
9,9 Frustasi
3 1,9
Rutinitas pekerjaan yang padat 25
15,5 Masalah Rumah Tangga
8 5,0
Masalah Keuangan yang minim 9
5,6 Kurang Olah raga
1 0,6
Hamil muda 1
0,6 Silinder pada mata
1 0,6
Total 161
100
71
Lama Gangguan yang Dialami
1 bulan 84
52,2 1-2 bulan
32 19,9
3-4 bulan 14
8,7 5 bulan
31 19,3
Total 161
100
Berdasarkan tabel 2.24. diketahui bahwa dari 232 responden, sebanyak 69,4 mengeluh ada keluhan kesehatan, sedangkan
sisanya tidak mengeluh ada keluhan. Keluhan kesehatan yang paling banyak dialami oleh 161 responden adalah kelelahan
37,3, kemudian diikuti dengan sakit kepala 12,4, pusing 16,1, dan penurunan konsentrasi 12,4. Sedangkan keluhan
yang paling sedikit dialami adalah mualmuntah dan telapak kaki terasa panas sebanyak 1,2.
Penyebab dari keluhan kesehatan yang dialami sebagian besar karena kurang istirahat 43,5, dengan lama keluhan kesehatan
sebagian besar 1 bulan sebanyak 52,2.
b Pemeriksaan Kesehatan Medical Check Up
Bagian ini akan memaparkan pemeriksaan kesehatan, hasil pemeriksaan dan penyebab dari gangguan yang dialami.
Selengkapnya akan ditampilkan pada tabel dibawah ini:
72
Tabel 2.25. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan
Melakukan Medical Check Up Frekuensi Persen
Ya 101
43,5 Tidak
131 56,5
Total 232
100 Jenis Pemeriksaan yang Dilakukan
Pemeriksaan Jantung 10
9,9 Tes Gula Darah
14 13,9
Tes Kolesterol 12
11,9 Pemeriksaan paru-paru
9 8,9
Tekanan darah 44
43,6 Tes reproduksi Pap Smear
5 5,0
Pemeriksaan kehamilan 2
1,0 Pemeriksaan Laboratorium
Lengkap 2
2,0 Pemeriksaan Asam Urat
1 1,0
Pemeriksaan Spirometri 2
2,0
Total 101
100 Hasil Pemeriksaan
Semua Normal 53
52,5 Ada Gangguan
47 46,5
Hasil Belum Keluar 1
1,0
Total 101
100 Jenis Gangguan Kesehatan
Jantung 4
8,3 Kadar Gula Darah Tinggi
6 12,5
Kadar Kolesterol Tinggi 9
18,8 Tekanan Darah Tinggi
8 16,7
Tekanan Darah Rendah 18
37,5 Paru-paru
Asam Urat 1
2,1 Tidak Menyebutkan Spesifik
Gangguan 1
2,1 Hasil Belum Keluar
1 2,1
Total 48
100 Penyebab Gangguan
Keturunan 3
6,3 Tidur tidak teratur
21 43,8
73
Pola hidup yang tidak baik 13
27,1 Stres
4 8,3
Keturunan dan Tidur tidak teratur 1
2,1 Pola hidup yang tidak baik dan Stres
2 4,2
Keturunan dan Stres 1
2,1 Tidur tidak teratur dan pola hidup
yang tidak baik 1
2,1 Tidur tidak teratur, pola hidup tidak
baik dan stres 1
2,1 Hasil Belum Keluar
1 2,1
Total 48
100
Tabel 2.25. menunjukan presentase terbanyak responden tidak melakukan pemeriksaan kesehatan Medical check up 56,5,
dan hanya 43,5 responden yang melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Jenis pemeriksaan yang paling banyak diperiksa oleh ke-48 responden adalah tekanan darah 43,6, sedangkan yang paling
sedikit diperiksa adalah pemeriksaan asam urat 1,0. Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa dari 101 responden yang
melakukan pemeriksaan, terdapat sebanyak 52,5 hasilnya normal, dan sebanyak 46,5 ada gangguan. Sedangkan 1
responden hasilnya belum keluar. Jenis gangguan kesehatan yang paling banyak dialami oleh
responden adalah tekanan darah rendah 37,5, sedangkan gangguan kesehatan yang paling sedikit adalah asam urat 2,1,
sedangkan lainnya jantung, kadar gula darah tinggi, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi. Presentase tertinggi penyebab dari
74 gangguan kesehatan adalah tidur tidak teratur 43,8, dan pola
hidup yang tidak baik 27,1.
