menerus. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara terus menerus.
Inflasi disebabkan oleh tidak singkronnya antara program pengadaan komoditi produksi, penentuan harga, pencetakan uang, dan sebagainya
dengan tingkat pendapatan masyarakat sehingga memicu naiknya harga- harga komoditi secara umum. Menurut Molan 2002 inflasi adalah kenaikan
dalam harga barang dan jasa, yang lazimnya terjadi jika pembelanjaan bertambah dibanding pertambahan penawaran ataupun persediaan barang
dan jasa di pasar. Dengan kata lain, terlalu banyak uang yang beredar yang digunakan untuk membeli barang-barang dan jasa yang jumlahnya terlalu
sedikit atau terbatas. Boediono 2009 mendefinisikan inflasi sebagai kecenderungan dari
harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila
kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain.
5. BI Rate
Suku Bunga BI BI rate merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia dan diumumkan kepada publik. Tingkat BI rate berfluktuatif tergantung dari perekonomian negara dan tingkat bunga ini memilki
pengaruh terhadap tingkat bunga komersial. Jika suku bunga komersial
menunjukkan tren yang menurun maka harga obligasi bergerak meningkat. Hal ini dikarenakan investor cenderung lebih memilih investasi obligasi,
sebaliknya bila suku bunga komersial cenderung meningkat maka harga obligasi akan menurun karena investor lebih tertarik menyimpan dananya di
bank Bapepam, 2003. Investasi dalam deposito akan menghasilkan bunga bebas risiko
tanpa memikirkan pengelolaannya. Sementara investasi dalam obligasi mempunyai risiko seperti kegagalan penerimaan kupon atau gagal pelunasan
dan kerugian kehilangan kesempatan untuk investasi di tempat lain opportunity cost. Oleh karena itu, yield obligasi yang diperoleh investor
harus lebih tinggi daripada tingkat deposito atau SBI Samsul, 2006.
6. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain; total aktiva,
size, nilai pasar saham, dan lainnya. Ferry dan Jones dalam Sujianto, 2001, ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang
ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau
besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya dibagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar large
firm, perusahaan menengah medium size, dan perusahaan kecil small
firm. Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total aset perusahaan Suwito, 2005.
Penelitian Miswanto 1999 tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap risiko bisnis menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki
pengaruh yang positif terhadap risiko bisnis. Dengan kata lain penelitian ini membuktikan bahwa size perusahaan berpengaruh terhadap risiko investasi
yang berarti pula berpengaruh terhadap return investasi. Ukuran perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva,
penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari
perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam
tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga
mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil.
Umumnya perusahaan besar memiliki aktiva yang besar pula. Secara teoritis perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian yang lebih tinggi
daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian terkait prospek perusahaan tersebut. Gambaran tersebut dapat membantu
investor memprediksi risiko yang mungkin terjadi jika dirinya menanamkan investasi pada perusahaan itu.
7. Utang Perusahaan