Oleh karena itu, ketika tingkat inflasi mengalami kenaikan, hal itu akan diikuti dengan kenaikan tingkat yield obligasi. Penelitian ini
menguatkan penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim 2008 yang menyimpulkan inflasi berpengaruh positif terhadap YTM.
2. Pengaruh BI Rate terhadap Yield to Maturity
Hasil penelitian ini menemukan bahwa BI Rate tidak berpengaruh terhadap YTM dengan kata lain secara statistik hipotesis kedua ditolak.
Dimana dari nilai signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari tingkat signifikansi yang disyaratkan yaitu 0,058 0.05 dan memiliki arah koefisien
regresi yang positif pada 0,626. Tidak adanya pengaruh antara BI Rate dengan YTM disebabkan
tingkat BI Rate pada periode pengamatan cenderung rendah atau dapat ditekan. Perusahaan akan membandingkan antara hasil yang diharapkan dari
investasi dan biaya dari penggunaan modal tersebut. Biaya itulah yang sering disebut sebagai tingkat bunga. Suparmoko 1990 menjelaskan jika tingkat
suku bunga yang menjadi acuan lebih besar dibandingkan keuntungan yang diharapkan maka keputusan yang diambil adalah perusahaan mengurangi
pengeluaran investasi. Namun, jika tingkat BI Rate rendah maka perusahaan mengeluarkan investasi dengan harapan memperoleh keuntungan yang
besar. Banyaknya penawaran investasi obligasi yang terjadi menyebabkan harga obligasi mengalami penurunan.
Akan tetapi, Samani 2009 mengatakan bahwa tipe investor di Indonesia cenderung berorientasi pada yield. Tipe investor seperti ini akan
membeli obligasi pada saat harga obligasi turun lalu menyimpannya hingga jatuh tempo. Jika harga obligasi naik, yield yang diperoleh akan tetap tinggi.
Kemudian meskipun harga obligasi turun karena tingkat BI Rate naik, akan terhindar dari kerugian sebab investor tidak melakukan cut loss. Oleh karena
itu, adanya fluktuasi tingkat BI Rate tidak akan mempengaruhi YTM karena sebagian besar investor Indonesia berorientasi pada yield. Hasil ini
menguatkan penelitian Firmanto 2014 yang menyebutkan variabel BI Rate tidak berpengaruh terhadap YTM.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Yield to Maturity
Hasil penelitian ini menemukan bahwa secara statistik Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap YTM. Dapat dilihat dari nilai
signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari tingkat signifikansi yang disyaratkan yaitu 0,099 0.05. Akan tetapi memiliki arah koefisien regresi
yang negatif pada 0,001. Variabel Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap YTM
disebabkan adanya penurunan YTM ketika Ukuran Perusahaan mengalami kenaikan pada 2 tahun awal periode penelitian. Hal itu terjadi pada data
variabel Ukuran Perusahaan yang mengalami kenaikan signifikan sebesar 13,05 sedangkan YTM mengalami penurunan sebesar 0,16 pada periode
2011-2012. Namun antara tahun 2012 hingga 2013 terjadi kenaikan Ukuran