c Gangguan Pencernaan
Bagian ini akan menjelaskan mengenai jenis gangguan pencernaan, penyebab dan lama gangguan pencernaan yang
dialami, yaitu:
Tabel 2.26. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Gangguan Pencernaan
Masalah Pencernaan Frekuensi Persen
Ada 75
32,3 Tidak ada
157 67,7
Total 232
100 Jenis Gangguan Pencernaan
Gastritis 50
66,7 Konstipasisembelit
8 10,7
Hemoroid 10
13,3 Kanker Usus
Anoreksia 1
1,3 Thypoid
1 1,3
Morning Sickness 1
1,3 Gastritis dan Konstipasi
1 1,3
Gastritis dan Hemoroid 3
4,0
Total 75
100 Penyebab
Pola makan tidak teratur 47
62,7 Stres
8 10,7
Terlalu banyak duduk 10
13,3 Gangguan hormon
Pola tidur tidak teratur 1
1,3 Hamil
1 1,3
Pola makan tidak teratur dan stres 6
8,0 Pola makan tidak teratur, stres,
gangguan hormon 1
1,3
75
Pola makan tidak teratur, stres, terlalu banyak duduk, kelelahan
1 1,3
Total 75
100 Kapan Masalah Pencernaan Dialami
Sejak kecil 6
8,0 Sejak kuliah
22 29,3
Saat bekerja 36
48,0 Sejak 1 tahun ini
7 9,3
Saat SMA 2
2,7 4 bulan
1 1,3
2 bulan 1
1,3
Total 75
100
Tabel 2.26. diketahui bahwa sebagian besar responden tidak mengalami gangguan pencernaan 67,7, sedangkan sisanya
mengalami gangguan pencernaan 32,3. Dan gangguan pencernaan yang paling banyak dialami adalah gastritis 66,7,
dengan penyebab terbanyak karena makan tidak teratur 62,7. Gangguan pencernaan ini mulai muncul terbanyak saat bekerja
48,0 dan saat kuliah 29,3.
d Kelelahan
Bagian ini menjelaskan mengenai kelehan yang dialami saat bekerja di Rumah Sakit dan penyebab dan lama keluhan.
Selengkapnya pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.27. Distribusi Frekusensi Responden Berdasarkan Perasaan Kelelahan
Mengalami Kelelahan Berkepanjangan
Frekuensi Persen
Ya 119
51,3
76
Tidak 113
48,7
Total 232
100 Penyebab
Kurang Istirahat 55
46,2 Rutinitas yang padat
56 47,1
Infeksi virus 1
0,8 Stres
7 5,9
Total 119
100 Lama Kelelahan yang Dialami
1 tahun 71
59,7 1-2 tahun
21 17,6
3-4 tahun 13
10,9 5 tahun
14 11,8
Total 119
100
Tabel 2.27. menunjukan bahwa sebagian besar responden mengalami kelelahan sebanyak 51,3. Penyebab dari kelelahan
ini sebagian besar karena kurang istirahat 46,2 dan rutinitas pekerjaan yang padat 47,1. Kelelahan ini mulai dirasakan
responden terbanyak adalah kurang dari 1 tahun 59,7.
c. Karakteristik Perawat Pensiun 1 Usia